Kota Batu

kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia
Artikel ini mengenai Kota Batu. Lihat pula Batu (disambiguasi).



Kota Batu adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 15 km sebelah barat Kota Malang, berada di jalur Malang-Kediri dan Malang-Jombang. Kota Batu berbatasan langsung dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan di sebelah utara serta dengan Kabupaten Malang di sebelah timur, selatan, dan barat. Wilayah kota ini berada di ketinggian 680-1.200 meter dari permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 15-19 derajat Celsius.

Kota Batu
Daerah tingkat II
Lambang Kota Batu
Motto: 
Hakaryo Guno Mamayu Bawono
Peta
Peta
Kota Batu di Jawa
Kota Batu
Kota Batu
Peta
Kota Batu di Indonesia
Kota Batu
Kota Batu
Kota Batu (Indonesia)
Koordinat: 7°52′02″S 112°31′26″E / 7.8672°S 112.5239°E / -7.8672; 112.5239
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
Tanggal berdiri21 Juni 2001
Dasar hukumUU No. 11/2001
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 3
  • Kelurahan: 24
Pemerintahan
 • [[ Bupati String Module Error: String subset index out of range|Bupati]]Eddy Rumpoko
Luas
 • Total202,30 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 • Total177,000 (2.003)
 • Kepadatan873/km2 (2,260/sq mi)
Demografi
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3579 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0341
Kode Kemendagri35.79 Edit nilai pada Wikidata
Situs webwww.batukota.go.id

Sejarah

Sejak abad ke-10, wilayah Batu dan sekitarnya telah dikenal sebagai tempat peristirahatan bagi kalangan keluarga kerajaan, karena wilayah adalah daerah pegunungan dengan kesejukan udara yang nyaman, juga didukung oleh keindahan pemandangan alam sebagai ciri khas daerah pegunungan.

Pada waktu pemerintahan Raja Sindok , seorang petinggi Kerajaan bernama Mpu Supo diperintah Raja Sendok untuk membangun tempat peristirahatan keluarga kerajaan di pegunungan yang didekatnya terdapat mata air. Dengan upaya yang keras, akhirnya Mpu Supo menemukan suatu kawasan yang sekarang lebih dikenal sebagai kawasan Wisata Songgoriti.

Atas persetujuan Raja, Mpu Supo yang konon kabarnya juga sakti mandraguna itu mulai membangun kawasan Songgoriti sebagai tempat peristirahatan keluarga kerajaan serta dibangunnya sebuah candi yang diberi nama Candi Supo.

Ditempat peristirahatan tersebut terdapat sumber mata air yang mengalir dingin dan sejuk seperti semua mata air di wilayah pegunungan. Mata air dingin tersebut sering digunakan mencuci keris-keris yang bertuah sebagai benda pusaka dari kerajaan Sendok. Oleh karena sumber mata air yang sering digunakan untuk mencuci benda-benda kerajaan yang bertuah dan mempunyai kekuatan supranatural (Magic) yang maha dasyat, akhirnya sumber mata air yang semula terasa dingin dan sejuk akhirnya berubah menjadi sumber air panas. Dan sumberair panas itupun sampai saat ini menjadi sumber abadi di kawasan Wisata Songgoriti.

Wilayah Kota Batu yang terletak di dataran tinggi di kaki Gunung Panderman dengan ketinggian 700 sampai 1100 meter di atas permukaan laut, berdasarkan kisah-kisah orang tua maupun dokumen yang ada maupun yang dilacak keberadaannya, sampai saat ini belum diketahui kepastiannya tentang kapan nama "B A T U" mulai disebut untuk menamai kawasan peristirahatan tersebut.

Dari beberapa pemuka masyarakat setempat memang pernah mengisahkan bahwa sebutan Batu berasal dari nama seorang ulama pengikut Pangeran Diponegoro yang bernama Abu Ghonaim atau disebut sebagai Kyai Gubug Angin yang selanjutnya masyarakat setempat akrab menyebutnya dengan panggilan Mbah Wastu. Dari kebiasaan kultur Jawa yang sering memperpendek dan mempersingkat mengenai sebutan nama seseorang yang dirasa terlalu panjang, juga agar lebih singkat penyebutannya serta lebih cepat bila memanggil seseorang, akhirnya lambat laun sebutan Mbah Wastu dipanggil Mbah Tu menjadi Mbatu atau batu sebagai sebutan yang digunakan untuk Kota Dingin di Jawa Timur.

Sedikit menengok ke belakang tentang sejarah keberadaan Abu Ghonaim sebagai cikal bakal serta orang yang dikenal sebagai pemuka masyarakat yang memulai babat alas dan dipakai sebagai inspirasi dari sebutan wilayah Batu, sebenarnya Abu Ghonaim sendiri adalah berasal dari JawaTengah. Abu Ghonaim sebagai pengikut Pangeran Diponegoro yang setia, dengan sengaja meninggalkan daerah asalnya Jawa Tengah dan hijrah dikaki Gunung Panderman untuk menghindari pengejaran dan penangkapan dari serdadu Belanda (Kompeni)

Abu Ghonaim atau Mbah Wastu yang memulai kehidupan barunya bersama dengan masyarakat yang ada sebelumnya serta ikut berbagi rasa, pengetahuan dan ajaran yang diperolehnya semasa menjadi pengikut Pangeran Diponegoro. Akhirnya banyak penduduk dan sekitarnya dan masyarakat yang lain berdatangan dan menetap untuk berguru, menuntut ilmu serta belajar agama kepada Mbah Wastu.

