Pengguna:55hans/bak pasir

Revisi sejak 27 Maret 2010 07.20 oleh 55hans (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'Baptisan menurut Gereja Adven Hari Ketujuh Baptisan menurut gereja Adven memiliki dasar biblis yang kuat. Yesus memberikan teladan mengenai baptisan dan menyebutnya seba...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Baptisan menurut Gereja Adven Hari Ketujuh

Baptisan menurut gereja Adven memiliki dasar biblis yang kuat. Yesus memberikan teladan mengenai baptisan dan menyebutnya sebagai “menggenapkan seluruh kehendak Allah” (Mat 3:13-15) sehingga kita yang adalah orang berdosa juga harus dibaptis seperti Kristus. Kemudian pada akhir tugas Yesus di dunia ini juga Yesus berpesan pada murid-murid supaya menjadikan semua bangsa murid Kristus dan membaptis mereka. Di sini ada penegasan dari Yesus bahwa baptisan merupakan keharusan bagi orang yang ingin ambil bagian dalam jemaatNya, yang disertai jaminan penyertaanNya. Setelah kenaikan Yesus, para rasul mengumumkan perlu dan pentingnya baptisan (Kis 2:38; 10:48; 22:16). Baptisan bukanlah yang menjamin keselamatan tetapi darah Kristus, namun baptisan adalah jawaban akan panggilan Allah sehingga keselamatan itu menjadi efektif.

Di dalam Ef 4:5 disebutkan bahwa ciri-ciri kesatuan yang diberikan Roh dalam jemaat adalah praktik “satu baptisan”, namun kenyataannya ada banyak ragam baptisan. Menurut Adven, praktik yang benar adalah dengan cara diselam sebab didukung oleh Alkitab dan juga sejarah gereja. Definisi kata baptizo pada awalnya dan bagaimana Alkitab PB menggunakannya jelas menunjukkan bahwa itulah metode yang tepat. Catatan Alkitab mengenai hal ini misalnya pembaptisan Yesus di sungai Yordan dan baptisan sida-sida Etiopia oleh Filipus. Kemudian dari segi historis, orang-orang Yahudi juga biasa mempraktikkan baptisan selam orang proselit, dan melalui penemuan sejarah ditemukan juga bahwa gereja perdana mempraktikkan metode selam.

Arti baptisan yang dipahami gereja Adven adalah (1) simbol kematian dan kebangkitan Kristus, di mana cara selam adalah simbol yang paling tepat untuk menghayati arti ini, (2) lambang kematian terhadap dosa dan hidup untuk Allah, di mana orang Kristen meninggalkan kehidupan lama yang penuh dosa dan menjalani hidup baru yang terarah pada Allah, (3) simbol sebuah hubungan perjanjian seperti sunat dalam PL, (4) lambang pengabdian kepada pekerjaan Kristus untuk mengabarkan Injil dan janji bahwa Dia akan memperlengkapi dengan karunia-karunia, dan (5) sebagai tanda masuk ke dalam jemaat yakni anggota keluarga Allah.

Bagi orang yang hendak menerima baptisan, perlu ada persyaratan utama yakni pertobatan yang dihasilkan oleh hubungan pribadi dengan Kristus. Pertobatan tersebut juga harus disertai buah-buah nyata pertobatan sebelum orang itu boleh dibaptis, karena itulah ada semacam pemeriksaan untuk calon baptis. Berkaitan dengan itu pula, gereja ini tidak mengakui baptisan anak sebab anak-anak bayi belum mampu menyatakan iman dan belum memperoleh perubahan pengalaman karena relasi dengan Kristus, dan ditambah lagi mereka belum mengerti prinsip-prinsip kekristenan. Akan tetapi, bukan berarti mereka terpisah dari anggota keluarga Kerajaan Allah yang lain. Karena itu, peran orang tua dalam membimbing anak-anak kepada iman yang benar sangat diperlukan.