Transjakarta

layanan bus raya terpadu di Indonesia
Revisi sejak 19 Februari 2010 01.47 oleh Ivan Akira (bicara | kontrib) (Pengembangan Jalur: make the subtitle proper case)

Transjakarta atau umum disebut Busway adalah sebuah sistem transportasi bus cepat atau Bus Rapid Transit di Jakarta, Indonesia. Sistem ini dimodelkan berdasarkan sistem TransMilenio yang sukses di Bogota, Kolombia. Perencanaan Busway telah dimulai sejak tahun 1997 oleh konsultan dari Inggris. Pada waktu itu direncanakan bus berjalan berlawanan dengan arus lalu-lintas (contra flow) supaya jalur tidak diserobot kendaraan lain, namun dibatalkan dengan pertimbangan keselamatan lalu-lintas. Meskipun Busway di Jakarta meniru negara lain (Kolombia, Jepang, Australia), namun Jakarta memiliki jalur yang terpanjang dan terbanyak. Sehingga kalau dulu orang selalu melihat ke Bogota, sekarang Jakarta sebagai contoh yang perlu dipelajari masalah dan cara penanggulangannya.

Sejarah

Koridor 1 (2004)

 
Jalur Transjakarta (kanan) merupakan jalur khusus yang tidak boleh dilewati kendaraan lainnya.

Bus Transjakarta (Tije) memulai operasinya pada 15 Januari 2004 dengan tujuan memberikan jasa angkutan yang lebih cepat, nyaman, namun terjangkau bagi warga Jakarta. Untuk mencapai hal tersebut, bus Tije diberikan lajur khusus di jalan-jalan yang menjadi bagian dari rutenya dan lajur tersebut tidak boleh dilewati kendaraan lainnya (termasuk bus umum selain Transjakarta). Agar terjangkau oleh masyarakat, maka harga tiket disubsidi oleh pemerintah daerah.

Pada saat awal beroperasi, Tranjakarta mengalami banyak masalah, salah satunya adalah ketika atap salah satu busnya menghantam terowongan rel kereta api. Selain itu, banyak dari bus-bus tersebut yang mengalami kerusakan, baik pintu, tombol pemberitahuan lokasi halte, hingga lampu yang lepas.

Selama dua minggu pertama, dari 15 Januari 2004 hingga 30 Januari 2004, bus Tije memberikan pelayanan secara gratis. Kesempatan itu digunakan untuk sosialisasi, di mana warga Jakarta untuk pertama kalinya mengenal sistem transportasi yang baru. Lalu, mulai 1 Februari 2004, bus Tije mulai beroperasi secara komersil.

 
Beberapa bus Transjakarta di Jalan Sudirman.

Sejak Hari Kartini pada 21 April 2005, Transjakarta memiliki supir perempuan sebagai wujud emansipasi wanita. Pengelola menargetkan bahwa nanti jumlah pengemudi wanita mencapai 30% dari keseluruhan jumlah pengemudi. Sampai dengan bulan Mei 2006, sudah ada lebih dari 50 orang pengemudi wanita.

Koridor 2 dan 3 (2006)

Tepat 2 tahun setelah pertama kali dioperasikan, pada 15 Januari 2006 Transjakarta meluncurkan jalur koridor 2 (Pulo Gadung - Harmoni) dan 3 (Kalideres - Pasar Baru). Mulai hari minggu, tanggal 10 Februari 2008, beberapa bus Transjakarta koridor 3 mulai melalui rutenya yang baru, yaitu dari arah Kalideres setelah halte Jelambar tetap lurus melewati Jalan Kyai Tapa menuju Halte Harmoni Central Busway tidak berbelok melalui Tomang. Penggunaan jalur ini masih belum resmi karena sebagian besar bus koridor 3 masih melaui jalur Tomang, dan 2 halte busway sepanjang Jalan Kyai Tapa belum beroperasi. Sejak tanggal 10 September 2008, 2 halte tersebut (Grogol dan Sumber Waras) mulai dioperasikan secara resmi.

Koridor 4, 5, 6, dan 7 (2007)

Pada tahun 2006, dimulai pembangunan 4 koridor baru Busway, yaitu:

  • Pulo Gadung - Dukuh Atas (Koridor 4)
  • Kampung Melayu - Ancol (Koridor 5)
  • Ragunan - Latuharhari (Koridor 6)
  • Kampung Rambutan - Kampung Melayu (Koridor 7)

Sama seperti pada pembangunan koridor-koridor sebelumnya, proyek pembangunan 4 koridor ini juga mengundang reaksi negatif beberapa pihak terutama karena kemacetan parah yang disebabkannya.

Koridor 4-7 ini diresmikan penggunaannya pada Sabtu, 27 Januari 2007, oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso di shelter Taman Impian Jaya Ancol. Setelah peresmiannya, keempat koridor ini baru efektif beroperasi pada tanggal 28 Januari 2007. Tidak seperti pada waktu peresmian koridor 1, tidak ada tiket gratis untuk masyarakat untuk sosialisasi di koridor-koridor ini.

Koridor 8, 9, dan 10 (2008)

Berkas:Tije future.gif
Rencana jalur Transjakarta

Pembangunan koridor 8-10 dimulai pada bulan Agustus 2007.[1] Ketiga koridor ini awalnya direncanakan untuk dapat beroperasi bulan Maret 2008, namun mengalami beberapa penundaan.

Rencana operasional koridor 8 awalnya ditunda hingga 14 Februari 2009[2], namun akhirnya mengalami penundaan lagi. Koridor ini pertama kali diujicoba secara terbatas pada tanggal 9 Februari 2009,[3] dan memasuki tahap operasional pada hari Sabtu, 21 Februari 2009.[4] Dari 45 bus yang dibutuhkan untuk melayani koridor 8, hingga tanggal 6 Februari 2009 baru tersedia 20 bus, yang memaksa BLUTJ untuk memangkas rute operasional dari Lebak Bulus - Harmoni menjadi Lebak Bulus - Daan Mogot (Halte Jelambar, walau sebagian sumber menginformasikan Halte Indosiar).[2]

Pada hari pertama operasionalnya, koridor 8 direncanakan beroperasi pada periode 13.00-22.00 WIB[4]

Setelah mengalami beberapa penundaan, pada hari Senin, 7 Desember 2009, Kepala Dinas Perhubungan DKI M. Tauchid menginformasikan bahwa pengoperasian koridor 9 dan 10 kembali mengalami penundaan. Target operasional yang awalnya ditetapkan pada Juni-Oktober 2010 diundur menjadi November 2010.[5] Penundaan kali ini disebabkan karena penentuan tarif per kilometer bus yang baru disepakati oleh Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) dan belum ditunjuknya operator yang mengelola koridor ini. Penentuan operator direncakan menggunakan sistem lelang yang akan dilakukan pada bulan Februari atau Maret 2010. Koridor ini direncakan akan dilayani oleh total 139 armada dengan perincian:

  • 65 bus single dan 15 bus gandeng di Koridor 9.
  • 45 bus single dan 10 bus gandeng di Koridor 10.

Koridor 8, 9 dan 10 ini melayani rute:

  • Lebak Bulus - Harmoni (Koridor 8), dengan panjang 26 km.

