Kabupaten Alor

kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia
Revisi sejak 19 Februari 2010 02.22 oleh Blusky (bicara | kontrib)


Kabupaten Alor adalah sebuah kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Ibukota Alor berada di Kalabahi. Penduduk Alor berjumlah sekitar 150.000 jiwa, sedangkan luasnya adalah 2.864,6 km².

Kabupaten Alor
Daerah tingkat II
Motto: 
-
Kabupaten Alor di Kepulauan Sunda Kecil
Kabupaten Alor
Kabupaten Alor
Peta
Kabupaten Alor di Indonesia
Kabupaten Alor
Kabupaten Alor
Kabupaten Alor (Indonesia)
Koordinat: 8°15′S 124°45′E / 8.25°S 124.75°E / -8.25; 124.75
Negara Indonesia
ProvinsiNusa Tenggara Timur
Tanggal berdiri-
Ibu kotaKalabahi
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 9
  • Kelurahan: -
Pemerintahan
 • BupatiAnsgerius Takalapeta
Luas
 • Total2,864,6 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 • Total177,009 jiwa (2.006)
Demografi
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
5307 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0386
Kode Kemendagri53.05 Edit nilai pada Wikidata
DAU-
Situs webwww.alorkab.go.id

Kabupaten ini berbentuk kepulauan dan dilintasi jalur pelayaran dagang internasional ke Samudera Pasifik.

Untuk tahun 2006, PAD kabupaten ini IDR 13.000.000.000, dengan laju pertumbuhan ekonomi 5,9% dan pendapatan per kapita IDR 1.200.000.[1]


Sejarah

Menurut cerita yang beredar di masyarakat Alor, kerajaan tertua di Kabupaten Alor adalah kerajaan Abui di pedalaman pegunungan Alor dan kerajaan Munaseli di ujung timur pulau Pantar. Suatu ketika, kedua kerajaan ini terlibat dalam sebuah Perang Magic. Mereka menggunakan kekuatan-kekuatan gaib untuk saling menghancurkan. Munaseli mengirim lebah ke Abui sebaliknya Abui mengirim angin topan dan api ke Munaseli. Perang ini akhirnya dimenangkan oleh Munaseli. Konon, tengkorak raja Abui yang memimpin perang tersebut saat ini masih tersimpan dalam sebuah goa di Mataru. Kerajaan berikutnya yang didirikan adalah kerajaan Pandai yang terletak dekat kerajaan Munaseli dan Kerajaan Bunga Bali yang berpusat di Alor Besar. Munaseli dan Pandai yang bertetangga, akhirnya juga terlibat dalam sebuah perang yang menyebabkan Munaseli meminta bantuan kepada raja kerajaan Majapahit, mengingat sebelumnya telah kalah perang melawan Abui.

Sekitar awal tahun 1300-an, satu detasmen tentara bantuan kerajaan Majapahit tiba di Munaseli tetapi yang mereka temukan hanyalah puing-puing kerajaan Munaseli sedangkan penduduknya telah melarikan diri ke berbagai tempat di Alor dan sekitarnya. Para tentara Majapahit ini akhirnya banyak yang memutuskan untuk menetap di Munaseli, sehingga tidak heran jika saat ini banyak orang Munaseli yang bertampang Jawa. Peristiwa pengiriman tentara Majapahit ke Munaseli inilah yang melatarbelakangi disebutnya Galiau (Pantar) dalam buku Negarakartagama karya Empu Prapanca yang ditulisnya pada masa jaya kejayaan Majapahit (1367). Buku yang sama juga menyebut Galiau Watang Lema atau daerah-daerah pesisir pantai kepulauan. Galiau yang terdiri dari 5 kerajaan, yaitu Kui dan Bunga Bali di Alor serta Blagar, Pandai dan Baranua di Pantar. Aliansi 5 kerajaan di pesisir pantai ini diyakini memiliki hubungan dekat antara satu dengan lainnya. Bahkan raja-raja mereka mengaku memiliki leluhur yang sama.

