Persalinan di air

Revisi sejak 21 Desember 2009 15.07 oleh Chubz (bicara | kontrib)

Persalinan di air atau dalam bahasa Inggris waterbirth adalah proses persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di dalam air hangat.[1]

Berkas:Waterbirth.jpg
Baru lahir dengan tali pusar masih menempel setelah melahirkan di dalam air

Sejarah

Persalinan di air merupakan perkembangan yang relatif baru yang diperkenalkan di Eropa, Perancis pada tahun 1803. Pada 1970-an, beberapa bidan dan dokter di Rusia dan Prancis menjadi tertarik dengan cara-cara membantu bayi melakukan transisi dari dalam kehidupan di dalam rahim dengan kehidupan di luar sehalus mungkin.

Keprihatinan mereka bahwa perawatan bersalin modern, dengan banyak intervensi, membuat bayi menjadi traumatis. Beberapa dokter, termasuk dokter kandungan Perancis Frederic Leboyer (1983), berpikir bayi dapat terkena dampak seumur hidup karena cara mereka lahir ke dunia.[2]

Manfaat

Bagi ibu

  1. Ibu akan merasa lebih relaks karena semua otot yang berkaitan dengan proses persalinan menjadi elastis.
  2. Metode ini juga akan mempermudah proses mengejan. Sehingga rasa nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan.
  3. Di dalam air proses pembukaan jalan lahir akan berjalan lebih cepat.

Bagi bayi

  1. Menurunkan risiko cedera kepala bayi.
  2. Meskipun belum dilakukan penelitian mendalam, namun pakar kesehatan meyakini bahwa lahir dengan metode ini memungkinkan IQ bayi menjadi lebih tinggi dibandingkan bayi yang lahir dengan metode lain.
  3. Peredaran darah bayi akan lebih baik, sehingga tubuh bayi akan cepat memerah setelah dilahirkan.

Resiko

  1. Kemungkinan air kolam tertelan oleh bayi sangat besar. Kondisi ini menyebabkan proses membutuhkan bantuan dokter kebidanan dan kandungan, juga spesialis anak yang akan melakukan pengecekan langsung saat bayi lahir. Sehingga jika ada gangguan bisa langsung terdeteksi dan diatasi.
  2. Hipotermia atau suhu tubuh terlalu rendah akan dialami ibu jika proses melahirkan berlangsung lebih lama dari perperkiraan.
  3. Bayi berisiko mengalami temperature shock jika suhu air tidak sama dengan suhu si ibu saat melahirkan yaitu 37 derajat celcius.[3]

Metode

Ada dua metode persalinan di air

  1. Persalinan di air murni. Ibu masuk ke kolam persalinan setelah mengalami pembukaan 6 (enam) sampai proses melahirkan terjadi.
  2. Persalinan di air emulsion. Ibu hanya berada di dalam kolam hingga masa kontraksi akhir. Proses melahirkan tetap dilakukan di tempat tidur.

Referensi

  1. ^ Majalah Parenting Indonesia. Edisi: November 2007. Halaman 96
  2. ^ The History of Waterbirth
  3. ^ Waterbirth. Ketahui Manfaat dan Resikonya