Rute melalui Jalan Ciputat Raya, Jalan TB Simatupang, Jalan Metro Pondok Indah,Jalan Sultan Iskandar Muda, Jalan Teuku Nyak Arif, Jalan Letjen Supeno, Jalan Panjang, Jalan Daan Mogot, Raya Tomang, Gajah Mada/Hayam Wuruk.

  • Pinang Ranti - Pluit (Koridor 9), dengan panjang 29,9 km.

Rute melalui Jalan Pondok Gede Raya, Raya Bogor, Mayjen Sutoyo, MT Haryono, Gatot Subroto, S Parman, Latumeten, Jembatan Dua, Jembatan Tiga, Pluit.

  • Cililitan - Tanjung Priok (Koridor 10), dengan panjang 19 km.

Rute melalui Jalan Mayjen Sutoyo, DI Panjaitan, Jend Ahmad Yani, Yos Sudarso, Enggano.

Bus

 
Armada bus Mercedes-Benz yang digunakan di koridor 1.
 
Armada bus Daewoo yang digunakan di koridor 2.
 
Armada bus Daewoo yang digunakan di koridor 2 dan 3. Model yang sama juga dioperasikan di koridor 4, 6 dan 7.
 
Armada bus Daewoo yang digunakan di koridor 3.

Bus yang digunakan sebagai bus Transjakarta adalah

  • Koridor 1 : bus Mercedes-Benz dan Hino berwarna merah dan kuning
  • Koridor 2 : bus Daewoo berwarna biru - putih, dan warna abu-abu
  • Koridor 3 : bus Daewoo berwarna kuning - merah, dan warna abu-abu
  • Koridor 4 : bus Daewoo dan Hyundai (JTM), bus Hino (PP) berwarna abu-abu
  • Koridor 5 : bus gandeng HuangHai (JMT), bus gandeng Komodo (LRN) berwarna abu-abu
  • Koridor 6 : bus Daewoo dan Hyundai (JTM), bus Hino (PP) berwarna abu-abu
  • Koridor 7 : bus Daewoo dan Hyundai (JMT), bus Hino (LRN) berwarna abu-abu
  • Koridor 8 : bus Hino (LRN) bus Hino (PP) berwarna abu-abu

Semua armada Transjakarta tersebut disertai dengan gambar elang bondol terbang sambil mencengkram beberapa buah salak di bagian eksterior. Bahan bakar yang digunakan di koridor 1 adalah bio solar. Untuk Koridor 2 - 8 berbahan bakar gas.

Bus-bus ini dibangun dengan menggunakan bahan-bahan pilihan. Untuk interior langit-langit bus, menggunakan bahan yang tahan api sehingga jika terjadi percikan api tidak akan menjalar. Untuk kerangkanya, menggunakan Galvanil, suatu jenis logam campuran seng dan besi yang kokoh dan tahan karat.

Bus Transjakarta memiliki pintu yang terletak lebih tinggi dibanding bus lain sehingga hanya dapat dinaiki dari halte khusus busway (juga dikenal dengan sebutan shelter). Pintu tersebut terletak di bagian tengah kanan dan kiri. Untuk bus gandeng memiliki tiga pasang pintu yaitu bagian depan, tengah, belakang kanan dan kiri. Sedangkan bus single di koridor 4 - 8 memiliki dua pasang pintu, yaitu bagian depan dan belakang kanan dan kiri

Pintu bus menggunakan sistem lipat otomatis yang dapat dikendalikan dari konsol yang ada di panel pengemudi. Untuk bus koridor 2 - 8, mekanisme pembukaan pintu telah diubah menjadi sistem geser untuk lebih mengakomodasi padatnya penumpang pada jam-jam tertentu, di dekat kursi-kursi penumpang yang bagian belakangnya merupakan jalur pergeseran pintu, dipasang pengaman yang terbuat dari gelas akrilik untuk menghindari terbenturnya bagian tubuh penumpang oleh pintu yang bergeser.

Setiap bus dilengkapi dengan papan pengumuman elektronik dan pengeras suara yang memberitahukan halte yang akan segera dilalui kepada para penumpang dalam 2 bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Setiap bus juga dilengkapi dengan sarana komunikasi radio panggil yang memungkinkan pengemudi untuk memberikan dan mendapatkan informasi terkini mengenai kemacetan, kecelakaan, barang penumpang yang tertinggal, dan lain-lain.

Untuk keselamatan penumpang disediakan 8 buah palu pemecah kaca yang terpasang di beberapa bingkai jendela dan 3 buah pintu darurat (koridor 1 - 3), 1 pintu darurat (koridor 4 - 8) yang bisa dibuka secara manual untuk keperluan evakuasi cepat dalam keadaan darurat, serta dua tabung pemadam api di depan dan di belakang.

Untuk menjaga agar udara tetap segar, terutama pada jam-jam sibuk, mulai bulan Januari 2005 secara bertahap di setiap bus telah di pasang alat pengharum ruangan otomatis, yang secara berkala akan melakukan penyemprotan parfum.

Halte

 
Halte Harmoni yang sedang diperluas dilihat dari arah Utara.
 
Halte Gambir II.

Halte-halte Transjakarta berbeda dari halte-halte bus biasa. Selain letaknya yang berada di tengah jalan, bahkan di halte di depan gedung pertokoan Sarinah dan Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa, diberi fasilitas lift.

Berkas:Halte Busway Pasarbaru.JPG
Halte Busway di Pasarbaru

Kontruksi halte didominasi oleh bahan alumunium, baja, dan kaca. Ventilasi udara diberikan dengan menyediakan kisi-kisi alumunium pada sisi halte. Lantai halte dibuat dari pelat baja. Pintu halte menggunakan sistem geser otomatis yang akan lansung terbuka pada saat bus telah merapat di halte. Jembatan penyebrangan yang menjadi penghubung halte dibuat landai (dengan perkecualian beberapa halte, seperti halte Bunderan HI) agar lebih ramah terhadap orang cacat. Lantai jembatan menggunakan bahan yang sama dengan lantai halte (dengan pengecualian pada beberapa jembatan penyeberangan seperti halte Jelambar dan Bendungan Hilir yang masih menggunakan konstruksi beton)

Waktu beroperasi halte-halte ini adalah 05:00–22:00. Apabila setelah pukul 22:00 masih ada penumpang di dalam halte yang belum terangkut karena kendala teknis operasional, maka jadwal operasi akan diperpanjang secukupnya untuk mengakomodasi kepentingan para penumpang yang sudah terlanjur membeli tiket tersebut.

Untuk dapat memasuki halte, setelah membeli tiket (Single Trip), calon penumpang harus memasukkan tiket ke mesin pemeriksa tiket (atau biasa disebut barrier), setelah itu secara otomatis pintu palang tiga di barrier dapat berputar dan dilewati calon penumpang.

Mulai 1 November 2004, pada koridor 1 telah disediakan sistem tiket prabayar (Multi Trip). Seorang pengguna dapat membeli sebuah tiket khusus dengan nilai saldo awal tertentu (@Rp. 3.500, pembelian awal dan selanjutnya minimal 10 unit nominal perjalanan) di halte Blok M. Alih-alih dimasukkan ke dalam lubang yang tersedia pada barrier, tiket tersebut ditempelkan ke sensor pada bagian atas dari mesin, mesin kemudian akan mengurangi jumlah saldo, menampilkan saldo yang tersisa, kemudian memperbolehkan pengguna untuk masuk ke dalam halte. Pengisian ulang saldo dapat dilakukan di seluruh halte yang terdapat di koridor 1.