Pendiri ke 5 kerajaan daerah pantai tersebut adalah 5 Putra Mau Wolang dari Majapahit dan mereka dibesarkan di Pandai. Yang tertua diantara mereka memerintah daerah tersebut. Mereka juga memiliki hubungan dagang, bahkan hubungan darah dengan aliansi serupa yang terbentang dari Solor sampai Lembata. Jalur perdagangan yang dibangun tidak hanya diantara mereka tetapi juga sampai ke Sulawesi, bahkan ada yang menyebutkan bahwa kepulauan kecil di Australia bagian utara adalah milik jalur perdagangan ini. Mungkin karena itulah, beberapa waktu lalu sejumlah pemuda dari Alor Pantar melakukan pelayaran ke pulau Pasir di Australia bagian utara. Laporan pertama orang-orang asing tentang Alor bertanggal 8 – 25 Januari 1522, Pigafetta, seorang penulis bersama awak armada Victoria sempat berlabuh di pantai Pureman, Kecamatan Alor Barat Daya. Ketika itu mereka dalam perjalanan pulang ke Eropa setelah berlayar keliling dunia dan setelah Magelhaen, pemimpin armada Victoria mati terbunuh di Philipina. Pigafetta juga menyebut Galiau dalam buku hariannya. Observasinya yang keliru adalah penduduk pulau Alor memiliki telinga lebar yang dapat dilipat untuk dijadikan bantal sewaktu tidur. Pigafetta jelas telah salah melihat payung tradisional orang Alor yang terbuat dari anyaman daun pandan. Payung ini dipakai untuk melindungi tubuh sewaktu hujan.

Geografi

Secara geografis terletak diantara 125°48" -123°48" BT dan antara 8°6"-8°36" LS. Sebagai daerah kepulauan paling timur NTT, Kabupaten Alor berbatasan :

  • Sebelah timur dengan wilayah kepulauan Maluku Tenggara Barat
  • Sebelah barat dengan Selat Lomblen Kabupaten Lembata
  • Sebelah Utara dengan Laut Flores, dan
  • Sebelah Selatan dengan Selat Ombay dan Timor Leste

Kabupaten Alor ini sebelah timur berbatasan dengan Pulau-pulau di Maluku, sebalah barat berbatasan dengan Selat Lomblen Lembata, sebelah utara berbatasan dengan Laut Flores dan sebelah selatan berbatasan dengan Selat Ombay dan Timor Leste dan memiliki luas wilayah 2.864,64 Km2.

Kabupaten Alor merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 20 pulau.9 pulau yang telah dihuni penduduk, yakni : Pulau Alor, Pulau Pantar, Pulau Pura, Pulau Tereweng, Ternate, Kepa, Pulau Buaya, Pulau Kangge dan Pulau Kura. 11 Pulau lainnya tidak berpenghuni, masing-masing, Pulau Sikka, Pulau Kapas, Pulau Batang, Pulau Lapang, Pulau Rusa, Pulau Kambing, Pulau Watu Manu, Batu Bawa, Pulau Batu Ille, Pulau Ikan Ruingdan Pulau Nubu.

Jenis tanah di Kabupaten Alor temasuk Vulkanik muda sehingga kaya unsur hara, struktur tanah gembur dan subur. Solum tanah sedang sampai dalam, sehingga tanah lebih stabil, dengan kemampuan menahan air tinggi dan dapat diusahakan berbagai jenis tanaman.Kondisi geografi Kabupaten Alor berkonfigurasi bergunung-gunung dan memberikan variasi iklim yang berbeda, dan sangat menguntungkan bagi daerah dan rakyat dalam pengembangan tanaman produksi.

