Hyakken Uchida

Revisi sejak 18 April 2010 13.28 oleh Kenrick95Bot (bicara | kontrib) (Bot: perubahan kosmetika)

Hyakken Uchida (内田 百間 atau 内田百閒, Uchida Hyakken, 29 Mei 1889 – 20 April 1971) adalah novelis dan penulis esai asal Jepang. Sejak tahun 1911 ia menjadi murid Natsume Sōseki, dan menjadi teman akrab Shinroku Natsume (putra kedua Sōseki). Ciri khasnya karyanya adalah sosok kengerian yang misterius dan semakin menghampiri, serta esai yang penuh humor.

Hyakken Uchida
Pekerjaanpenulis, dosen

Dilahirkan di Prefektur Okayama sebagai putra tunggal pembuat sake, nama aslinya adalah Uchida Eizō. Nama pena Hyakken diambilnya dari nama Sungai Hyakken di Okayama yang merupakan tempat bermainnya sewaktu kecil. Ia juga dikenal dengan nama pena Hyakkien (百鬼園), dan pernah membantah bahwa nama Hyakkien berasal dari kata "shakkin" (utang).

Biografi

Hyakken dilahirkan sebagai anak keluarga berada, tapi setelah ayahnya meninggal dunia pada tahun 1905, pabrik sake milik keluarganya bangkrut. Sejak itu pula sepanjang hidupnya Hyakken tidak pernah lagi hidup berkecukupan. Sewaktu di Sekolah Lanjutan Atas VI (sekolah sistem lama, sekarang Universitas Okayama), ia tidak bisa tinggal di asrama karena tidak punya uang. Walaupun semua murid di sekolahnya wajib tinggal di asrama, Hyakken mendapat kelonggaran untuk tetap tinggal di rumah orang tua. Dalam karya-karyanya, Hyakken sering mengangkat tema orang yang berutang, namun tidak pernah menceritakan penyebab tokoh utamanya memiliki utang yang sangat besar.

Pada tahun 1912, Hyakken menikah dengan Kiyoko Horino, adik perempuan dari sahabat lamanya di bangku sekolah menengah pertama. Dua tahun berikutnya (1914), Hyakken lulus dari Jurusan Bahasa Jerman Universitas Kekaisaran Tokyo. Pada tahun yang sama, Hyakken semakin akrab dengan Ryūnosuke Akutagawa yang merupakan adik tingkatnya. Keduanya pertama kali bertemu di vila milik Sōseki.

Pada tahun 1916, Akademi Militer Angkatan Darat Jepang menerimanya sebagai dosen bahasa Jerman. Berkat rekomendasi Akutagawa yang lebih dulu bekerja sebagai dosen bahasa Inggris, sejak tahun 1918, Hyakken juga bekerja sebagai dosen bahasa Jerman di Akademi Militer Angkatan Laut Jepang. Karier sebagai dosen dilanjutkannya di Universitas Hosei pada tahun 1920. Karya perdana berjudul Meido diterbitkan pada tahun 1922.

Pada tahun 1923, Akademi Artileri dan Zeni Angkatan Darat mengangkatnya sebagai dosen paruh waktu. Dalam peristiwa kebakaran besar yang menyertai Gempa bumi besar Kanto, plat kertas untuk mencetak novel Meido musnah terbakar. Ia juga kehilangan pekerjaan karena akademi tempatnya mengajar ikut musnah terbakar. Setelah mengundurkan diri dari Akademi Militer Angkatan Darat pada tahun 1925, Hyakken hidup terpisah dari istri dan keluarga. Pada tahun 1927, Hyakken mengundurkan diri dari Akademi Artileri dan Zeni Angkatan Darat.

Pada tahun 1929, Hyakken pindah dan tinggal bersama wanita bernama Satō Kohi. Pada tahun yang sama, Hyakken mendapat pekerjaan sebagai Kepala Bagian Penelitian Penerbangan Universitas Hosei. Mahasiswa yang dipimpinnya mewujudkan proyek terbang sampai ke Eropa. Pesawat bersayap ganda, Seinen Nihon Go (Penerbangan Pemuda Jepang) berangkat dari Bandar Udara Haneda pada 29 Mei 1931 (hari ulang tahun Hyakken) dan tiba di Roma, Italia pada tanggal 31 Agustus.[1]

Pada tahun 1933, kumpulan esai yang diterbitkannya, Hyakkien Zuihitsu (Esai Hyakkien) menjadi buku laris. Pada tahun yang sama, Hyakken mengundurkan diri ketika terjadi kericuhan di Universitas Hosei. Peneliti Jerman Tsugio Sekiguchi dan penulis Sōhei Morita termasuk di antara anggota kubu yang mengusir Hyakken. Setelah tidak lagi mengajar, Hyakken mulai menekuni bidang tulis menulis.