Keuntungan dari penggunaan tiket ini ialah pengguna tidak perlu mengantri di loket setiap kali ingin menggunakan Transjakarta, sementara kekurangannya ialah tiket jenis ini tak mengenal sistem harga ekonomis pagi hari seperti tiket Single Trip.

Di beberapa halte tersedia buletin harian gratis 'Trans Kota' yang diperuntukkan bagi para penumpang. Isinya ialah berita umum, berita olahraga, berita hiburan, berita kriminalitas, artikel kesehatan, beragam tip dan trik, informasi barang konsumtif terkini, berita seputar operasional Transjakarta, dan lain-lain.

Untuk menjaring penumpang di berbagai tempat, disediakan beberapa bus feeder atau pengumpan. Bus ini menghubungkan berbagai daerah dengan salah satu halte Transjakarta seperti di dekat Ratu Plaza (halte Bundaran Senayan) walaupun tetap menggunakan halte bus biasa. Beberapa contoh bus feeder ini antara lain adalah bus yang melayani daerah Bintaro dan BSD.

Di Jalan Gajah Mada/Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, dibangun sebuah halte khusus dengan ukuran jauh lebih besar dari halte-halte yang lain. Halte tersebut diberi nama Harmoni Central Busway. Halte yang dibangun di atas Kali Ciliwung adalah titik transfer antarkoridor 1, 2, 3 dan 8. Halte berdaya tampung 500 orang ini memiliki 6 pintu.

Meskipun banyak pohon yang terpaksa ditebang dalam pembangunan jalur Transjakarta, sebuah pohon beringin tua di halte ini tidak ditebang saat pembangunan karena dianggap memiliki nilai sejarah yang tinggi. Namun pada bulan Oktober 2006, pohon ini dirusak oleh sekelompok orang dari Pemuda Persatuan Islam dengan alasan ingin membuktikan bahwa pohon tersebut tidak angker dan keramat seperti yang dipercayai oleh sebagian orang.[6]

Halte CAM

Dimulai sejak tanggal 28 Mei 2009, pengguna internet dapat memantau kondisi pada beberapa halte di koridor I melalui aplikasi webcam yang dapat dikunjungi di http://transjakartabusway.com/haltecam. Kamera-kamera yang digunakan sebenarnya telah terpasang sejak lama, namun baru dibuka untuk kalangan umum secara online.[7] Pada awal pengoperasiannya, halte yang dapat dipantau yaitu:[8]

  • Halte Harmoni Central Busway
  • Halte Bank Indonesia
  • Halte Sarinah
  • Halte Tosari
  • Halte Dukuh Atas 1
  • Halte Setiabudi
  • Halte Karet
  • Halte Bendungan Hilir
  • Halte Polda Metro Jaya
  • Halte Gelora Bung Karno

Penumpang

Berdasarkan situs resmi Transjakarta[9], dari 1 Februari 2004 hingga akhir Maret 2005, Transjakarta dilaporkan telah mengangkut sebanyak 20.508.898 penumpang.

Ada program pendidikan khusus bagi anak-anak sekolah yang dinamakan "Transjakarta ke sekolah" (Bahasa Inggris: "Transjakarta goes to school") dan penyediaan bus khusus bagi rombongan untuk anak sekolah (TK, SD, SDLB). Mereka mendapatkan bus khusus yang tidak bergabung dengan penumpang umum. Targetnya, para siswa ini diajari untuk tertib, belajar antre, dan menyukai angkutan umum.

Tarif

Tarif tiket Transjakarta adalah Rp. 3.500 (Desember 2006) per perjalanan. Penumpang yang pindah jalur dan/atau transit antar koridor tidak perlu membayar tarif tambahan asalkan tidak keluar dari halte. Bagi penumpang yang membeli tiket pukul 5-7 pagi, mereka dapat memperoleh tiket dengan harga yang lebih ekonomis yaitu Rp. 2.000. Mulai 2006, kartu chip JakCard, dilancarkan oleh PT Bank DKI, boleh digunakan untuk membayar tarif.

Awal tahun 2007 direncanakan akan terjadi kenaikan tarif pada saat dioperasikannya koridor-koridor baru (4-7). DPRD Jakarta mengusulkan kenaikan dari Rp. 3.500 menjadi Rp. 5.000, sementara Organda mengusulkan menjadi Rp. 7.000. Kenaikan tarif ini akan diberlakukan dengan alasan antara lain:

  • Jangkauan rute akan menjadi semakin luas
  • Tarif saat ini hanya meliputi aspek biaya perawatan dan operasional saja
  • Seiring dengan bertambahnya jumlah penumpang, jumlah subsidi yang dibutuhkan menjadi semakin besar
  • Tarif saat ini dinilai mematikan angkutan umum yang ada (yang sampai saat ini masih dibutuhkan untuk menyokong operasional Transjakarta)
  • Penumpang yang melakukan transit antar koridor jauh lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya oleh penyelenggara sehingga menjadi beban (finansial)

Rencana kenaikan tarif ini mengundang mengundang reaksi negatif dari beberapa pihak yang merasa haknya untuk mendapatkan angkutan yang murah dan nyaman dikurangi, pelayanan yang diberikan belum memuaskan, menambah beratnya biaya hidup keseluruhan, serta ada juga yang keberatan karena angkutan alternatif yang ada telah ditiadakan rutenya pada saat beroperasinya Transjakarta sehingga mereka tidak memiliki pilihan lain.

Sebagai opini khalayak umum, Transjakarta belum dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat dan seringkali merugikan, sebab dari sisi pelayanan bukan pelayanan prima yang diberikan tapi pelayanan yang semena-mena. Penumpang dibiarkan berdesak-desakan dan harus antri, bahkan terkadang di bentak, kemudian tidak menerapkan Visitor Management Techniques sehingga susunan antrian penumpang menjadi amburadul.

Namun, ada juga beberapa pihak yang mendukung dengan harapan dengan naiknya tarif jumlah penumpang akan berkurang dan armada bus dapat ditambah sehingga kenyamanan dan keamanan dapat ditingkatkan; Beberapa pengemudi angkutan umum juga berharap bahwa dengan kenaikan tarif ini, sebagian bekas pelanggan mereka akan kembali beralih menggunakan jasa mereka.

Namun tarif baru yang sedianya naik pada 27 Januari 2007 ini ditunda untuk menunggu kajian Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama-sama BPK dan YLKI.

Jalur

Berkas:Tije current.gif
Jalur Transjakarta, Februari 2007

Jalur pertama yang dibuka adalah Koridor 1 sepanjang 12,9 km yang melayani rute Terminal Blok M-Kota. Dua tahun kemudian, Koridor 2 (14,3 km) dan 3 (18,7 km) mulai dioperasikan. Awalnya untuk transfer jalur penumpang harus melakukannya di tiga halte yang telah ditetapkan, yaitu Sawah Besar, Monas, dan Pecenongan, tetapi sejak September 2006, penumpang telah dapat menggunakan Harmoni Central Busway sebagai satu-satunya titik transfer.

