Serat pangan dikenal juga sebagai serat diet atau dietary fiber merupakan bagian dari tanaman yang dapat dikonsumsi dan mirip dengan karbohidrat yang memiliki sifat resistan terhadap pencernaan dan penyerapan di usus halus manusia serta mengalami fermentasi sebagian atau keseluruhan di usus besar. Serat pangan mencakup polisakarida, oligosakarida, lignin, serta substansi alinnya yang berhubungan dengan tanaman.[1] Trowell et al. (1985) mendefiniskan serat pangan adalah sisa dari dinding sel tumbuhan yang tidak terhidrolisis atau tercerna oleh enzim pencernaan manusia yaitu meliputi hemiselulosa, selulosa, lignin, oligosakarida, pektin, gum, dan lapisan lilin.[2] [2] Sedangkan Meyer (2004) mendefinisikan serat sebagai bagian integral dari bahan pangan yang dikonsumsi sehari-hari dengan sumber utama dari tanaman, sayur-sayuran, sereal, buah-buahan, kacang-kacangan, dsb.[1] Berdasarkan kelarutannya serat pangan terbagi menjadi dua yaitu serat pangan yang terlarut dan tidak terlarut.[1] Serat pangan terlarut meliputi pektin, beta glukan, galaktomanan, gum, serta beberapa oligosakarida yang tidak tercerna termasuk inulin didalamnya, sedangkan serat tidak larut meliputi lignin, selulosa, dan hemiselulosa.[1]

Buah, seperti mangga, mengandung serat pangan yang baik bagi kesehatan.

Referensi

  1. ^ a b c d (Inggris) "The Definition of Dietary Fibre". AACC Report (dalam bahasa English). 46. 2001.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Meyer" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  2. ^ a b (Inggris) Trowell HC (1976). "Definition of dietary fiber and hypotheses that it is a protective factor in certain diseases". The American Journal of Clinical Nutrition (dalam bahasa English). American Society for Nutrition. 29: 417–427. PMID 773166.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Trowell 1" didefinisikan berulang dengan isi berbeda