Pada tahun 1939, perusahaan perkapalan Nippon Yusen menerimanya sebagai pegawai paruh waktu. Masih pada tahun yang sama, cerita karya Hyakken diangkat sebagai film Roppa no Hoojiro Sensei yang dibintangi pelawak Roppa Furukawa.

Dalam serangan udara terhadap Tokyo menjelang akhir Perang Dunia II, rumah yang ditinggalinya habis terbakar. Hingga tahun 1948, tempat tinggalnya adalah gubuk sementara yang dibangun di halaman rumah tetangga. Pengalaman tersebut nantinya diterbitkan sebagai buku harian berjudul Tokyo Shōjin.

Kisah perjalanan selama 2 hari 1 malam ke Osaka dituangkan dalam novel Tokubetsu Ahō Ressha (1950). Novel tersebut merupakan awal dari seri tulisan berjudul Ahō Ressha yang terus berlanjut hingga tahun 1955.

Di usia lanjut, Hyakken sangat menyayangi Nora, kucing peliharaan yang dipungutnya dari halaman rumah. Ketika Nora hilang, Hyakken berusaha keras mencarinya, namun tidak pernah ditemukan kembali. Setelah kehilangan Nora, Hyakken mendapat pengganti seekor kucing bernama Kurutsu. Kesedihan ditinggal kucing kesayangan diangkatnya dalam esai berjudul Nora ya dan Kuru ya Omae ka. Keduanya terbit tahun 1957, dan menjadi adikarya Hyakken di kemudian hari.

Pada tahun 1959, seri esai Hyakkien Zuihitsu mulai dimuat secara bersambung di majalah Shōsetsu Shinchō, dan terus berlanjut hingga tahun 1970. Pada tahun 1964, istrinya meninggal dunia pada usia 72 tahun. Tahun berikutnya, Hyakken menikahi Satō Kohi, wanita yang sudah dikenalnya sejak tahun 1929.

Pada tahun 1970, Neko ga Kuchi o Kiita merupakan tulisan terakhir dalam seri esai Hyakkien Zuihitsu, dan sekaligus merupakan karya terakhirnya. Akibat kondisi fisik yang lemah, Hyakken tidak lagi bisa menulis. Esai Nichibotsu Heimon diterbitkan di kemudian hari setelah Hyakken meninggal dunia. Hyakken, 81 tahun, meninggal dunia pada 20 April 1971 di rumah kediamannya di Tokyo.

Kepribadian

Hyakken dikenal sebagai orang keras kepala dan tidak simpatik. Hal ini mungkin disebabkan masa kecilnya yang dimanja oleh sang nenek. Hyakken sendiri mengakuinya, dan sering mengangkat topik tersebut dalam karyanya. Ia sering mengaku bahwa dirinya "penggemar birokrasi", menyukai penghormatan dan pangkat, serta peraturan dan disiplin. Sewaktu menjadi pengajar di Akademi Militer Angkatan Darat, ia pernah menerima gelar kehormatan Ju-go-i. Sebagai pecinta ketertiban, Hyakken pernah menulis dirinya sangat membenci 47 ronin yang melanggar disiplin karena membalas dendam. Penulis Saiichi Maruya memperkirakan, "Hyakken mungkin merasakan dirinya sebagai Kira Kōzuke no Suke" (tokoh antagonis dalam cerita 47 ronin).

Di sisi lain, Hyakken dikenal sebagai tokoh humoris yang sangat disukai mahasiswa yang menjadi muridnya di Universitas Hosei. Sejak ulang tahun yang ke-61, ulang tahun Hyakken selalu dipestakan oleh kelompok mahasiswa yang menjadi muridnya, dokter keluarga, dan mantan rekan sekantor. Mereka menyebut pesta ulang tahun Hyakken sebagai Maadakai (摩阿陀会). Alasannya, Hyakken masih sehat dan mungkin belum (bahasa Jepang: mada) waktunya mati.

Sutradara Akira Kurosawa mengangkat kisah masa tua Hyakken ke layar perak dengan judul Madadayo. Judulnya berasal dari kata māda dayo (belum) yang diucapkan olh anak yang belum selesai bersembunyi ketika bermain petak umpet. Sebagai balas budi atas pesta ulang tahun untuknya, Hyakken mengadakan pesta tahun baru setiap tanggal 3 Januari dengan biaya pribadi. Pesta selamatan tersebut diberi nama Gyokeikai (御慶の会) dan diadakan di Hotel Tokyo Station.

