Gempa bumi

getaran permukaan bumi disebabkan pelepasan energi secara tiba-tiba di kerak

Gempa bumi adalah getaran yang terjadi permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.

Pusat-pusat gempa di seluruh dunia, 1963–1998


Anatomi gempa bumi

Gempa bumi terjadi setiap hari di bumi, namun kebanyakan kecil dan tidak menyebabkan kerusakan apa-apa. Gempa bumi kecil juga dapat mengiringi gempa bumi besar, dan dapat terjadi sesudah, sebelum, atau selepas gempa bumi besar tersebut.

Intensitas

Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan Pengukur Richter. Gempa bumi dibagi ke dalam skala dari satu hingga sembilan berdasarkan ukurannya (skala Richter). Gempa bumi juga dapat diukur dengan menggunakan ukuran Skala Mercalli.

Tipe gempa bumi

Gempa bumi tektonik

Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik.

Gempa bumi gunung berapi

Gempa bumi gunung berapi terjadi berdekatan dengan gunung berapi dan mempunyai bentuk keretakan memanjang yang sama dengan gempa bumi tektonik. Gempa bumi gunung berapi disebabkan oleh pergerakan magma ke atas dalam gunung berapi, di mana geseran pada batu-batuan menghasilkan gempa bumi.

Ketika magma bergerak ke permukaan gunung berapi, ia bergerak dan memecahkan batu-batuan serta mengakibatkan getaran berkepanjangan yang dapat bertahan dari beberapa jam hingga beberapa hari.

Gempa bumi gunung berapi terjadi di kawasan yang berdekatan dengan gunung berapi, seperti Pergunungan Cascade di barat Laut Pasifik, Jepang, Dataran Tinggi Islandia, and titik merah gunung berapi seperti Hawaii.

Penyebab terjadinya gempa bumi

Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan terjadi.

Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.

Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi

Sejarah gempa bumi besar pada abad ke-20 dan 21

 
Kerosakan daripada gempa bumi San Francisco pada tahun 1906
 
Bahagian freeway yang runtuh selepas gempa bumi Loma Prieta pada tahun 1989
  • 8 Oktober 2005 - Gempa bumi besar berkekuatan 7,6 skala Richter di Asia Selatan, berpusat di Kashmir, Pakistan; lebih dari 1.500 orang tewas.
  • 26 Desember 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,1 menguncang aceh dan sumatera utara
  • 26 Desember 2003 - Gempa bumi kuat di Bam, barat daya Iran berukuran 6.5 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 41,000 orang terbunuh.
  • 21 Mei, 2002 - Di utara Afghanistan, berukuran 5.8 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 1,000 orang mati.
  • 26 Januari, 2001 - India, berukuran 7.9 pada skala Richter dan menyebabkan menewaskan 2,500 ada juga yang mengatakan jumlah korban mencapai 13,000 orang.
  • 21 September, 1999 - Taiwan, berukuran 7.6 pada skala Richter, menyebabkan 2,400 kematian.
  • 17 Agustus, 1999 - barat Turki, berukuran 7.4 pada skala Richter dan merengut 17,000 nyawa.
  • 25 Januari, 1999 - Barat Colombia, pada magnitudo 6 dan meragut 1,171 nyawa.
  • 30 Mei, 1998 - Di utara Afghanistan dan Tajikistan dengan ukuran 6.9 pada skala Richter menyebabkan skitar 5,000 orang terbunuh.
  • 17 Januari, 1995 - Di Kobe, Jepang dengan ukuran 7.2 skala Richter dan merengut 6,000 nyawa.
  • 30 September, 1993 - Di Latur, India dengan ukuran 6.0 pada skala Richter dan menewaskan 1,000 orang.
  • 21 Juni, 1990 - Di barat laut Iran, berukuran 7.3 pada skala Richter, merengut 50,000 nyawa.
  • 7 Desember, 1988 - Barat laut Armenia, berukuran 6.9 pada skala Richter dan menyebabkan 25,000 kematian.
  • 19 September, 1985 - Di Mexico Tengah dan berukuran 8.1 pada Skala Richter, meragut lebih dari 9,500 nyawa.
  • 16 September, 1978 - Di timur laut Iran, berukuran 7.7 pada skala Richter dan menyebabkan 25,000 kematian.
  • 28 Juli, 1976 - Tangshan, China. Berukuran 7.8 pada skala Richter dan menyebabkan 240,000 orang terbunuh.
  • 4 Februari, 1976 - Di Guatemala, berukuran 7.5 pada skala Richter dan menyebabkan 22,778 terbunuh.
  • 29 Februari 1960 - Di barat daya pesisiran pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran 5.7 skala Richter, menyebabkan kira-kira 12,000 kematian dan memusnahkan keseluruhan kota Agadir.
  • 26 Desember, 1939 - Wilayah Erzincan, Turki pada ukuran 7.9, dan menyebabkan 33,000 orang kematian.
  • 24 Januari, 1939 - Di Chillan, Chile dengan ukuran 8.3 pada skala Richter, 28,000 kematian.
  • 31 Mei, 1935 - Di Quetta, India pada ukuran 7.5 skala Richter dan meragut 50,000 nyawa.
  • 1 September, 1923 - Di Yokohama, Jepang pada ukuran 8.3 skala Richter dan meragut sekurang-kurangnya 140,000 nyawa.

