Piometra

phyometra

Pyometra adalah terkumpulnya nanah (pus) di dalam uterus yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, infeksi dan produksi mukus yang berlebihan di dalam uterus [1]. Pyometra berasal dari dua kata, yaitu pyo yang artinya nanah dan metra yang artinya uterus [2]


Penyebab

Penyebab Penyakit ini belum jelas. Namun pyometra biasa terjadi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu ketidakseimbangan hormonal didalam tubuh. Hal ini, bisa terjadi akibat dari pemberian preparat hormon progesteron dan estrogen serta infeksi post inseminasi atau ovulasi. Salah penyebab adalah pemberian preparat progesteron yang sering digunakan untuk mencegah terjadinya estrus.

Escherichia coli merupakan bakteri yang sering ditemui pada kasus pyometra, namun bakteri lain seperti Stapylococcus, Streptococus, Psudomonas proteus dan bakteri lainnya juga dapat ditemukan. Untuk mengidentifikasi jenis bakteri penyebab utama dapat dilakukan metode kultur dan sensetivitas untuk munentukkan terapi antibiotik yang yang tepat [1]

Gejala Klinis

Hewan yang mengalami pyometra biasanya menunjukkan gejala klinis berupa letargi (kelemahan), depresi, anoreksia, polyuria (banyak urinasi), polydipsi (banyak minum), mukosa pucat, diare, kehilangan bobot badan, kesakitan pada bagian abdomen, dan muntah [1]. Tidak lebih dari 16% menunjukakan gejala klinis berupa keluarnya discharge purulent dari vulva [1][3]. Gejala lain yakni pada saat palpasi terjadi pembesaran pada bagian uterus dan hewan mengalami kesakitan pada saat dilakukan palpasi pada bagian abdomen [4]. Selain itu, penderita akan mengalami siklusestrus yang tidak normal dan hewan mengalami dehidrasi yang disebaban adanya penimbunan nanah dalam uterus dengan konsenterasi yang tinggi dibandingkan dengan cairan ekstraseluler, sehingga cairan tersebut akan berdifusi ke uterus untuk menyeimbangan konsentrasi cairan tubuh.

Diagnosa

Diagnosa pyometra dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik (gejala klinis), dengan pemeriksaan radiologi (x-ray), ultarsonografi (USG) serta pemeriksaan laboratorium sebagai peneguh diagnosa dengan ditemukannya peningkatan Sel Darah Putih (SDP) diatas ambang normal yang sering disebut sebagai leukositosis [1].

Pyometra terdiri dari dua tipe yaitu pyometra terbuka dan terutup. Pyometra terbuka ditandai dengan adanya discharge keluar berupa purulen sering keluar dari vulva yang kadang disertai dengan adanya darah dan bau yang sangat menyengat, sedangkan pada kasus pyometra tertutup tidak ditemukan adanya discharge purulen yang keluar dari vulva akibat tertutupnya serviks (cincin rahim) sehingga sering dikelirukan dengan kebuntingan.

Terapi

Pada hewan kesayangan, terapi pyometra dapat dilakukan dengan operasi pengangkatan rahim. Namun, operasi ini beresiko tinggi pada hewan yang kondisi tubuhnya lemah. [5]. Selain itu, penderita perlu diberikan terapi cairan (infus) dan antibiotik.

Refrensi

  1. ^ a b c d e Aellio SE. Aellio SE, ed. The Merck Veterinary Manual (dalam bahasa English) (edisi ke-8). New Jersey: Merck and Co. Inc. 
  2. ^ Rasid, Achoiro Wati (2009-06-16). "Mengenal Pyometra pada sapi". Diakses tanggal 2010-04-20. 
  3. ^ "Pyometra in Dogs and Cats". Diakses tanggal 2010-04-15. 
  4. ^ Tilley, LP (1997). The 5 Minute Veterinary Consult Canine dan Feline. USA: William and Wilkins. 
  5. ^ "Pyometra" (PDF). Bishops Stortford Veterinary Hospital. Diakses tanggal 2010-04-20.