Natsume Sōseki adalah dosen yang dikaguminya. Hyakken menyenangi makan enak, koto, sake, rokok, burung kecil, kereta api, kucing, dan kue khas Okayama (ōtemanjū). Semuanya sering diangkat sebagai topik dalam tulisannya. Sewaktu masih tinggal di Okayama, ia sering bermain koto. Setelah bermukim di Tokyo, Hyakken menjadi murid pemain koto tunanetra sekaligus pencipta lagu Michio Miyagi yang terkenal dengan lagu Haru No Umi. Hubungan antara Hyakken dan Miyagi bermula dari hubungan antara murid dan guru, namun berlanjut menjadi sahabat. Miyagi sering diceritakannya dalam esai yang ditulisnya. Selain itu, Hyakken sering membimbing Miyagi sewaktu menulis buku. Setelah Miyagi tewas misterius, dini hari 25 Juni 1956 akibat terjatuh dari KA Malam Ekspres Ginga tujuan Osaka, Hyakken berkabung dengan mengunjungi lokasi kecelakaan di Stasiun Kariya di Kariya, Prefektur Aichi, dan menulis cerita Tōkaidō Kariya Eki (Stasiun Kariya Tōkaidō).

Hyakken adalah penggemar berat kereta api. Ditemani penulis Saburō Hirayama yang disamarkannya dengan nama julukan Himaraya-sankei (Pegunungan Himalaya), Hyakken sering naik kereta api tanpa tujuan yang jelas. Kisah perjalanan naik kereta api dijadikannya seri tulisan berjudul Ahō Ressha. Seri pertama berjudul Dai Ichi Ahō Ressha merupakan adikarya Hyakken sesudah Perang Dunia II. Penulis Hiroyuki Agawa dan penulis spesialis kereta api, Shunzō Miyawaki bahkan mengakui Hyakken sebagai perintis cerita perjalanan dengan kereta api. Ditemani Hirayama, Hyakken berkali-kali pergi ke Yatsushiro, Prefektur Kumamoto untuk menginap di sebuah ryokan di sana. Hyakken juga seorang peminum sake yang kuat. Di sepanjang perjalanan dengan kereta api, Hyakken terus menerus minum sake ditemani Hirayama.

Dalam sejumlah karyanya, Hyakken bernostalgia tentang masa kecil di kampung halamannya, Okayama. Setiap kali kereta api yang dinaikinya singgah di Stasiun Okayama, Hyakken tidak lupa turun menginjakkan kaki di peron stasiun, atau duduk termenung memandangi pemandangan dari jendela kereta api. Berkat tulisan Hyakken, ōtemanjū terkenal sebagai kue khas Okayama. Selain pulang ke Okayama untuk menghadiri pemakaman guru sekolah di masa kecil, Hyakken semasa hidupnya tidak pernah lagi pulang ke kampung halamannya. Alasan yang diutarakannya antara lain, "tidak ingin melihat pemandangan Okayama yang sudah berubah," atau "tidak ingin mengotorkan ingatan masa lalu yang indah". Setelah Hyakken meninggal dunia, sesuai pesan terakhirnya, sebagian dari abunya dikuburkan di makam keluarga yang ada di kampung halamannya.

Bibliografi

Karya terpilih:

  • Meidō (antologi cerpen, terjemahan bahasa Inggris: Realm of the Dead)
  • Ryojun Nyujōshiki (antologi cerpen)
  • Tokyo Nikki (diterbitkan dalam Oka no Hashi)
  • Yanagi Kenkō no Shōkan (dalam Fune no Yume)
  • Nanzanju (dalam Kiku no Ame)
  • Sarasāte no ban (dalam Jissetsu Kusahira Ki
  • Gansaku Wagahai wa Neko de Aru (novel)
  • Ahō Ressha (menurut Hyakken, cerita bersambung ini adalah fiksi dan bukan esai atau kisah perjalanan)
  • Manuke no Jitsuzai no Kansuru Bunken

Kumpulan esai

  • Hyakkien Zuihitsu
  • Zoku Hyakkien Zuihitsu
  • Daihinchō
  • Gochisōchō (antologi tulisan)
  • Nora ya (antologi tulisan)
  • Jisetsu Sōheiki
  • Nichibotsu Heimon

Cerita anak

  • Ō-sama no Senaka

Buku harian

  • Hyakkien Nikkichō (vol. I dan II)
  • Tokyo Shōjin

Kumpulan puisi

  • Hyakkien Haikuchō
  • Hyakkien Haiku

Film

Berikut ini adalah film yang ceritanya ditulis Uchida Hyakken:

Referensi

  1. ^ "Hosei daigaku ni tsuite". Hosei University. Diakses tanggal 21 September. 
  • Uchida Hyakken. Watashi no "Sōseki" to "Akutagawa". Chikuma bunko. Tokyo: Chikuma Shobo, 1993.

Pranala luar