Willem Rombouts

Revisi sejak 6 Januari 2025 06.12 oleh Faldi00 (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '{{Infobox Christian leader |type = bishop |honorific-prefix = |name = Willem Rombouts |honorific-suffix = O.F.M. |title = |image = |imagesize = |alt = |caption = |church = Katolik Roma |archdiocese = |province = |metropolis= |diocese = |see = |elected =|appointed = |term=|term_start =|quashed =|term_end = |predecessor = |other_post = <!---------- Orders ----------> |ordination = 1943 |consecration = |ca...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

P.W Rombouts (23 Agustus 1918 - 10 November 1995), sering ditulis Wilhem Roumbouts atau Willem Rombout, adalah seorang pastor Katolik yang menjadi misionaris di daerah Papua. Ia menjadi misionaris katolik pertama yang memasuki daerah pedalaman Semenanjung Doberai.

Willem Rombouts

GerejaKatolik Roma
Imamat
Tahbisan imam
1943
Informasi pribadi
Nama lahirWillem Rombouts
Lahir(1918-08-23)23 Agustus 1918
Rijn, Belanda
Meninggal10 November 1995(1995-11-10) (umur 77)
Warmond, Belanda
DenominasiKatolik Roma

Kehidupan awal dan pendidikan

Rombouts lahir di Rijn pada tanggal 23 Agustus 1918 dan dibesarkan oleh keluarga Katolik yang taat. Dia menempuh bangku pendidikan dasar hingga menengah atas di Belanda. Setelah itu, ia menjadi biarawan di sebuah biara Fransiskan di Belanda dan menyatakan kaul di dalam persaudaraan Fransiskan Belanda pada tahun 1937. Selanjutnya, ia mempelajari filsafat dan teologi di Belanda. Ia ditabiskan menjadi imam pada tahun 1943 dan menjadi pastor di Belanda.[1]

Misionaris di Papua

Fransiskan Belanda menugaskan Rombouts untuk menjadi misionaris Katolik di Papua. Sebelum berangkat ke Papua, ia mempelajari budaya, bahasa, medis, dan sebagainya. Ia tiba di Pulau Papua pada tahun 1947 dan tinggal di Hollandia.[1] Pada tahun 1948, ia diperintahkan untuk membuka misi misionaris di tengah Semenanjung Doberai yang sebelumnya belum dimasukki oleh para misionaris dan pemerintah kolonial memiliki otoritas yang minim di sana.[2]

Menyebarkan agama Katolik di tengah Semenanjung Doberai

Mengingat wilayah pedalaman Semenanjung Doberai belum sepenuhnya dikuasai, pemerintah kolonial Belanda melarang aktivitas misionaris di sana. Maka dari itu, Rombouts menyembunyikan identitasnya sebagai pastor ketika ingin menyebarkan agama Katolik di bagian selatan Danau Ayamaru. Setibanya di sana, ia mendapatkan penolakan karena desa-desa di selatan danau sudah menganut agama Kristen Protestan dan identitas dia sebagai pastor terbongkar oleh misi Protestan.[3]

Seusai penolakan, Rombouts menuju ke Sorong dan meminta pemerintah untuk memberikan izin mendirikan misi katolik di bagian utara Danau Ayamaru. Pemerintah memberikan izin kepada Rombouts untuk menyebarkan agama Katolik di bagian utara Danau Ayamaru, walaupun wilayah tersebut belum sepenuhnya dikuasai oleh Belanda.[4]

Bersama dengan seorang pamong praja bernama Willem Yappen, seorang topografer Nederlands Nieuw-Guinea Petroleum Maatschappij (NNGPM), dan 20 porter, Rombouts pergi dari Sorong ke Sausapor dengan menaiki kapal milik NNPGM. Setibanya di Sausapor, Rombouts beserta rombongan berjalan kaki menyusuri hutan selama dua minggu dan akhirnya tiba di Tabamsere pada tanggal 19 Maret 1949.[4][5] Penduduk setempat menyambut kedatangan Rombouts dan misi katoliknya karena misi Protestan tidak memperdulikan Tabamsere. Walaupun penduduk desa sangat senang dengan kedatangan misi katolik, sang Kepala Desa Tabamsere yang bernama Hauch Titit tidak memberikan izin untuk mendirikan misi katolik di desa.[6]

Rombouts kemudian pergi ke Werur untuk bertemu dengan seorang guru sekolah katolik yang bernama Willem Nuhuyanan. Ia meminta kepada Nuhuyanan untuk membujuk sang kepala desa agar ia bisa mendirikan sekolah katolik di Tabamsere. Berkat Nuhuyanan, sang kepala desa memperbolehkan misi katolik untuk mendirikan sekolah.[6] Dengan pendirian sekolah katolik, kepala desa beserta dengan rakyatnya masuk ke agama Katolik.[7]

Rombouts tidak hanya menyebarkan agama Katolik di Tabamsere saja, tetapi juga di beberapa desa di kawasan Aifat Utara dan juga Aifat Barat.[8] Ketika melakukan aktivitas dakwah katolik di wilayah pedalaman kepala burung, Rombouts membangun sekolah dan memberikan baju kepada penduduk setempat.[9] Seusai mendirikan sekolah, ia memberikan nama katolik kepada siswa-siswi pada hari pertama sekolah dan meminta mereka untuk meninggalkan nama asli.[10]

Pada tahun 1950, Rombouts jatuh sakit dan ia dilarang untuk melakukan aktivitas misi katoliknya di wilayah pedalaman Semenanjung Doberai. Maka dari itu, peran dan tugasnya Rombouts di wilayah pedalaman Semenanjung Doberai digantikan oleh Radbout Jorna pada bulan Mei 1951.[1]

Aktivitas misi Katolik Rombouts tidak hanya di wilayah Tabamsere dan Aifat, tetapi juga wilayah lainnya di pulau Papua seperti Waghete, Deiyai, Paniai, dan Eupoto. Ia memutuskan untuk kembali ke Belanda pada tahun 1995 dan menetap di biara Fransiskan di Warmond. Dia meninggal dunia di Warmond pada tanggal 10 November 1995.[1]

Penghargaan

Pada tahun 2011, Willem Rombouts dijadikan sebagai nama distrik di Kabupaten Tambrauw yaitu Distrik Wilhem Roumbouts. Distrik ini sebelumnya menjadi bagian dari Distrik Miyah.[11]

Referensi

  1. ^ a b c d Namsa, Berto. "Pastor Willem Rombout, OFM: Pioner Misi di Pedalaman Tanah Papua". odiyaiwuu.com. Odiyaiwuu. Diakses tanggal 5 Januari 2025. 
  2. ^ Thoonen 2005, hlm. 50-51.
  3. ^ Thoonen 2005, hlm. 51.
  4. ^ a b Thoonen 2005, hlm. 52.
  5. ^ Thoonen 2005, hlm. 49.
  6. ^ a b Thoonen 2005, hlm. 53.
  7. ^ Thoonen 2005, hlm. 54.
  8. ^ Thoonen 2005, hlm. 55.
  9. ^ Thoonen 2005, hlm. 59.
  10. ^ Thoonen 2005, hlm. 66.
  11. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2015 Tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan" (PDF). Kementerian Dalam Negeri. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-11-19. 

Bibliografi

  • Thoonen, A.A.M (2005). The door to heaven: Female initiation, Christianity and identity in West Papua (Tesis). Universitas Radboud Nijmegen.