Pada gambar telihat bahwa:

  • Garis merah  : Jalur Koridor 1
  • Garis biru  : Jalur Koridor 2
  • Garis kuning : Jalur Koridor 3
  • Garis ungu  : Jalur Koridor 4
  • Garis coklat : Jalur koridor 5
  • Garis hijau  : Jalur Koridor 6
  • Garis merah jambu : Jalur Koridor 7

Koridor 1

 
Halte Monumen Nasional dari arah Barat Laut.
 
Halte Harmoni dilihat dari arah Selatan.

Koridor 1 untuk bus Transjakarta beroperasi dengan jurusan Terminal Blok M sampai Halte Stasiun Kota. Jalan-jalan yang dilalui koridor I adalah sepanjang Jalan Sisingamangaraja, Sudirman, MH Thamrin, Medan Merdeka Barat, dan Gajah Mada/Hayam Wuruk.

Halte-halte yang dilalui bus Transjakarta koridor I adalah:

  • Terminal Blok M
  • Halte Masjid Agung
  • Halte Bundaran Senayan
  • Halte Gelora Bung Karno
  • Halte Polda Metro
  • Halte Bendungan Hilir
  • Halte Karet
  • Halte Setiabudi
  • Halte Dukuh Atas 1 (Transfer ke koridor 4 dan 6)
  • Halte Tosari

Koridor 2

Koridor 2 untuk bus Transjakarta beroperasi dengan jurusan Terminal Pulo Gadung (Jakarta Timur) sampai Halte Harmoni Central Busway (Jakarta Pusat). Jalan-jalan yang dilalui koridor 2 adalah sepanjang Jalan Perintis Kemerdekaan, Suprapto, Senen Raya, Pejambon, Medan Merdeka Timur, Veteran, dan berputar di Halte Harmoni Central Busway. Untuk arah sebaliknya melewati Jalan Medan Merdeka Barat, Medan Merdeka Selatan, Kwitang, Suprapto, dan seterusnya hingga kembali ke Terminal Pulo Gadung.

Halte-halte yang dilalui bus Transjakarta koridor II adalah:

  • Terminal Pulo Gadung
  • Halte Bermis (sejak 1-sept-2009 dapat transfer ke koridor IV pukul 13:00-22:00)[10]
  • Halte Pulomas
  • Halte ASMI
  • Halte Pedongkelan
  • Halte Cempaka Timur (Transfer ke koridor 10)
  • Halte RS Islam
  • Halte Cempaka Tengah
  • Halte Pasar Cempaka Putih
  • Halte Rawa Selatan
  • Halte Galur
  • Halte Senen (Transfer ke koridor 5)
  • Halte Atrium
  • Halte RSPAD
  • Halte Deplu
  • Halte Gambir 1
  • Halte Masjid Istiqlal
  • Halte Juanda
  • Halte Pecenongan
  • Halte Harmoni Central Busway (Transfer ke koridor 1 dan 3)
  • Halte Balaikota
  • Halte Gambir 2
  • Halte Kwitang

Koridor 3

Koridor 3 untuk bus Transjakarta beroperasi dengan jurusan Terminal Kalideres (Jakarta Barat) sampai Halte Pasar Baru (Jakarta Pusat). Pada awal operasinya, jalan-jalan yang dilalui koridor 3 adalah sepanjang Jalan Daan Mogot, S. Parman, Raya Tomang, Gajah Mada/Hayam Wuruk, dan Juanda. Untuk arah sebaliknya melewati Jalan Veteran dan langsung ke Tomang Raya tanpa melewati Harmoni Central Busway dan seterusnya hingga kembali ke Terminal Kalideres.

Dengan dioperasikan 2 halte baru sepanjang Jalan Kyai Tapa (Grogol dan Sumber Waras) sejak tanggal 10 September 2008,[11] pengoperasian koridor ini berubah ke rute baru yaitu Jalan Daan Mogot, Kyai Tapa, Jalan Gajah Mada/Hayam Wuruk (halte Harmoni) dan Jalan Juanda. Sebagian armada koridor 3 tetap melayani rute Jalan S. Parman dan Tomang seperti di atas sebagai bagian dari jalur Pulo Gadung - Kalideres yang biasa disebut jalur express hingga tanggal 2 November 2009 di saat jalur tersebut dilayani sepenuhnya oleh armada koridor 8.[12]

Halte-halte yang dilalui bus Transjakarta koridor 3 adalah:

  • Terminal Kalideres
  • Halte Pesakih
  • Halte Sumur Bor
  • Halte Rawa Buaya
  • Halte Jembatan Baru
  • Halte Dispenda
  • Halte Jembatan Gantung
  • Halte Taman Kota
  • Halte Indosiar
  • Halte Jelambar
  • Halte GrogolMulai 10 September 2008[11] (Transfer ke koridor 8 dan 9)
  • Halte Sumber Waras Mulai 10 September 2008[11]
  • Halte Harmoni Central Busway (Transfer ke koridor 1 dan 2)
  • Halte Pecenongan
  • Halte Juanda
  • Halte Pasar Baru

Koridor 4

Koridor 4 untuk bus Transjakarta mulai beroperasi secara resmi sejak tanggal 27 Januari 2007 dengan jurusan Terminal Pulo Gadung sampai Halte Dukuh Atas 2. Jalan-jalan yang dilalui koridor 4 adalah sepanjang Jalan Bekasi Raya, Pemuda, Pramuka, Matraman, Tambak, Sultan Agung, dan Halimun.

Halte-halte yang dilalui bus Transjakarta koridor IV adalah:

  • Terminal Pulo Gadung
  • Halte Pasar Pulo Gadung
  • Halte TU Gas
  • Halte Layur
  • Halte Pemuda Rawamangun Mulai 10 September 2008[11]
  • Halte Velodrome
  • Halte Sunan Giri (sejak 1-sept-2009 dapat transfer ke koridor II pukul 13:00-22:00)[13]
  • Halte UNJ
  • Halte Pramuka BPKP Mulai 10 September 2008[11]
  • Halte Pramuka LIA
  • Halte Utan Kayu
  • Halte Pasar Genjing
  • Halte Matraman (Transfer ke koridor 5)
  • Halte Manggarai
  • Halte Pasar Rumput
  • Halte Halimun (Transfer ke koridor 6)
  • Halte Dukuh Atas 2 (Transfer ke koridor 1 dan 6)

Koridor 5

Koridor 5 untuk bus Transjakarta mulai beroperasi secara resmi sejak tanggal 27 Januari 2007. dengan jurusan Terminal Kampung Melayu sampai Halte Ancol. Jalan-jalan yang dilalui koridor 5 adalah sepanjang Jalan Jatinegara Barat, Matraman Raya, Salemba Raya, Kramat Raya, Pasar Senen, dan Gunung Sahari. Untuk arah sebaliknya melewati Jalan Gunung Sahari dan seterusnya sampai Matraman Raya, kemudian masuk ke Jatinegara Timur.

