Pembangunan sosial
Definisi
Dalam bukunya, Social Development: The Developmental Perspective in Social Welfare, Midgley mendefinisikan pembangunan sosial sebagai suatu proses perubahan sosial terencana yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sebagai suatu keutuhan, mana pembangunan ini dilakukan untuk saling melengkapi dengan dinamika proses pembangunan ekonomi. Selain Midgley, pembangunan sosial juga didefinisikan oleh beberapa tokoh lain, di antaranya:
- Menurut Palva (1977), pembangunan sosial adalah pembangunan kapasitas manusia
untuk bekerja secara terus-menerus untuk kesejahteraan dirinya dan masyarakat.
- Elemen contoh CMenurut Korten, pembangunan sosial adalah proses dinamis anggota masyarakat untuk meningkatkan kapasitas perseorangan dan institusi mereka, untuk memobilisasi dan mengelola sumber daya guna menghasilkan perbaikan yang berkelanjutan dan merata dalam kualitas hidup sesuai dengan aspirasi mereka sendiri.
- Jacobs dan Cleveland mendefinisikan pembangunan sosial sebagai proses mengorganisir energi dan kegiatan manusia pada tingkat yang lebih tinggi guna mencapai hasil yang lebih baik.
- Salima Omer (1979) mendefinisikan pembangunan sosial sebagai sebuah proses yang menaruh perhatian pada peningkatan pembangunan sosial dan ekonomi yang terintegrasi, seimbang, dan terpadu sebagai ekspresi bagi nilai martabat manusia, persamaan, dan keadilan sosial (Midgley, 1995:31).
Latar Belakang
Pembangunan sosial sebagai salah satu pendekatan dalam pembangunan, pada awal perkembangannya, seringkali dipertentangkan dengan pembangunan ekonomi. Hal ini terkait dengan pemahaman orang banyak yang menggunakan istilah pembangunan yang dikonotasikan sebagai perubahan ekonomi yang diakibatkan oleh industrialisasi (Midgley, 1995:2). Kemudian pada awal tahun 1980-an, konsep pembangunan sosial mulai populer dalam lingkup pekerjaan sosial (Midgley, 1995:30). Kemunculan konsep pembangunan sosial merupakan refleksi atas evaluasi terhadap jalannya pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi dinilai menyisakan distorsi, yakni berupa masalah sosial seperti kemiskinan. Era industrialisasi telah mendorong kemajuan kapitalisme yang menekankan pada pertumbuhan ekonomi sehingga aspek-aspek sosial terabaikan. Meningkatnya tekanan masalah sosial pada tahun 1980-an menyadarkan akan pentingnya konsep pembangunan yang tidak hanya bertujuan meningkatkan kualitas hidup manusia (fisik), tetapi juga merespon masalah pembangunan terdistorsi. Oleh karena itu, konsep pembangunan sosial hadir untuk melengkapi proses pembangunan ekonomi. Di Indonesia sendiri, konsep pembangunan sosial sempat diadaptasi dalam program perbaikan kampung MHT III, Jakarta, sekitar tahun 1993 (Adi, 2008:50).
Tujuan
Kehadiran konsep pembangunan sosial tidak serta merta menghapus konsep pembangunan ekonomi. Keduanya bagai dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Pembangunan ekonomi kehilangan substansi tanpa pembangunan sosial dan pembangunan sosial tidak dapat terwujud tanpa pembangunan ekonomi. Tujuan dari pembangunan sosial menurut pandangan UN-ESCAPE pada dasarnya untuk meningkatkan taraf hidup manusia. Manusia merupakan makhluk biopsikososial yang terdiri dari aspek biologis (tubuh), psikis (kejiwaan), dan lingkungan sosial.