Abdullah bin Abdulkadir Munsyi
Abdullah bin Abdulkadir Munsyi (Munshi) (Malaka, 1796 - Mekkah , 1854 (dahulu Turki sekarang Arab Saudi) adalah seorang sastrawan Melayu.
Abdullah bin Abdulkadir Munsyi | |
---|---|
Pekerjaan | pengarang, penerjemah and guru |
Periode | abad ke-19 |
Genre | nonfiksi |
Tema | Sejarah Melayu |
Abdullah merupakan peranakan Arab dan Tamil, namun dibesarkan di tengah budaya Melayu di Melaka, yang pada saat itu baru saja dijajah Britania. Dia bekerja sebagai guru bahasa (munsyi). Pada awalnya dia mengajarkan bahasa Melayu kepada tentara keturunan India di garnisun Melaka, dan kemudian kepada para misionaris, pegawai dan pebisnis Britania dan Amerika Serikat. Dia pernah bekerja untuk Thomas Stamford Raffles sebagai juru tulis, menerjemahkan Injil serta teks agama Kristen lainnya untuk London Missionary Society di Malaka, dan menjadi pencetak untuk American Board of Missions di Singapura.[1] Abdullah meninggal di Mekkah, kemungkinan karena penyakit kolera, pada saat hendak menjalankan ibadah haji. [2]
Daftar karya
Abdullah terkenal karena menulis hikayat-hikayat yang bersifat realistis dan kontemporer.Abdullah Munsyi dianggap seorang pemikir yang melampaui abadnya.
Karya asli
- Kisah Pelayaran Abdullah bin Abdulkadir Munsyi dari Singapura sampai ke Kelantan
- Hikayat Abdullah
- Kisah Pelayaran Abdullah dari Singapura sampai ke Mekah
- Syair Singapura Terbakar
- Syair Kampung Gelam Terbakar
- Ceretera Kapal Asap
- Ceretera Haji Sabar Ali
Karya terjemahan dan suntingan
- Hikayat Panca Tanderan
- Sejarah Melayu (edisi Abdullah)
Referensi
- ^ Abdullah bin Abdul Kadir. (2010). In Encyclopædia Britannica. Retrieved February 02, 2010, from Encyclopædia Britannica Online: http://www.britannica.com/EBchecked/topic/959/Abdullah-bin-Abdul-Kadir
- ^ Sweeney, Amin (2005). "Kisah Pelayaran Abdullah ke Mekah". Karya Lengkap Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Kepustakaan Populer Gramedia/École française d’Extrême-Orient.
Pranala luar
- (Inggris)Amin Sweeney, Abdullah Bin Abdul Kadir Munsyi: A Man Of Bananas And Thorns
- Mengembalikan Abdullah Munsyi ke Jalan yang Benar Artikel resensi Maman S. Mahayana