Halte-halte yang dilalui bus Transjakarta koridor 5 adalah:

  • Terminal Kampung Melayu (Transfer ke koridor 7)
  • Halte Pasar Jatinegara - Ke arah Kampung Melayu
  • Halte Kebon Pala
  • Halte Slamet Riyadi
  • Halte Tegalan
  • Halte Matraman 1 (Transfer ke koridor 4)
  • Halte Salemba Carolus Mulai 10 September 2008[11]
  • Halte Salemba UI
  • Halte Kramat Sentiong NU
  • Halte Pal Putih
  • Halte Central Senen (Transfer ke koridor 2)
  • Halte Budi Utomo
  • Halte Pasar Baru Timur
  • Halte Gn. Sahari Mangga Dua Mulai 10 September 2008[11]
  • Halte Jembatan Merah
  • Halte Pademangan
  • Halte Ancol

Koridor 6

Koridor 6 untuk bus Transjakarta mulai beroperasi secara resmi sejak tanggal 27 Januari 2007 dengan jurusan Halte Ragunan sampai Halte Latuharhari. Jalan-jalan yang dilalui koridor 6 adalah sepanjang Jalan Harsono RM, Warung Jati Barat, Mampang Prapatan, HR Rasuna Said, Latuharhari, Halimun, kembali ke HR Rasuna Said, dan seterusnya sampai ke Ragunan.

Halte-halte yang dilalui bus Transjakarta koridor 6 adalah:

  • Halte Kuningan Timur (Transfer ke koridor 9)
  • Halte Patra Kuningan
  • Halte Departemen Kesehatan
  • Halte Gelanggang Olahraga Sumantri
  • Halte Karet Kuningan
  • Halte Kuningan Madya
  • Halte Setiabudi Aini
  • Halte Latuharhari
  • Halte Halimun (Transfer ke koridor 4)
  • Halte Dukuh Atas 2 (Transfer ke koridor 1 dan 4)

Koridor 7

Koridor 7 untuk bus Transjakarta mulai beroperasi secara resmi sejak tanggal 27 Januari 2007 dengan jurusan Terminal Kampung Rambutan sampai Terminal Kampung Melayu. Jalan-jalan yang dilalui koridor 7 adalah sepanjang Jalan Kampung Rambutan, Raya Bogor, Sutoyo, MT Haryono, dan Otto Iskandardinata.

Halte-halte yang dilalui bus Transjakarta koridor 7 adalah:

  • Halte BKN
  • Halte Cawang UKI
  • Halte BNN
  • Halte Cawang Otista
  • Halte Gelanggang Remaja
  • Halte Bidara Cina
  • Terminal Kampung Melayu (Transfer ke koridor 5)

Koridor 8

Koridor 8 mulai beroperasi pada tanggal 21 Februari 2009. Sebelumnya, koridor ini mengalami beberapa penundaan dalam pengoperasian perdananya.[14]

Koridor ini memiliki panjang ± 29 km yang melalui halte-halte sebagai berikut:[15]

  • Halte Kebon Jeruk
  • Halte Duri Kepa
  • Halte Kedoya Assiddiqiyah
  • Halte Kedoya Green Garden
  • Halte Grogol 2 (Transfer ke koridor 3 dan 9)
  • Halte Taman Anggrek
  • Halte Tomang Mandala [16]
  • Halte RS Tarakan[16]
  • Halte Petojo[16]
  • Halte Harmoni Central Busway (Transfer ke koridor 1, 2, 3)[16]

BLUTJ menyatakan bahwa waktu tempuh Lebak Bulus-Indosiar-Lebak Bulus membutuhkan sekitar 1 jam 50 menit (off-peak) hingga 2 jam 20 menit (peak hour) dengan headway (selang waktu keberangkatan bus) pada tempat keberangkatan ± 8-15 menit.[15] Pada tahap awal, operasional koridor ini dibagi menjadi 2 bagian:[4]

  • Lebak Bulus - Tomang (seluruhnya oleh armada koridor 8)
  • Grogol 2 - Harmoni (dilayani oleh 5 armada dari operator PP (Primajasa) dan beroperasi pada hari kerja).

Selanjutnya setiap akhir pekan seluruh koridor 8 dilayani oleh armada koridor 8 yang disediakan oleh pengelola.

Adapun 2 operator yang bersama-sama mengelola operasional koridor ini yaitu PT. Primajasa Perdayana Utama dan PT. Eka Sari Lorena, masing-masing mengelola 15 dan 10 bus di koridor ini. 25 bus ini merupakan bantuan dari armada yang awalnya dialokasikan untuk koridor 4 dan 6 yang dikelola oleh kedua operator tersebut.[17]

Hingga tanggal 20 Juli 2009, armada yang melayani koridor 8 turut melayani halte Indosiar dan Jelambar yang dilaluinya. Namun sejak tanggal 21 Juli 2009, penumpang dari kedua halte tersebut diharuskan untuk berangkat menuju halte Grogol 2 agar dapat dilayani armada koridor 8.[18]

Koridor 9

Rute bus Transjakarta Koridor 9 rencananya akan resmi beroperasi bersamaan dengan koridor 10, yaitu mulai bulan November tahun 2010[5] dengan jurusan Halte Pinang Ranti sampai Halte Pluit. Jalan-jalan yang dilalui koridor 9 adalah sepanjang Jalan Pondok Gede Raya, Raya Bogor, Mayjen Sutoyo, MT Haryono, Gatot Subroto, S Parman, Latumenten, Jembatan Dua, Jembatan Tiga dan seterusnya sampai ke Pluit.

Halte-halte yang dilalui bus Transjakarta koridor 9 adalah:

  • Terminal Pinang Ranti
  • Halte Gardu Taman Mini
  • Halte Cawang Ciliwung
  • Halte Cikoko Stasiun Cawang
  • Halte Tebet
  • Halte Pancoran
  • Halte Pancoran Barat
  • Halte Tegal Parang
  • Halte Kuningan Barat (Transfer ke koridor 6)
  • Halte Jamsostek Gatot Subroto
  • Halte LIPI Gatot Subroto
  • Halte Semanggi (Transfer ke koridor 1)
  • Halte JCC Senayan
  • Halte Slipi Petamburan
  • Halte Slipi Kemanggisan
  • Halte RS Harapan Kita
  • Halte Taman Anggrek
  • Halte Grogol 2 (Transfer ke koridor 3 dan 8)
  • Halte Stasiun Grogol
  • Halte Jembatan Besi
  • Halte Angke
  • Halte Jembatan Tiga
  • Halte Penjaringan
  • Halte Pluit (Mega Mal Pluit)

Koridor 10

Koridor 10 (Cililitan - Tanjung Priok) direncanakan untuk beroperasi pada bulan November 2010.[5] Koridor ini akan melalui Jl. Letjend Sutoyo dan sepanjang jalan By Pass, mulai dari Jl. DI Panjaitan, Jl. Ahmad Yani ,Jl. Yos Sudarso dan Jl. Enggano.

Halte-halte yang akan disinggahi adalah:

  • Halte Cililitan 2 (PGC 2)
  • Halte BKN
  • Halte Cawang UKI (Transfer ke koridor 7 dan 9)
  • Halte Cawang Sutoyo
  • Halte Penas Kalimalang
  • Halte Cipinang Kebon Nanas
  • Halte Pedati Prumpung
  • Halte Stasiun Jatinegara
  • Halte Bea Cukai Ahmad Yani
  • Halte Utan Kayu Rawamangun
  • Halte Pemuda (Transfer ke koridor 4)
  • Halte Kayu Putih Rawasari
  • Halte Pulomas Bypass
  • Halte Cempaka Putih
  • Halte Cempaka Mas 2 (Transfer ke koridor 2)
  • Halte Yos Sudarso Kodamar
  • Halte Sunter Kelapa Gading
  • Halte Plumpang Pertamina
  • Halte Walikota Jakarta Utara
  • Halte Permai Koja
  • Halte Enggano
  • Halte Tanjung Priok

Koridor 11


Rencana Rute : Kp Melayu – Pulo Gebang

Koridor 12


Rencana Rute : Pluit - Tanjung Priok

Koridor 13


Rencana Rute : Blok M – Pondok Kelapa

Koridor 14


Rencana Rute : Manggarai - UI

Koridor 15

Rute ini adalah Ciledug ke Blok M. Jalan jalan yang dilewati adalah jalan Raden Fattah , Jalan HOS Cokroaminoto,Ciledug Raya,Pakubuwono 6,Sisingamangraja,Trunojoyo,Sultan Iskandarsyah,Melawai Raya.Untuk arah sebaliknya,Jalan Melawai Raya ,Jalan Kyai Tapa ,seterusnya ke Ciledug.