Keadaan topografi

  • Kemiringan diatas 40 : 64,25 %
  • Kemiringan 15 – 40 : 25,61 %
  • Kemiringan 3 – 15 : 8,69%
  • Kemiringan 0 – 3 : 3,45 %

Demografi

Tahun
2006
2007
Jumlah Pria 89,025 90,008 Jiwa
Jumlah Wanita 87,984 88,956 Jiwa
Jumlah Total 177,009 178,964 Jiwa
Pertumbuhan Penduduk - - %
Kepadatan Penduduk - 61.79 Per Km2

Ekonomi

Daftar Bupati Alor

Nama-nama yang pernah menjabat sebagai Bupati Alor :


Pembagian Administratif

Kabupaten Alor Terdiri dari 17 Kecamatan :

Sarana dan Prasarana

Bandara

Bandara Mali, bandara ini memilki Panjang Landasan / Arah / PCN : 900 x 23 m / 03-31 / 5 FCZU. Tergolong Kelas : IV/A. Kemampuan, bisa untuk mendarat Jenis Pesawat : C-212, dan memiliki Terminal Domestik : 150 m2. Jenis Pesawat yang Bisa Mendarat: C-212

Pelabuhan

Pelabuhan Baranusa Jumlah Dermaga (buah): 1 Panjang Dermaga (m): 35.00

Objek Wisata

Karang dan biota laut yang memesona merupakan suguhan wisata andalan Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur. Kebeningan air laut yang dihuni karang dan ikan warna-warni membuat laut Alor terkenal ke seantero jagat. Taman laut Alor disebut-sebut terbaik kedua di dunia setelah Kepulauan Karibia.

Taman Laut

Taman Laut diantara Pulau Alor dan Pantar. Mudah dijangkau dengan transportasi darat maupun transportasi laut dari kota Kalabahi. Jarak dari darat 14–19 km sedangkan jarak dari laut 15 menit. Memiliki 18 titik selam yang disebut “Baruna’s Dive Sites at Alor” :

  1. Baruna’s Point
  2. Never – Never wall
  3. Cave Point
  4. Barrel Sponge Wall
  5. Mola – mola Point
  6. Night Snacks
  7. Alor Expree / Alor Dreaming
  8. Rocky Point
  9. Three Coconuts
  10. Moving Pictures
  11. Eagle Ray Point
  12. Rahim’s Point
  13. Tuna Channel
  14. Anemone Country
  15. Sharks Reeway
  16. Octopus Garden
  17. Captain’s Choice
  18. The Refrigerator

Memiliki Air laut yang bersih, Biota laut yang beraneka ragam, Terdapat titik selam yang dapat dinikmati pada malam hari, Taman laut kelas dunia menurut Karl Muller dalam Bukunya “East of Bali

Kampung Tradisional Takpala

Kampung tradisional Takpala terletak di Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor. Perjalanan ke Takpala dari Bandar Udara Mali-Alor bisa ditempuh dengan ojek sepeda motor. Jika dengan kendaraan umum, dari Terminal Kalabahi, ibu kota Kabupaten Alor, bisa menggunakan bus jurusan Bukapiting, turun di Takalelang. Spanduk selamat datang ke kampung tradisional Takpala menyambut di depan jalan mendaki beraspal menuju Takpala. Perjalanan dari Takalelang menuju Takpala memerlukan waktu sekitar 15 menit jalan kaki. Sebagai kampung tradisional, Takpala memiliki 12 rumah adat dan merupakan tujuan wisata Alor yang telah ditata cukup oke. Masuk Takpala tidak dipungut retribusi sepeser pun. Di Takpala bisa dijumpai kehidupan yang sangat bersahaja. Masyarakat menyandarkan kebutuhan sehari-hari pada hasil hutan. Sehingga, ketika berkunjung di siang hari, suasana kampung tampak sepi karena penduduknya pergi ke hutan mencari kebutuhan hidup. Jika sebelum kunjungan memberitahu ke dinas wisata setempat, maka warga Takpala bisa diorganisasi untuk menyuguhkan tarian lego-lego. Tarian ini dilakukan secara massal, bergandengan tangan secara melingkar. Tetabuhan gong dan moko mengiringi gerak rancak para penari.

Pantai Mali

Catatan kaki

  1. ^ The Jakarta Post edisi 22 Oktober 2007, diakses 22 Oktober 2007