Seni Rupa Indonesia

Karya seni rupa daerah di Nusantara merupakan perwujudan dari pola hidup, kepercayaan, atau nilai-nilai yang ada di daerah setempat.<ref>Harry Sulastianto, dkk, "Seni dan Budaya", PT Grafindo Media Pratama, 9797583414, 9789797583415<ref> Kesenian berasal dari kata seni yang berarti rasa indah bila dinikmati orang dengan mempergunakan indra mata dan telinga, dapat juga berarti rasa nikmat bila orang menggunakan indra pengecap. Untuk seni rupa, hanya dibatasi pada seni patung, seni hias, dan seni bangunan saja. Seni sastra, seni pertunjukan, seni tata boga tidak dibicarakan, karena sudah di luar bidangnya.<ref>Supartono Widyosiswoyo, "Sejarah Seni Rupa Indonesia I" ,Universitas Trisakti.<ref>

Seni Rupa Awal Kemerdekaan

Kemerdekaan yang diperoleh bangsa Indonesia juga terasa sebagai suatu kebebasan dalam mengeluarkan pendapat, berorganisasi, beraliran. Seniman yang ikut pindah ke Yogyakarta menjadikan perjuangan mempertahankan kemerdekaan sebagai tema lukisnya. Presiden Soekarno yang menaruh minat besar terhadap seni meminta kepada Agus Djaja menghimpun pelukis untuk nantinya dapat mewujudkan museum seni lukis (1946). Seniman Bandung pun pindah ke Yogyakarta dan berhimpun dalam sanggar Seniman Masyarakat di bawah pimpinan Affandi (1946) yang merupakan organisasi seniman pertama setelah merdeka dan memiliki potensi tinggi sebagai seniman-pejuang.

Seni Bangunan Candi

Komplek Candi

Komplek berarti kelompok yang terdiri dari beberapa unsur. Komplek candi berarti suatu kelompok candi atau sebuah candi dengan unsur lain yang merupakan satu kesatuan. Berdasarkan pengelompokannya, candi di Indonesia dapat dibedakan atas beberapa buah.

  • Candi Tunggal

Candi tunggal merupakan suatu candi tunggal yang dengan lingkungannya merupakan satu kesatuan.

  • Kelompok Terkonsentrasi

Kelompok terkonsentarasi merupakan komplek percandian yang terdiri dari sejumlah besar candi dengan candi induk sebagai pusatnya.

  • Kelompok Tersebar

Kelompok tersebar merupakan komplek percandian juga, namun letaknya tersebar, tetapi dari kondisi masing-masingcandi diketahui bahwa masing-masing merupakan satu kesatuan juga.

  • Kelompok Terpadu

Kelompok terpadu merupakan komplek percandian terdiri dari tiga halaman dengan candi induknya terdapat di bagian belakang.

Referensi

1. Widyosiswoyo Supartono, Sejarah Seni Rupa Indonesia I. 2. Widyosiswoyo Supartono, Sejarah Seni Rupa Indonesia II.