Pengembangan jalur

Dalam usahanya meningkatkan layanan Transjakarta, Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta memodifikasi jalur-jalur yang ada. BLUTJ pertama kali melaksanakan ujicoba modifikasi jalur-jalur tersebut pada tanggal 1 November 2007.

Jalur Pulo Gadung - Kalideres

Diujicoba sejak tanggal 1 November 2007 dan sering disebut sebagai rute Express, dengan menggabungkan koridor 2 dan 3 dan dilayani 30 armada. Sejak munculnya koridor 8 diadakan rotasi rute di antara 30 armada tersebut dengan perincian:[19]

  • Di hari libur 30 armada tersebut seluruhnya melalui rute Kalideres - Jelambar - Roxy - Harmoni
  • Di hari kerja 15 armada melalui Kalideres - Jelambar - Roxy - Harmoni, sedangkan 15 sisanya melalui Kalideres - Jelambar - Tomang - Harmoni.

Mulai 2 November 2009, 30 armada di jalur ini tidak lagi melayani rute Kalideres - Jelambar - Tomang - Harmoni. Tanpa membedakan hari kerja atau libur, seluruh armada jalur ini melalui rute Kalideres - Jelambar - Roxy - Harmoni.[12]

Jalur PGC - Atrium (Senen)

Mulai diujicoba pada tanggal 1 November 2007, merupakan jalur khusus yang dibuka hanya pada hari Senin - Jumat, beberapa sumber menyatakan bahwa hal ini disebabkan rendahnya mobilitas pengguna Transjakarta ke Ancol selama hari kerja.

Jalur PGC - Ancol

Merupakan jalur khusus yang dibuka hanya pada hari Sabtu dan Minggu, sebagai pengganti rute PGC - Atrium. Mulai diujicoba sejak tanggal 1 November 2007, beberapa sumber menyatakan bahwa hal ini disebabkan tingginya kebutuhan penumpang Transjakarta ke obyek Wisata di Ancol.

Jalur Kampung Rambutan - Cawang UKI

Mulai tanggal 5 - 7 Agustus 2009 Badan Layanan Umum Transjakarta (BLUTJ) Busway melakukan uji coba jalur Kp. Rambutan – Cawang UKI mulai pukul 06.00-08.00 WIB. Rute Kp. Rambutan - Cawang UKI berputar di U turn Halim langsung masuk tol hingga keluar di Hek Kramat Jati, oleh karenanya halte yang tidak disinggahi yaitu

  • Halte Cawang UKI
  • BKN
  • PGC (Cililitan)
  • Pasar Kramat Jati

Uji coba ini dilakukan untuk mempercepat pelayanan di Koridor 7 (Kp. Rambutan - Kp. Melayu) yang terhambat di daerah Kramat Jati yang jalurnya mix traffic. Jalur ini juga untuk mengoptimalkan jalur yang sudah berjalan yaitu jalur PGC - Ancol dan PGC - Senen. Selama uji coba, di kaca bus dipasang informasi jalur agar penumpang tidak salah naik bus.

Jalur Cawang UKI - Kampung Melayu

Dimulai ujicobanya besamaan dengan ujicoba jalur Kampung Rambutan - Cawang UKI.

Jalur Ragunan - Kota

Mulai beroperasi pada tanggal 1 September 2009 antara jam 06:30 - 07:00 pagi saja dengan dilayani oleh armada koridor 1. Dari arah Ragunan, selepas halte Setiabudi Aini bus tidak akan berhenti di halte Halimun dan Latuharhari melainkan langsung menuju halte Bundaran HI (koridor 1) menuju arah Kota.[20]

Grogol 2 - Harmoni

(Rute ini hanya ada pada hari kerja) Rute Grogol 2-Harmoni dibuat untuk mengakomodasi penumpang yang akan naik/turun di beberapa halte yang tidak dilalui koridor 8 pada hari kerja.

Halte-halte yang dilalui dari Grogol 2 menuju Harmoni:

  • Grogol 2
  • Tomang Taman Anggrek
  • Tomang Mandala
  • RS Tarakan
  • Petojo
  • Harmoni.

Halte-halte yang dilalui dari Harmoni menuju Grogol 2:

  • Harmoni
  • Juanda
  • Pecenongan
  • Petojo
  • RS Tarakan
  • Tomang Mandala
  • Tomang Taman Anggrek
  • Grogol 2.

TU Gas - Dukuh Atas 2

Rute TU Gas-Dukuh Atas 2 merupakan versi pendek dari koridor 4. Rute alternatif ini dibuat untuk mempercepat perputaran koridor 4 karena hambatan di Pasar Pulogadung dan sewaktu masuk/keluar Terminal Pulogadung dari/ke jalan Raya Bekasi.

Halte-halte yang dilalui sama seperti koridor 4, tetapi tidak sampai Pulogadung dan berputar di halte TU Gas.

Jalur Harmoni - PGC

Mulai diujicoba sejak tanggal 2 November 2009. Melalui halte-halte Harmoni, Pecenongan, Juanda, Ps. Baru, Pal Putih (melalui fly over Senen), Kramat Sentiong, Salemba, Matraman I, Tegalan, Slamet Riyadi, Kebon Pala, Pasar Jatinegara, Bidara Cina, Gelanggang Remaja, Cawang Otista, BNN, Cawang UKI, BKN, PGC (Cililitan).<[21]

Jalur Kalideres - Bundaran Senayan

Jalur yang mulai diujicoba sejak tanggal 20 Januari 2010[22] ini merupakan gabungan dari Koridor 3 dan sebagian koridor 1 yang beroperasi dari Kalideres sampai Harmoni (koridor 3) kemudian menuju halte Monumen Nasional hingga halte Bundaran Senayan di Koridor 1 dan berputar di bundaran Senayan. Waktu operasional rute ini adalah hari Senin - Jumat pada pukul 07:00 - 10:00 WIB di pagi hari dan 16:00 - 20:00 WIB di sore/malam hari. Selanjutnya waktu mulai operasi pagi diubah menjadi jam 6:30 pagi. Rute ini dilayani oleh 5 armada yang semuanya dioperasikan PT. Trans Batavia.

