Perang Lebanon 2006

konflik bersenjata khususnya antara Israel dengan Hezbollah
Konflik Israel-Libanon 2006
Tokoh Hizbollah, Hassan Nasrallah
Data
Tanggal: 12 Juli 2006 -
Lokasi: Lebanon dan Israel
Alasan: Serangan sayap militer Hizbullah pada sebuah pos penjagaan perbatasan Israel pada 12 Juli 2006 sehingga 8 serdadu Israel tewas dan 2 lainnya ditawan.
Partai
Israel:
Hizbullah: Berkas:Flag of Hezbollah.svg
Lebanon: (netral)
Pemimpin
Israel: Dan Halutz (ketua dewan jenderal)
Udi Adam (Pemimpin regional)
Lebanon: Berkas:Flag of Hezbollah.svg Hassan Nasrallah (Pemimpin Hizbullah)
Michel Sulaiman (Tentara Lebanon)
Kekuatan militer (jumlah)
Israel: 70.000 - 90.000
Hizbullah: Berkas:Flag of Hezbollah.svg 3.000 - 10.000
Lebanon: 35.000 - 40.000
Korban
Israel: 55 tewas, 486 luka-luka, 2 ditawan, puluhan ribu pengungsi
Lebanon: 360 tewas, 1.000+ luka-luka, 800.000 pengungsi
Lain-lain: +100 tewas

Konflik Israel-Lebanon 2006 adalah serangkaian tindakan militer dan bentrokan terus-menerus di Israel utara dan Lebanon yang melibatkan sayap bersenjata Hizbullah dan Angkatan Pertahanan Israel (Israeli Defence Force atau IDF).

Pada tanggal 12 Juli 2006 Hizbullah memulai Operasi Truthful Promise ("Janji yang Jujur"). Operasi ini disebut demikian menurut ancaman oleh pemimpinnya yang bernama Sheik Hassan Nasrallah untuk menculik orang-orang Israel dan menukar mereka karena tiga tawanan Lebanon sisanya ditahan oleh Israel. [butuh rujukan]

Razia subuh masuk ke wilayah Israel menghasilkan delapan orang tentara Israel tewas dan dua lainnya ditawan. Israel kemudian membalas dengan Operasi Just Reward ("Balasan yang Adil"), yang lalu namanya diubah menjadi Operasi Change of Direction ("Perubahan Arah"). Serangan balasan ini meliputi tembakan roket yang ditujukan ke arah Libanon dan pengeboman oleh Angkatan Udara Israel (IAF), blokade Udara dan Laut serta beberapa serangan kecil ke dalam wilayah Lebanon selatan oleh tentara darat IDF.[butuh rujukan]

Seorang warganegara Indonesia yang bekerja sebagai TKI, Siti Maemunah binti Muhtar Bisri, dilaporkan tewas di Lebanon akibat rudal yang diluncurkan Israel pada 11 Juli. [1]

Alasan serangan Israel

Israel menyerang Lebanon dengan menggunakan alasan penawanan 2 tentara Israel oleh Hizbullah dalam suatu serangan lintas perbatasan. Hizbullah berencana untuk menggunakan penawanan ini untuk melakukan pertukaran tawanan untuk membebaskan warga Libanon dan Palestina yang ditahan Israel [2]. Israel membalasnya dengan menyerang Lebanon bertubi-tubi. Hizbullah membalas kembali dengan meluncurkan roket-roket ke kawasan utara Israel.

Perdana Menteri Israel Ehud Olmert berkata serangan akan dihentikan jika Hizbullah membebaskan 2 tentara Israel. Hizbullah hendaklah menghentikan serangan roket dan pemerintahan Lebanon melaksanakan Ketetapan Majelis Umum PBB 1559, yaitu perlucutan senjata oleh Hizbullah. Israel menuduh Hizbullah telah melancarkan 130 roket dalam waktu 48 jam menyebabkan belasan warga tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Serangan roket Hizbullah ini dilakukan setelah serangan bom Israel ke Libanon.

Perdana Menteri Libanon Fuad Siniora mengatakan Israel harus mengembalikan wilayah Sheeba Farms kepada Libanon sebelum melakukan pelucutan senjata Hizbullah, mengingat penyebab adanya Hizbullah adalah untuk membebaskan Libanon dari pendudukan Israel. [3]

Hizbullah merupakan merupakan organisasi Islam Syiah. Ada yang pro-Suriah dan pro-Iran. Hizbullah mempunyai perwakilan di Parlemen Lebanon dan ada yang menjadi menteri Lebanon.

Peristiwa-peristiwa penting

  • 13 Juli - Israel mengebom satu-satunya bandar udara internasional di Lebanon, Bandara Internasional Rafik Hariri dan juga sebuah stasiun televisi.
  • 15 Juli - PM Lebanon Fouad Siniora menyerukan diadakannya gencatan senjata di bawah pengawasan PBB, sementara pesawat-pesawat tempur Israel menyerang kawasan Beirut tengah. Sebagai balasan, roket-roket Hizbullah menghujani Israel. Sebuah kapal perang Israel dirusakkan oleh serangan Hizbullah.
  • 18 Juli - Sekjen PBB, Kofi Annan menyerukan dibentuknya sebuah pasukan internasional di Lebanon untuk mengakhiri krisis.
  • 25 Juli - Serangan udara Israel terhadap pos PBB di Khiam, Lebanon Selatan yang menewaskan 4 pengamat keamanan PBB. Dua hari kemudian, Dewan Keamanan PBB gagal mencapai kesepakatan untuk mengutuk tindakan Israel, karena AS memveto setiap upaya yang mengkritik Israel atas serangannya terhadap Lebanon.
  • 30 Juli - (1.30 pagi waktu setempat) Israel menyerang gedung tempat pengungsi berlindung di kota Qana, Lebanon, menewaskan lebih dari 60 orang, sebagian besar di antaranya masih anak-anak. Lebih dari 600 warga sipil Lebanon telah tewas akibat serangan Israel dalam 18 hari terakhir.
  • 30 Juli - Israel setuju untuk menghentikan serangan udara selama 48 jam di Lebanon Selatan.

Sumber

  1. ^ Akibat rudal Israel: Seorang TKI Tewas di Lebanon
  2. ^ Hezbollah surprised by onslaught
  3. ^ Lebanon to Israel: Return Shebaa Farms