Kidung Cinta
Kidung Cinta adalah sebuah Film Indonesia dirilis tahun 1985 arahan sutradara Satmowi Atmowiloto yang dibintangi oleh Paramitha Rusady dan Rano Karno.
Kidung Cinta | |
---|---|
Sutradara | Satmowi Atmowiloto |
Produser | Ferry Angriawan |
Ditulis oleh | Mira W |
Pemeran | Paramitha Rusady Rano Karno Abizar Ami Prijono Anton Indracaya Pong Hardjatmo Septian Dwicahyo Suzana Johan Sylvana Herman Yenny Farida Wenty Anngraini |
Penata musik | Billy J. Budiardjo |
Sinematografer | Tantra Surjadi |
Penyunting | SK Syamsuri |
Tanggal rilis | 1985 |
Durasi | 90 menit |
Negara | Indonesia |
Film ini diadaptasi dari novel dengan judul sama karangan dari Mira W
Sinopsis
Templat:Spoiler Keluarga Dadang yang mempunyai tiga anak lelaki, menerima Bugi adik misan yang kedua orangtuanya sudah meninggal untuk menetap di rumahnya. Penampilan dan pembawaan Bugi yang kelaki-lakian, menjadi bahan ejekan banyak orang baik di sekolah maupun dalam pergaulan. Bahkan di rumah pun Narsih istri Dadang suka mengejek dan sinis terhadap Bugi. Seorang guru matematika dan olah raga, Zein, memiliki sikap lain terhadap Bugi. Zein berusaha mengubah tingkah laku Bugi. Tetapi guru-guru lain, kawan-kawan Bugi dan Bugi sendiri salah tafsir. Akibatnya, Zein merasa tak enak dan mencoba menjauh dari Bugi. Bugi kehilangan pijakan, tempat mengadu dan berlindung. Sementara Iwan, salah satu anak Dadang yang rendah diri akibat dari kecil menjadi tumpahan kesalahan ibunya, merasa tertarik terhadap Bugi. Surat untuk Bugi nyasar ke Rio, saudaranya yang kemudian melaporkan ke ibunya dan kepala sekolah, mengakibatkan Iwan dan Bugi dihukum dan dicemooh kawan-kawan di sekolah. Iwan yang labil jiwanya, tidak dapat menerima perlakuan itu, hingga nekad bunuh diri. Untung Zein dapat menyelamatkan jiwa Iwan. Narsih sadar akan kekeliruannya.[1]
Referensi
- ^ Kidung Cinta, diakses pada 21 Maret 2010