Pengelola

Badan Layanan Umum Transjakarta (BLUTJ)

Badan ini adalah pengelola Transjakarta yang awalnya bernama Badan Pengelola (BP) Transjakarta. Lembaga ini dibentuk pada tahun 2003 berdasarkan SK Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 110/2003 tentang Pembentukan BP Transjakarta. Pada tahun 2006 namanya kemudian diganti menjadi Badan Layanan Umum Transjakarta berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 48 Tahun 2006. BLUTJ bernaung di bawah Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta.[23]

Operator

Dalam penyelenggaraannya Transjakarta didukung oleh beberapa Perusahaan Operator yang mengelola armada yang melayani tiap koridor. Operator tersebut yaitu:

  1. PT. Jakarta Express Trans (JET) - Koridor 1
  2. PT. Trans Batavia (TB)- Koridor 2 dan 3
  3. PT. Jakarta Trans Metropolitan (JTM) - Koridor 4 dan 6
  4. PT. Primajasa Perdayana Utama (PP) - Koridor 4, 6 dan 8 (bersama dengan PT. Eka Sari Lorena).[4]
  5. PT. Jakarta Mega Trans (JMT)- Koridor 5 dan 7
  6. PT. Eka Sari Lorena (LRN) - Koridor 5,7 (beroperasi sejak Desember 2008) dan 8 (bersama dengan PT. Primajasa).[4]

Kekurangan

  • Kurangnya bus-bus pengumpan (feeder) yang membantu melayani Transjakarta.
  • Beberapa jembatan penyeberangan yang dibangun bagi penumpang Transjakarta secara berkala mengalami kerusakan, contohnya lantai jembatan yang berlubang serta tangga yang lantainya telah rusak.[24][25]
  • Pada jam-jam sibuk, jumlah armada yang tersedia belum sebanding dengan jumlah penumpang menyebabkan antrian panjang di halte-halte (terutama untuk koridor 2 dan 3). Kriminalitas juga kerap terjadi pada jam-jam sibuk disaat bus penuh terisi sesak.[26]
  • Halte-halte yang ada belum menyediakan sarana ventilasi udara yang layak sehingga membuat ruangan menjadi pengap ketika terdapat banyak orang yang mengantri.[27]
  • Beberapa titik di jalur koridor 2-8 masih sering dimasuki oleh kendaraan pribadi, menyebabkan terhambatnya perjalanan bus pada jam-jam tertentu (pada kondisi tertentu, telah diberikan suatu solusi, yaitu setelah dilakukan koordinasi, bus akan mengambil jalur dari arah yang berlawanan, sementara bus-bus dari arah yang berlawanan akan melewati jalur umum).[28]
  • Karena sering dimasuki (secara tiba-tiba) oleh pejalan kaki dan kendaraan pribadi, maka di beberapa titik di Koridor 2 dan 3 secara berkala terjadi kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta dan pejalan kaki/kendaraan pribadi.
  • Seringkali pengumuman halte yang diberikan tidak sesuai dengan halte yang akan dilalui, hal ini disebabkan oleh keteledoran pengemudi yang lupa menekan tombol pengumuman pada waktunya.
  • Pembuatan maupun pengoprasian Transjakarta membuat kemacetan yang luar biasa dan kadang diluar batas kewajaran, terutama pembangunan jalur yang meninggikan permukaan jalan.[29]
  • Kurangnya jumlah SPBBG membuat headway di sejumlah koridor menjadi lama, karena letak SPBBG yang jauh dan kadang terjadi masalah di suatu SPBBG.

Kontroversi

Warga Pondok Indah menolak pembangunan koridor VIII trayek Harmoni-Lebak Bulus, karena akan merusak ratusan pohon palem yang puluhan tahun telah menjadi keindahan median Jalan Metro Pondok Indah. Warga meminta pembangunan busway dihentikan karena belum ada analisa mengenai dampak lingkungannya. Warga khawatir pembangunan busway koridor VIII akan merusak lingkungan. Selain itu juga dikhawatirkan akan menambah kemacetan dan polusi kawasan Pondok Indah. Pada 30 Oktober, warga mendaftarkan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Perkara itu didaftarkan dengan nomor perkara 1655/Pdt.G/2007/PN Jaksel. Dan ternyata, Jalan Metro Pondok Indah setidaknya telah menjadi daerah rawan kemacetan bagi pengendara yang melewati jalan tersebut.

Warga Pluit, Jakarta Utara, juga meminta pembangunan jalur busway koridor IX (Pinang Ranti-Pluit) ditunda. Perwakilan warga yang tergabung dalam Forum Masyarakat Peduli Lingkungan Pluit (FMPLP) mendatangi ruang Fraksi PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) DPRD DKI Jakarta, pada 4 Oktober 2007. Kedatangan mereka terkait penolakan pembangunan jalur busway koridor IX (Pinang Ranti-Pluit). Warga menolak jika pembangunannya tidak dilakukan secara benar. Sebab, selama ini sering terjadi kemacetan di sekitar lokasi pengerjaan proyek. Proyek busway koridor IX ini juga belum memiliki analisis dampak mengenai lingkungan (amdal). Warga meminta Pemprov DKI menunda pembangunan jalur busway Koridor IX itu, sebelum selesainya amdal dan manajemen proyek yang baik terlebih dahulu.

Pemerintah dan wakil rakyat Kabupaten Tangerang, Banten, menolak rencana pembangunan jalur khusus bus Transjakarta yang menghubungkan Terminal Kalideres dengan Bumi Serpong Damai (BSD). Alasannya, pembangunan busway itu dinilai hanya akan menambah kemacetan di Kabupaten Tangerang. Menurut Bupati Tangerang, Ismet, saat ini wilayah Kabupaten Tangerang, terutama di Jalan Raya Serpong, mulai perbatasan Kota Tangerang sudah memiliki tata letak dan ruas jalan yang baik. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tangerang mendukung aksi penolakan terhadap pembangunan busway. Menurut Ketua Komisi D Bidang Pembangunan DPRD Kabupaten Tangerang Syarifullah, penolakan Ismet cukup mendasar.

Kemacetan saat pembangunan jalur

Lalu lintas di sejumlah jalan di Jakarta macet sejak bulan September 2007 dari pagi hingga petang. Kemacetan terjadi jalan arteri di kawasan Sunter, Kelapa Gading, Pluit, Jembatan Tiga, dan Ancol, Tomang-Grogol, Slipi serta Cawang dan juga merambat hingga ke jalan tol Cawang – Taman Mini, dan Ancol - Pluit.

Kemacetan terparah terjadi di Yos Sudarso depan Artha Gading hingga Boulevard Barat. Pada pukul 13.30, laju kendaraan pada dua arah di kawasan itu sangat lambat. Untuk menembus 200 meter, Kompas perlu waktu 30 menit. Pada pukul 15.30 – 17.00, kendaraan tak bisa bergerak. Sebagian pengemudi mematikan mesin kendaraannya. Kemacetan arus lalu lintas di sana sebenarnya sudah terasa pada waktu pagi hingga siang. Namun hal ini menjadi lebih parah karena pada ruas jalan sepanjang hampir satu kilometer di dua arah antara Plumpang hingga depan PT Toyota Astra (Sunter Jaya), terdapat banyak putaran, proyek busway Koridor X, proyek penataan taman, dan jalan layang. Kawasan tersebut menjadi simpul lalu lintas yang paling macet. Kendaraan yang hendak turun dari tol Cawang di ramp off Pulogadung dan Sunter juga tidak bisa bergerak, dan ekor kemacetan menjalar hingga gerbang tol Dalam Kota di Cililitan, sejak pagi hingga menjelang pukul 12.00, dan itu terjadi lagi petang harinya.