Persiapan menghadapi gempa bumi

  • Persiapan untuk Keadaan Darurat
  1. Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi. Tempat berlindung yang aman adalah tempat yang yang dapat melindungi anda dari benda-benda yang jatuh atau mebel yang ambruk, misalnya di kolong meja
  2. Menyediakan air minum untuk keperluan darurat. Bekas botol air mineral dapat digunakan untuk menyimpan air minum. Kebutuhan air minum biasanya 2 sampai 3 liter sehari untuk satu orang
  3. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang sangat dibutuhkan di tempat pengungsian. Barang-barang yang sangat diperlukan dalam keadaan darurat misalnya:
    1. Lampu senter berikut baterai cadangannya
    2. Air minum
    3. Kotak P3K berisi obat penghilang rasa sakit, plester, pembalut dan sebagainya
    4. Makanan yang tahan lama seperti biskuit
    5. Sejumlah uang tunai
    6. Buku tabungan
    7. Korek api
    8. Lilin
    9. Helm
    10. Pakaian dalam
    11. Barang-barang berharga yang harus dibawa di saat keadaan darurat
  4. Mengencangkan mebel yang mudah rubuh (seperti lemari pakaian) dengan langit-langit atau dinding dengan menggunakan logam berbentuk siku atau sekrup agar tidak mudah rubuh di saat terjadi gempa bumi
  5. Mencegah kaca jendela atau kaca lemari pakaian agar tidak pecah berantakan di saat gempa bumi dengan memilih kaca yang kalau pecah tidak berserakan dan melukai orang (Safety Glass) atau dengan menempelkan kaca film
  6. Mencari tahu lokasi tempat evakuasi dan rumah sakit yang terdekat. Jika pemerintah setempat tidak mempunyai tempat evakuasi, pastikan anda tidak pergi ke tempat yang lebih rendah atau tempat yang dekat dengan pinggir laut/sungai untuk menghindari Tsunami
  • Ketika Terjadi Gempa Bumi
  1. Matikan api kompor jika anda sedang memasak. Matikan juga alat-alat elektronik yang dapat menyebabkan timbulnya api. Jika terjadi kebakaran di dapur, segera padamkan api dengan menggunakan alat pemadam api. Jika tidak mempunyai pemadam api gunakan pasir atau karung basah
  2. Membuka pintu dan mencari jalan keluar dari rumah atau gedung
  3. Cari informasi mengenai gempa bumi yang terjadi lewat televisi atau radio
  4. Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada tempat Anda berada, segeralah mengungsi ke tempat pengungsian terdekat
  5. Tetap tenang dan tidak terburu-buru keluar dari rumah atau gedung. Tunggu sampai gempa mereda, dan sesudah agak tenang, ambil tas ransel berisi barang-barang keperluan darurat dan keluar dari rumah/gedung menuju ke tanah kosong sambil melindungi kepala dengan helm atau barang-barang yang dapat digunakan untuk melindungi kepala
  6. Jika anda harus berjalan di tengah jalan raya, berhati-hatilah terhadap papan reklame yang jatuh, tiang listrik yang tiba-tiba rubuh, kabel listrik, pecahan kaca, dan benda-benda yang berjatuhan dari atas gedung
  7. Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat evakuasi. Jika bisa ajaklah tetangga dekat Anda untuk pergi bersama-sama
  8. Jika gempa bumi terjadi pada saat Anda sedang menyetir kendaraan, jangan sekali-kali mengerem dengan mendadak atau menggunakan rem darurat. Kurangilah kecepatan secara bertahap dan hentikan kendaraan Anda di bahu jalan. Jangan berhenti di dekat pompa bensin, di bawah kabel tegangan tinggi, atau di bawah jembatan penyeberangan.

Lihat juga

Pranala luar