Cendawan entomopatogen

Revisi sejak 2 April 2010 00.15 oleh Danu Widjajanto (bicara | kontrib) (interwiki)
Cendawan entomopatogen
Verticillium theobromae culture
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Ascomycota
(Anamorphic Hypocreales)
Kelas:
Famili:
Genus:
Verticillium

Spesies tipe
Verticillium tenerum
Nees
Species

Lihat teks

Verticillium adalah genus dari fungi dalam divisi Ascomycota, dan merupakan anamorf dari famili Plectosphaerellaceae. Fungi ini merupakan organisme heterotrof yang hidup sebagai parasit pada serangga. [1]

Sejarah

Aristotle ialah orang pertama yang melaporkan adanya serangga yang sekarat akibat suatu penyakit sejak sekitar 2000 tahun yang lalu. [2]A. Cendawan entomopatogen yang kini dikenal sebagai Cordyceps sinensis juga sejak sekitar 1000 tahun yang lalu telah digunakan sebagai obat herba oleh penduduk dataran tinggi Tibet dan sekitarnya, tetapi saat itu belum diketahui informasi mengenai cendawan entomopatogen. [2]. Cendawan entomopatogen yang pertama dikenal dan dilaporkan ialah Beauveria bassiana. [2] Beauveria bassiana dikenal sebagai cendawan yang menyerang serangga setelah Agostino Bassi (1773-1856) seorang bakteriologis Italia mempelajari kasus kematian pada produksi sutera yang menjadi produk penting di Italia dan Perancis pada abad 16 sampai 17 karena banyak ulat sutera mati oleh penyakit yang dikenal sebagai muskardin. [2]

Siklus Hidup dan Proses Infeksi

Proses infeksi cendawan entomopatogen terhadap inangnya (serangga) dibagi menjadi fase parasit dan fase saprob. [3] Penyerangan pada serangga inang dilakukan melalui penetrasi langsung pada kutikula. Pada awalnya spora cendawan melekat pada kutikula, selanjutnya spora berkecambah melakukan penetrasi terhadap kutikula dan masuk ke hemosoel. Cendawan akan bereproduksi di dalamnya dan membentuk hifa. Serangga akan mati, sedangkan cendawan akan melanjutkan siklus hidupnya dalam fase saprob. Setelah tubuh serangga inang dipenuhi oleh massa miselium, tubuh tersebut akan mengeras dan berbentuk seperti mumi yang berwarna putih, hijau, atau merah muda. Setelah itu spora akan diproduksi untuk menginfeksi inang lainnya. [2]

Manfaatan

Cendawan entomopatogen sejauh ini telah dimanfaatkan sebagai agens pengendali hayati dan bahan obat herba. [2] Di Indonesia, agens hayati cendawan entomopatogen digunakan untuk mengendalikan hama pada tanaman perkebunan [4]

Mengendalikan Hama

Beberapa jenis cendawan entomopatogen yang sudah diketahui efektif mengendalikan hama penting tanaman adalah Beauveria bassiana, Metarhizium anisopliae, Nomuraea rileyi, Paecilomyces fumosoroseus, Aspergillus parasiticus, dan Verticillium lecanii. [5]

Referensi

  1. ^ Hawksworth DL, Sutton BC, Ainsworth GC. 1983. Dictionary of The Fungi. England: Commonwealth Mycological Institute
  2. ^ a b c d e f Luangsa-ard et al. 2006. The Collection, Isolation, and Taxonomy of Invertebrate-Phatogenic Fungi [Workshop Manual] Pathum Thani: NSTD
  3. ^ Malsam O, Kilian M, Hain R, Berg D. 1997. Biological Control. Di dalam: Anke T, editor. Fungal Biotechnology. Weinhem: Chapman dan Hall
  4. ^ Sudarmaji D, Gunawan S. 1994. Patogenisitas fungi entomopatogen Beauveria bassiana terhadap Helopeltis antoni. Jember: Balai Penelitian Kopi dan Kakao, Menara Perkebunan 62
  5. ^ Prayogo Y. 2006. Upaya mempertahankan keefektifan cendawan entomopatogen untuk mengendalikan hama tanaman pangan. J. Litbang Pertanian 25: 47-54