Tanja Dezentjé
Tanja Dezentjé (Tatiana Eleonora Catharina Charlotte Dezentj, lahir 8 Juli, 1918)[1] adalah seorang wanita Belanda yang berjuang untuk Revolusi Nasional Indonesia melawan Belanda. Ibunya Eleonara Kinzler berasal dari Belarus dan ayahnya Henri Charles Dezentjé putra pemilik perkebunan gula kaya di Hindia Belanda.[2] Setelah Kemerdekaan Indonesia ia menjadi diplomat untuk Republik Indonesia. Dia ditampilkan dalam pameran "Revolusi" di Rijksmuseum Belanda.[3][4]
Masa muda
Tanja lahir pada 18 Juli 1916 di Den Haag. Ayahnya, Henri Charles Dezentjé, seorang pewaris keluarga kaya pemilik perkebunan gula di Hindia Belanda, meninggal karena kanker saat Tanja masih anak-anak. Ibunya, Eleonora Kinzler, seorang emigran Rusia Putih, membawa Tanja pindah ke Argentina untuk tinggal bersama saudara laki-lakinya, John Kinzler. Setelah kematian John, Tanja pindah ke Belgia untuk tinggal bersama neneknya sebelum kembali ke Den Haag. Kehidupan yang berpindah-pindah ini membuat Tanja fasih berbicara dalam berbagai bahasa, termasuk Rusia, Melayu, Prancis, dan Belanda.[2]
Pada 1942, Tanja sudah menikah tiga kali. Pernikahan pertamanya terjadi ketika ia berusia 16 tahun dengan seorang pangeran dari Jawa, yang menghasilkan seorang anak laki-laki (nama tidak diketahui). Pernikahan keduanya dengan seorang pria Indo-Cina menghasilkan seorang anak perempuan bernama May Ling. Pernikahan terakhirnya dengan seorang Indo-Eropa bernama William MacGillavry menghasilkan seorang anak perempuan bernama Alexandra.[2]
Saat perang
Biro intelijen Belanda NEFIS menggambarkannya sebagai mata-mata dan pengkhianat yang mendukung Jepang. Pasukan Pendudukan Jepang bagaimanapun menangkap dia dan suaminya sebagai mata-mata dan membunuh suaminya. Dia mengambil kewarganegaraan Indonesia (warga-negara) tak lama setelah perang.
Setelah perang dan kemerdekaan
Ketika Sukarno mendeklarasikan kemerdekaan pada tahun 1945, Dezentjé bekerja untuk stasiun radio Suara Indonesia Merdeka di Yogyakarta, yang dia kerjakan dalam bahasa Belanda dan Prancis. Karena dia juga berbicara bahasa Rusia, Italia, Spanyol dan Inggris, dia segera setelah ini juga dikirim sebagai diplomat untuk memohon kemerdekaan Indonesia. Dia adalah bagian dari delegasi Indonesia untuk Konferensi Hubungan Asia pada tahun 1947. Dia menjalani kehidupan yang aktif tetapi tidak bahagia bepergian dan berpidato membela peran perempuan di republik. Pada tahun 1948 ia menikah dengan diplomat India Mohammed Abdul, tetapi pernikahan itu hanya berlangsung beberapa tahun. Ketika Tanya Dezentjé kembali ke republik, banyak hal telah berubah dan beberapa temannya masih berkuasa. Dia memang mendapat dukungan dari teman lamanya Hatta, Roem en Rubiono. Dia meninggal pada usia 66 pada tahun 1982.[2]
Referensi
- ^ "Tatiana Eleonora Catharina Charlotte Dezentjé (1918-) » Stamboom Diehl » Genealogy Online". Genealogy Online. Diakses tanggal 3 May 2022.
- ^ a b c d Michielsen, Dido. "Tanya Dezentjé, een onverschrokken Indische". Financieel Dagblad. Financieel Dagblad. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-03. Diakses tanggal 3 May 2022.
- ^ "Tanja Dezentjé". Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 May 2022. Diakses tanggal 3 May 2022.
- ^ Siegal, Nina (10 February 2022). "Looking Back on a Colonial Struggle, a Museum Stirs New Disputes". New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-20. Diakses tanggal 3 May 2022.