Kepunahan massal

Revisi sejak 22 Maret 2010 05.31 oleh Hand15 (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'thumb|400px|Intensitas kepunahan yang tampak, yakni fraksi [[genus yang mengalami kepunahan pada waktu tertentu, sebagaimana yang direko...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Kepunahan massal adalah peristiwa menurunnya keanekaragaman dan keberlimpahan kehidupan makroskopis secara tajam. Hal ini terjadi ketika laju kepunahan meningkat berbanding dengan laju spesiasi. Karena mayoritas keanekaragaman dan biomassa bumi ada pada organisme mikroba, namun sulit diukur, kepunahan massal hanyalah merujuk pada pemantauan yang mudah terpantau dan tidak memiliki efek terhadap keanekagraman dan kelimpahan kehidupan keseluruhan bumi.

Intensitas kepunahan yang tampak, yakni fraksi genus yang mengalami kepunahan pada waktu tertentu, sebagaimana yang direkonstruksi dari catatan fosil. (Grafik tidak melibatkan kepunahan Holosen)

Lebih dari 97% spesies yang pernah hidup telah punah, namun kepunahan terjadi dengan laju yang berbeda-beda. Berdasarkan catatan fosil, laju latar kepunahan di Bumi adalah sekitar dua sampai lima famili avertebrata dan vertebrata laut setiap juta tahun. Fosil organisme laut sering digunakan untuk mengukur laju kepunahan karena catatannya yang lebih unggul dan mempunyai jangkauan stratigrafi yang lebih besar daripada organisme darat

Sejak bermulanya kehidupan di Bumi, telah terjadi beberapa kejadian kepunahan massa yang melebihi laju kepunahan latar. Peristiwa kepunahan yang terbaru, Peristiwa kepunahan Kapur-Tersier, terjadi 65 juta tahun yang lalu Peristiwa ini menarik perhatian karena peristiwan ini menandakan kepunahan hampir semua spesies dinosaurus, yang pada periode tersebut merupakan hewan yang paling dominan. Pada 540 juta tahun terakhir, telah terdapat 5 peristiwa kepunahan besar yang memunahkan lebih dari 50% spesies.

Perkiraan jumlah kepunahan massal pada 540 juta tahun terakhir ini berkisar antara lima sampai dengan dua puluh. Perbedaan ini berakar dari perbedaan batasan-batasan yang digunakan untuk merujuk pada suatu kejadian kepunahan sebagai "besar" atau "utama" dan perbedaan pada data-data yang digunakan untuk mengukur keanekaragaman.