Selongsong peluru
Selongsong peluru adalah benda yang merupakan wadah yang terdiri dari propelan (bubuk mesiu), rim, dan primer yang membungkus proyektil peluru. Bubuk mesiu berfungsi sebagai pencetus peledakan guna menembakkan proyektil peluru. Selongsong peluru baru di kenal pada penggunaan peluru modern. Senapan api jenis awal seperti senapan kopak, senapan lontak atau pemuras belum mengenal penggunaan "selongsong" pada sebuah peluru.
Kekeliruan bahasa
Masyarakat awam umumnya menyebut rangkaian amunisi secara utuh sebagai "peluru", di mana proyektil peluru, selongsong peluru, mesiu, dan primer termasuk di dalam sebuah "peluru". Hal ini sebenarnya salah, karena istilah "peluru" sebenarnya hanya mengacu pada bagian proyektil dari amunisi tersebut, atau anak peluru, bukan keseluruhan dari amunisi tersebut, istilah lainnya dari bidang roket nuklir adalah hulu ledak.
Peluru non-mematikan
Sebuah selongsong yang berisi propelan tanpa menggunakan proyektil peluru disebut peluru hampa atau peluru kosong, di mana saat primer terpukul, hanya akan terdengar suara ledakan tanpa adanya proyektil yang ditembakkan senapan. [1].
Demikian pula dengan istilah peluru karet yang artinya sebuah selongsong berisi bubuk mesiu namun dengan kepala proyektil terbuat dari karet. Peluru karet ini pertama kali di perkenalkan oleh pemerintah Amerika guna menghadang demonstran anti perang Vietnam pada tahun 60-an [2].
Selongsong peluru mengunci ruang pembakaran amunisi ke segala arah kecuali pada bagian bawah selongsong tersebut. Dimana sebuah pin pemicu tembakan akan memukul primer (lihat keterangan gambar) dan memicunya, percikan api yang terjadi akibat pikulan pin pada primer akan membakar gas pada bubuk mesiu. Gas yang terbakar dari bubuk mesiu mendorong proyektil peluru lepas dari selongsong-nya. Setelah peluru terlepas, tekanan pada selongsong akan hilang menjadikan selongsong tersebut terlontar keluar dari ruang pembakaran.
Ironi
Ada sebuah kenyataan pahit mengenai penggunaan peluru kosong di industri perfilman Hollywood, yaitu kematian aktor Brandon Lee, anak dari aktor legendaris Bruce Lee akibat dari peluru kosong [3].
Selongsong peluru modern
Senjata otomatis dan semiotomatis yang dalam melakukan proses keluar masuknya peluru dari senjata adalah secara otomatis, terkadang merusak selongsong peluru dalam proses pelontarannya. Kuningan adalah meterial yang biasa dipakai dalam pembuatan selonsong, yang tahan terhadap korosi dan cukup elastis untuk digunakan berkali-kali dalam proses pengisian ulang sebuah senjata. Namun demikian, beberapa amunisi "kualitas rendahan" seperti beberapa produksi amunisi militer (biasanya produksi negara-negara sekitar balkan) terbuat dari besi, karena besi lebih murah dari kuningan. Seperti layaknya tipikal militer yang mempertimbangkan selongsong persenjataan ringan cukup untuk sekali pakai, pengurangan dari segi elastisitas adalah konsekwensi yang diambil, walaupun berat dari selongsong berefek pada banyaknya jumlah amunisi yang dapat di bawa oleh seorang prajurit. Satu efek samping yang diakibatkan oleh pengurangan elastisitas adalah lapisan karbon dari mesiu dapat meledak di sekitar selonsong besi kemudian memasuki ruang pembakaran dan membuat pengeluaran proyektil menjadi sulit, dalam artian umum, senjata tersebut macet. Ini adalah salah satu problem dari senjata-senjata milik negara-negara Pakta Warsawa, yang di disain memiliki toleransi ruang pembakaran yang lebih besar di banding senjata milik negara-negara NATO. Selongsong besi dari sebuah amunisi sering dilapisi dengan lapisan tipis polimer ataupun tembaga yang melindunginya terhadap korosi. Beberapa amunisi juga terbuat dari alumunium. Walaupun lebih elastis dari pada besi, namun kurangnya daya tarik dari alumunium menghambat proses pengisian ulang senjata.
Lihat pula
Referensi