Arus lalu lintas juga tersendat di Pluit Raya, Pluit Selatan, Gedong Panjang dan Jalan Pakin akibat pengecoran busway Koridor IX. [1]

Pembagunan jalur busway Koridor VIII (Lebak Bulus-Harmoni) itu, menimbulkan kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas yang sudah terjadi di Jakarta sejak sekitar sebulan terakhir, sejak dimulainya pembangunan tiga koridor jalur busway secara simultan di berbagai bagian kota. Jalan Panjang pun sudah berminggu-minggu selalu dilanda kemacetan, sejak dimulai pembangunnya lintasan bus khusus itu di beberapa ruasnya. Kemacetan total hampir tiap hari terjadi di sepanjang Jalan Letjen S Parman dan Jalan Gatot Subroto. Penyebabnya, pembangunan jalur busway Koridor IX (Pinang Ranti Gede-Pluit) yang juga melintasi ruas jalan yang membelah Jakarta dari arah barat laut ke tenggara itu. [2]

Jalan Gatot Subroto kini berubah seperti neraka setidaknya bagi warga Jakarta dan sekitarnya, yang setiap hari harus melalui jalan itu. Kondisi itu berlangsung sejak dua pekan lalu saat sebagian badan jalan digunakan untuk proyek pembangunan jalur bus Transjakarta Koridor 9. Jalan yang lebar tiba-tiba mengecil. Arus kendaraan tersumbat.

Kemacetan parah juga terjadi setiap hari di jalan Gatot Subroto yang awalnya berbaris dalam empat lajur mengecil menjadi tiga lajur, lalu dua lajur, hingga tinggal satu lajur. Titik tersempit satu lajur itu terjadi tepat di samping warung rokok pinggir jalan, yang terletak antara Gedung Bidakara dan Graha Mustika Ratu. Formasi lajur itu terbentuk karena sebagian badan jalan termakan pembangunan Koridor IX. Satu lajur selebar sekitar tiga meter itu memanjang sekitar 50 meter hingga gerbang keluar Graha Mustika Ratu. Setelah itu, badan jalan melebar kembali sehingga mobil kembali bisa berformasi dua sampai tiga lajur. Penyempitan lajur hanya 50 meter di satu titik itu menyebabkan antrean mobil bisa mengular hingga Grogol dan juga hingga jalan layang Tendean ke arah Blok M. [3]

Koridor 12

Koridor 12 yaitu Pondok Kelapa - Blok M adalah jalur yang sangat padat di sepanjang Kalimalang dari Lampiri, Pondok Kelapa hingga daerah Halim. Sungguh hal yang sangat tidak masuk akal memaksakan jalur Busway di jalan 4 jalur yang sangat padat. Sempat ada pemberitahuan dari pihak PEMDA tentang perluasan jalan Kalimalang - Bekasi tapi sampai sekarang belum terlaksana

Lihat pula

Catatan

  1. ^ Harian Trans Kota, 8 Juni 2007
  2. ^ a b (Indonesia)Kompas.com : Koridor VIII Segera Beroperasi (diakses 6 Februari 2009).
  3. ^ (Indonesia)Suaratransjakarta.org : Undangan: Uji Coba TransJakarta Koridor VIII (diakses 19 Februari 2009).
  4. ^ a b c d e (Indonesia)Kompas.com : Busway Koridor VIII Beroperasi Akhir Pekan Ini (diakses 19 Februari 2009).
  5. ^ a b c Siswanto, Lutfi Dwi Puji Astuti (Vivanews.com), 7 Desember 2009, Operasi Trans Jakarta Koridor 9 dan 10 Mundur, diakses 9 Desember 2009.
  6. ^ (Indonesia) Situs berita Rileks.com
  7. ^ (Indonesia) Detik.com: Pantau Kepadatan Halte TransJ Lewat Internet, diakses 2 Juni 2009.
  8. ^ (Indonesia) Transjakartabusway.com: Haltecam, diakses 2 Juni 2009.
  9. ^ (Indonesia) Penumpang Tije Tembus 20,5 juta Orang (trans.jakarta.go.id)
  10. ^ (Indonesia) Transjakartabusway.com, 31 Agustus 2009, Informasi Koridor 2 (Pl. Gadung-Harmoni), diakses 14 September 2009.
  11. ^ a b c d e f g Surat Pemberitahuan BLUTJ No. 22/BLUTJ/PH/IX/08.
  12. ^ a b (Indonesia) Transjakartabusway.com, 2 November 2009, Rute Pulogadung-Kalideres Tidak Melalui Tomang, diakses 4 November 2009.
  13. ^ (Indonesia) Transjakartabusway.com, 31 Agustus 2009, Informasi Koridor 4 (Pl. Gadung-Dukuh Atas), diakses 14 September 2009.
  14. ^ http://www.indosiar.com/news/fokus/78614/koridor-8-siap-beroperasi-besok
  15. ^ a b c (Indonesia) Transjakartabusway.com, 28 Mei 2009, Rute Lebak Bulus - Harmoni (Koridor 8) Beroperasi, diakses 14 September 2009.
  16. ^ a b c d Khusus pada hari libur umum, sabtu dan minggu, armada koridor 8 melayani rute hingga Harmoni.
  17. ^ (Indonesia)Kompas.com : Koridor VIII Belum Siap (diakses 19 Februari 2009).
  18. ^ (Indonesia) Transjakartabusway.com Pemberitahuan Koridor 8, diakses 29 Juli 2009.
  19. ^ (Indonesia) Transjakarta.com: Rute Express Pulo Gadung-Kalideres, diakses 28 Juli 2009.
  20. ^ (Indonesia) Transjakartabusway.com, 31 Agustus 2009, Informasi Koridor 1 (Blok M-Kota), diakses 14 September 2009.
  21. ^ (Indonesia) Transjakartabusway.com, 2 November 2009, Uji Coba Rute PGC-Harmoni, diakses 4 November 2009.
  22. ^ (Indonesia) Transjakartabusway.com, 19 Januari 2010, Rute Kalideres - Bundaran Senayan, diakses 24 Januari 2010.
  23. ^ (Indonesia) Transjakartabusway.com: Profil BLU Transjakarta Busway, diakses pada 29 Juli 2009.
  24. ^ (Indonesia) Lantai Jembatan Busway Benhil Rusak Lagi (detik.com)
  25. ^ (Indonesia) 17 hari Lubang di Jembatan Busway Sawah Besar Menganga (detik.com)
  26. ^ (Indonesia) HCB Penuh Sesak, Penumpang Minta Tambah Bus (kompas.com)
  27. ^ (Indonesia) Naik Busway Bagaikan Ikan Sarder (detik.com)
  28. ^ (Indonesia)
    • Jumlah penumpang yang dapat diangkut lebih sedikit bila dibandingkan dengan tidak adanya busway itu sendiri.
    • Dikecilkannya jalur yang sudah ada.
    • Halte yang jarang pada beberapa koridor tertentu.
    • Memperparah kemacetan dimana - mana.
    • Menghambat perjalanan kendaraan pribadi.
    Jalur Busway di Daan Mogot Jakbar Makin Semrawut
  29. ^ (Indonesia) Dukuh Bawah-Slipi-Tomang Macet 5 Km (detik.com)

Pranala luar