Antibodi E

Revisi sejak 24 Maret 2010 03.05 oleh TjBot (bicara | kontrib) (bot kosmetik perubahan)

Antibodi E (bahasa Inggris: antibody E, immunoglobulin E, IgE) adalah jenis antibodi yang hanya dapat ditemukan pada mamalia. IgE memiliki peran yang besar pada alergi terutama pada hipersensitivitas tipe 1.[1]

IgE juga tersirat dalam sistem kekebalan yang merespon cacing parasit[2] (helminth) seperti Schistosoma mansoni, Trichinella spiralis, dan Fasciola hepatica,[3][4][5] serta terhadap parasit protozoa tertentu seperti Plasmodium falciparum,[6] dan arthropod.

Rasio IgE pada individu normal ("non-atopik") sekitar 0,002% terhadap total serum atau sekitar 0.05% terhadap IgG[7] dengan waktu paruh 2 hari, meskipun demikian IgE memiliki kemampuan untuk mengaktivasi respon kekebalan yang paling dahsyat jika dibandingkan dengan IgG dengan perannya dalam sistem kekebalan adaptif yang sudah sangat klasik.

IgE ditemukan pada tahun 1966 oleh sepasang ilmuwan Jepang Teruka and Kimishige Ishizaka.[8]


Terpaan anafilaktik (bahasa Inggris: anaphylaxis) merupakan suatu reaksi alergi yang bersifat sistemik dan menyebabkan runtuhnya sistem sirkulasi tubuh dan kesulitan bernafas, merupakan akibat dari ikatan yang terjadi antara sel biang yang terdapat di seluruh jaringan tubuh dengan IgE sehingga menimbulkan sekresi hormon peradangan.[9]

Rujukan

  1. ^ Gould H; et al. (2003). "The biology of IGE and the basis of allergic disease". Annu Rev Immunol. 21: 579–628. doi:10.1146/annurev.immunol.21.120601.141103. PMID 12500981. 
  2. ^ Erb KJ (2007). "Helminths, allergic disorders and IgE-mediated immune responses: where do we stand?". Eur J Immunol. 37 (5): 1170–1173. doi:10.1002/eji.200737314. PMID 17447233. 
  3. ^ Fitzsimmons C, McBeath R, Joseph S, Jones F, Walter K, Hoffmann K, Kariuki H, Mwatha J, Kimani G, Kabatereine N, Vennervald B, Ouma J, Dunne D (2007). "Factors affecting human IgE and IgG responses to allergen-like Schistosoma mansoni antigens: Molecular structure and patterns of in vivo exposure". Int. Arch. Allergy Immunol. 142 (1): 40–50. doi:10.1159/000095997. PMID 17019080. 
  4. ^ Watanabe N, Bruschi F, Korenaga M (2005). "IgE: a question of protective immunity in Trichinella spiralis infection". Trends Parasitol. 21 (4): 175–8. doi:10.1016/j.pt.2005.02.010. PMID 15780839. 
  5. ^ Pfister K, Turner K, Currie A, Hall E, Jarrett EE (1983). "IgE production in rat fascioliasis". Parasite Immunol. 5 (6): 587–593. doi:10.1111/j.1365-3024.1983.tb00775.x. PMID 6657297. 
  6. ^ Duarte J, Deshpande P, Guiyedi V, Mécheri S, Fesel C, Cazenave P, Mishra G, Kombila M, Pied S (2007). "Total and functional parasite specific IgE responses in Plasmodium falciparum-infected patients exhibiting different clinical status". Malar. J. 6: 1. doi:10.1186/1475-2875-6-1. PMID 17204149. 
  7. ^ Arch Pathol Lab Med. 2000 Sep;124(9):1382-5. Immunoglobulin E: importance in parasitic infections and hypersensitivity responses. Winter WE, Hardt NS, Fuhrman S. PMID: 10975945
  8. ^ Ishizaka K, Ishizaka T, Hornbrook MM (1966). "Physico-chemical properties of human reaginic antibody. IV. Presence of a unique immunoglobulin as a carrier of reaginic activity". J. Immunol. 97 (1): 75–85. PMID 4162440. 
  9. ^ (Inggris)Janeway, Charles A.; Travers, Paul; Walport, Mark; Shlomchik, Mark (2001). Immunobiology. Garland Science. Diakses tanggal 2010-03-11.