Templat:Infobox artis indonesia Yoris Sebastian (lahir 05 Agustus 1972)adalah seorang profesional muda asal Indonesia. Di usia dini, ia telah memimpin sebuah perusahaan konsultan kreatif OMG (Oh My Goodness).Yoris dikenal di masyarakat dalam hal inovasi dan ide kreatif. Pria keturuan Indonesia-Jepang ini menunjukkan konsistensinya dalam membuat ide-ide kreatif yang biasa disebut berpikir out of the box.

Menurutnya, ide kreatif akan segera berkembang bila dimulai dengan hal yang kecil (start small). Salah satu contah yang sering ia sampaikan adalah seumpama kalau orang sering memakai jam tangan di kiri, maka ia mengubah kebiasaan itu. Ia kenakan jam tangan di kiri dan kanan bergantian. Selain itu, kalau klien biasa pakai baju biru, jangan diminta pakai baju oranye. Tetap pakai baju biru, tetapi birunya diberi sesuatu atau apapun agar berbeda. Jadi, ia selalu katakan bahwa orang boleh berpikiran out of the box, tetapi eksekusinya tetep harus inside the box[1].

Karier

Selepas kuliah di SMA Pangudi Luhur, ia magang di Majalah Hai. Di sanalah Yoris mulai berkecimpung dalam dunia kreatif. Kemudian ia meneruskan karirnya di Hard Rock Café Jakarta. Di Hard Rock Café ini, ia mencapai prestasi tinggi ketika menjadi GM (general manager) di usia 26 tahun. Ia dinobatkan sebagai GM Hard Rock Café termuda di Asia dan termuda kedua di Dunia.

Ia menorehkan karya terbaiknya di Hard Rock Café ketika membuat program I like Monday. Ketika semua tempat hiburan buka di hari libur dan weekend, ia malah membuka sebuah event music di hari Senin yang nota bene hari paling sepi untuk orang berlibur. Yoris juga membuat program bertajuk Destination Nowhere. Sebuah event jalan-jalan yang jadwalnya tidak disampaikan pada pesertanya. Dalam perjalanan udaranya, event ini membawa Band Cokelat dan diminta meluncurkan album. Peluncuran album di atas ketinggian 30.000 kaki inilah yang kemudian diabadikan oleh MURI (Museum Rekor Indonesia).

Yoris sekarang memimpin OMG (Oh My Goodness) Creative consulting yang berdiri pada 1 April 2007. Usaha menjual ie-ide kreaitf kepada klien. OMG telah menjadi konsultan pengembangan bisnis konsep ruang rapat fPod di fX Jalan Sudirman, Jakarta; kreatif konseptor Rasuna Epicentrum yang mengusung konsep The Creative Capital of Jakarta; event consultant Black Innovation Award 2009 dan International Young Creative Entrepreneur Award British Council Indonesia; pemasaran dengan konsep word of mouth untuk XL dan kosmetik Caring Colours; konsultan pemasaran kreatif film remaja Queen Bee dan Ketika Cinta Bertasbih; sampai konsep bisnis inovatif untuk Avia Tour[2].

Penghargaan

Yoris yang dilahirkan di Ujung Pandang, 5 Agustus 1972 telah mendapat beragam penghargaan, di antaranya

  • British Council's International Young Creative Entrepreneur,
  • Asian Pacific Entrepreneur Award Winner (Most Promising Entrepreneurs),
  • Young Marketers Award Winner dari IMA and Markplus, dan Future CEO to Watch dari majalah SWA[3].

Pemikiran

Yoris telah menunjukkan bahwa ide adalah hal yang perlu apresiasi. Menurutnya, ide kreatif tidak datang begitu saja. Akan tetapi harus dilatih dan dikembangkan. Sepuluh tahun lalu mungkin publik tidak akan membayangkan bahwa ide akan dihargai, tetapi ditangan Yoris, ide bisa menjadi hal yang diperhitungkan. Ia membuktikan bahwa dunia kreatif mampu membawa sesorang popularitas dan kecukupan materi. Creatif is a habit not genetic[4]. Begitu Yoris mendefinisikan kreatifitas. Bagi Yoris, orang yang ber-IQ rendah belum tentu tidak memiliki ide kretaf. Sebaliknya, orang yang ber-IQ tinggi juga belum tentu memiliki banyak ide kreatif. Semuanya berproses. kreatifitas membutuhkan latihan yang konsisten.

Berpikir out of the box, bagi Yoris, memang diperlukan. cara berikir ini mengajaka si individu untuk berpikir dari yang biasa. Ketika ide itu berbeda, maka itulah berpikir out of the box. Berpikir seperti ini bukan berarti harus benar-benar berbeda dan baru. Ide-ide yang sudah ada bisa dikembangkan dan dimodifikasi. Akan tetapi, dalam ekseskusi ide, Yoris menegaskan bahwa penting untuk berpikir inside the box. menurutnya, ekseskuid model ini memberikan gambran akan batasan-batasan yang harus dimengerti. artinya, suatu ide yang akan dieksekusi jangan sampai keluar dari karakteristik dasarnya[5].