Bermula mereka hidup dalam kelompok (komunitas) di daerah Bumiaji, Sisir dan Temas akhirnya lambat laun komunitasnya semakin besar dan banyak serta menjadi suatu masyarakat yang ramai.

Sebagai layaknya Wilayah Pegunungan yang wilayahnya subur, Batu dan sekitarnya juga memiliki Panorama Alam yang indah dan berudara sejuk, tentunya hal ini akan menarik minat masyarakat lain untuk mengunjungi dan menikmati Batu sebagai kawasan pegunungan yang mempunyai daya tarik tersendiri. Untuk itulah di awal abad 19 Batu berkembang menjadi daerah tujuan wisata, khususnya orang-orang Belanda, sehingga orang-orang Belanda itupun membangun tempat-tempat Peristirahatan (Villa) bahkan bermukim di Batu.

Situs dan bangunan-bangunan peninggalan Belanda atau semasa Pemerintahan Hindia Belanda itupun masih berbekas bahkan menjadi aset dan kunjungan Wisata hingga saat ini. Begitu kagumnya Bangsa Belanda atas keindahan dan keelokan Batu, sehingga bangsa Belanda mensejajarkan wilayah Batu dengan sebuah negara di Eropa yaitu Switzerland dan memberikan predikat sebagai De Klein Switzerland atau Swiss kecil di Pulau Jawa.

Peninggalan arsitektur dengan nuansa dan corak Eropa pada penjajahan Belanda dalam bentuk sebuah bangunan yang ada saat ini serta panorama alam yang indah di kawasan Batu sempat membuat Bapak Proklamator sebagai The Father Foundation of Indonesia yaitu Bung Karno dan Bung Hatta setelah Perang Kemerdekaan untuk mengunjungi dan beristirahat dikawasan Selecta Batu.

Penulis : Muchammad Farhan Fauzi

Pembagian administratif

Kota Batu terdiri atas 3 kecamatan yang dibagi lagi menjadi 20 desa dan 4 kelurahan. Kecamatan di Kota Batu adalah Batu, Bumiaji, dan Junrejo.

Pariwisata

Kota Batu pernah dijuluki sebagai Swiss Kecil di Pulau Jawa serta kawasan wisata pegunungan yang sejuk. Di obyek wisata Songgoriti terdapat Candi Songgoroto dan patung Ganesha peninggalan Kerajaan Singosari serta tempat peristirahatan yang dibangun sejak zaman Belanda.

Wisata gua

Wisata gua terdapat di Cangar dan Tlekung

Air terjun

  • Coban Rondo
  • Coban Rais
  • Coban Talun

Pemandian

  • Songgoriti (pemandian air dingin dan panas)
  • Selecta (pemandian air dingin)
  • Cangar (pemandian air panas / belerang)

Agrowisata

  • Kusuma Agrowisata (perkebunan [[apel] dan penginapan]) di lereng Gunung Panderman

Perkemahan(hiking, camping)


Ada pula objek wisata terbaru di Kota Batu berupa wisata udara paralayang. Setiap hari Minggu, di alun-alun Batu diselenggarakan Pasar Wisata Minggu yang menjual makanan khas Batu serta berbagai macam kerajinan tangan. Jatim Park merupakan salah satu tempat wisata paling populer di Jawa Timur, selain itu akan dibentuk tempat wisata baru. yaitu Museum Satwa dan kini menjadi salah satu ciri khas Kota Batu dan Malang. Di kota ini banyak terdapat villa serta sejumlah hotel berbintang lima.

Batu juga dikenal sebagai kawasan agropolitan, sehingga mendapat julukan Kota Agropolitan. Seperti halnya kawasan Malang Raya dan sekitarnya, Batu banyak menghasilkan apel, sayur mayur, dan bawang putih. Batu juga dikenal sebagai kota seniman. Ada banyak sanggar lukis dan galeri seni di kota ini. Yang terbaru Batu Night Spectaculer, merupakan taman hiburan remaja dengan beberapa wahana mirip di Dunia Fantasi Ancol Jakarta.

Kuliner Khas

  • Sate Kelinci
  • Jagung Bakar (wisata payung)
  • Berbagai produk apel, termasuk: sari apel, jenang dan dodol apel, cuka apel
  • Berbagai keripik: keripik singkong, kentang, dan aneka buah lainnya
  • Berbagai sari buah: Sari buah apel, dan lainnya
  • Soto ayam (terdapat beberapa kedai soto terkenal yang mejual soto ayam yang rasanya digemari masyarakat)
  • Ketan (jajanan pasar, terdiri dari ketan, bubuk kelapa dan gula manis)
  • Bakso (dikenal sebagai Bakso Batu)
  • Lalap ikan wader

Walikota

Pranala luar