Yoris menyontohkan acara yang pernah ia lakukan yakni peluncuran album Band Padi di atap Mall Sarinah. Acara tersebut cukup meriah. Banyak wartawan meliput. Keramaian itu hingga menyebabkan kemacetan. Akan tetapi, beberapa waktu setelahnya, penjualan album itu tidak memuaskan. Ternyata publik menilai album itu memang tidak terlalu bagus. Ide peluncuran albumpadi itu memang out of the box, tetapi ide itu tidak sejalan dengan karakter kualitas albumnya.

Sementara, menurut Yoris, ide bisa berasal dari mana saja. Bisa dari internet, majalah, koran, tv, radio atau apapun. Baginya, kunci memunculkan sebuah ide kretaif yang inovatif adalah membiasakan diri berpikir kreatif. Ia selalu berpijak pada sebuah visi: Passion for knowledge, passion for innovation, and passion for achievement.

Ketika ditanya mengenai idola, Yoris menyebutkan beberapa tokoh dunia yang memang terlihat sepak terjangnya dalam dunia inovasi. Ia sebutkan Walt Disney, Steve Jobs, Madonna, dan Donald Trump sebagai idolanya. Ia menganggap bahwa mereka adalah inovator yang sukses berkat ide kreatif mereka. Walt Disney berhasil mempioniri pembuatan wahana hiburan Disneyland dan Walt Disney World Theme Park. Steve Jobs sendiri adalah inovator, pendiri, dan penemu Apple Computer. Sementara, Donald Trump adalah Bos Properti di AS dan Madonna adalah penyanyi terkanal juga berasal dari Negeri Paman Sam itu.

Kalau dicermati, idola Yoris dalam berinovasi tidak ada yang berasal dari Indonesia. Ia mengatakan bahwa di Indonesia, kadang inovasi dianggap agak berbeturan dan bertentangan dengan nilai-nilai lokal luhur (local wisdom). Yoris juga menyayangkan birokrasi di Indonesia yang juga belum bisa menghargai inovasi itu sendiri[6].

Akan tetapi, Yoris tetap optimis bahwa dunia inovasi di Indonesia tidak akan kalah dengan luar negeri. Menurutnya penghargaan kreativitas seharusnya menjadi prioritas. Selain itu, ia menentang sekali paham “me-too-ism”[7]. Paham ini merupakan rekaan Yoris untuk megibaratkan kebiasaan mencontek. Maksudnya, kebiasaan membuat tiruan ide dari orang atau tempat lain harus diubah. Ide-ide yang ada harus dikembangkan, bukan hanya dicontoh mentah-mentah. Ia menyontohkan keberhasilan facebook dan twitter yang ternyata ditanggap dengan tidak kreatif. Beberapa individu membuat facebook versi Indonesia.

Yoris sayangkan hal itu karena seharusnya yang diambil adalah pelajaran serta semangat untuk membuat ide baru ang orisinil. Yoris selalu menegaskan bahwa kunci sukses dalam menerjuni dunia inovasi adalah mengerjakan sesuatu sesuai passion. Artinya, perlu adalanya pengenalan diri atas apa yang disukai dan itulah yang ditekuni. Yoris menyebut hal itu sebagai "happynomic". Ia menambahkan, mengerjakan sesuatu yang disukai saja tidak cukup. Apa yang dikerjakan harus memberikan nilai ekonomi. Baginya, uang memang bukan tujuan utama, tapi jangan sampai apa yang dikerjaan rugi. Bagi Yoris, yang peting adalah do it if you like it. jadi, apa yang disukai, itu yang dieksekusi dan dikembangkan.

Meski putus kuliah, ia tidak pernah mengajak orang lain untuk mengikuti dirinya. Ia sampiakan bahwa bisa saja berhenti kuliah, kalau memang sudah ada yang bisa menjamin masa depannya. Tetapi baginya sebagai prioritas hidup adalah belajar dan belajar. Karena dari sanalah ide-ide kreatif muncul[8].

Referensi

  1. ^ http://yorissebastian.com/ (diakses 2 April 2010)
  2. ^ Pambudy, Ninuk M.“Oh My Goodness Yoris Sebastian”. Kompas, 29 Maret 2009
  3. ^ “Yoris Sebastian, Jadi GM termuda se-Asia”. http://nasional.kompas.com/read/2009/01/27/13325864/yoris.sebastian.jadi.gm.termuda.se-asia
  4. ^ Sebastian, Yoris. 2010. Oh My Goodness: Buku Pintar Orang Creative Junkies. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Chapter 1
  5. ^ Sebastian, Yoris. 2010. Oh My Goodness: Buku Pintar Orang Creative Junkies. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Chapter 7
  6. ^ “Yoris Sebastian: Passion Berinovasi”. Majalah Innovation Indonsia, Edisi 002/Agustus 2009. Hlm. 24-27
  7. ^ Sebastian, Yoris. 2010. Oh My Goodness: Buku Pintar Orang Creative Junkies. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Chapter 3
  8. ^ “Yoris Sebastian, Melahirkan Inovasi yang Seru dan Seksi”. http://default.tabloidnova.com/search?s=yoris+sebastian. (diakses 1 April 2010)

Pranala Luar

Yoris Sebastian Website