Vlad Ţepeş

pemimpin Wallachia abad ke-15
Revisi sejak 26 April 2010 15.18 oleh 01Raina (bicara | kontrib) (+ isi)

Vlad III, Pangeran Wallachia (c. 1431 – Desember 1476), dikenal sebagai Vlad Ţepeş diucapkan [ˈvlad ˈt͡sepeʃ]) atau Drakula, adalah pangeran Wallachia yang berkuasa pada tahun 1448, lalu pada 1456 hingga 1462 dan pada tahun 1476.

Vlad III Drakula
Pangeran Wallachia
Potret Vlad III
Berkuasa1448; 1456–1462; 1476
AyahVlad II Dracul
IbuPutri Cneajna dari Moldavia

Dalam sejarah, Vlad terkenal akan perlawanannya terhadap ekspansi Kesultanan Utsmaniyah[2] dan hukuman kejam yang ia berlakukan pada musuh-musuhnya.[3]

Vlad III terkenal karena menginspirasi nama karakter vampire pada novel Bram Stoker tahun 1897, Drakula.[4]

Masa muda

Vlad dilahirkan pada bulan November atau Desember 1431 di benteng Schäßburg, Transilvania, Kerajaan Hongaria di Rumania sekarang.[1] Ayahnya, Vlad II adalah gubernur militer di Transylvania.[1] Ia diangkat oleh Raja Honggaria, Sigismund dan dijadikan anggota dari orde naga (dalam bahasa Rumania Dracul berarti Naga).[1] Vlad III yang mewarisi gelar ayahnya otomatis disebut Draculea atau Anak Naga.[1] Dalam bahasa Inggris, Draculea menjadi Dracula.[1] Sedangkan ibunya adalah seorang putri dari Moldavia.[1]

Dua tahun setelah kelahiran Dracula, pasukan Turki telah berhasil menyebrangi Sungai Danube dan siap menyerang daerah kekuasaan Raja Sigismund.[1] Raja pun memerintahkan Vladd II untuk maju berperang.[1] Dengan kesabaran Vlad II akhirnya dapat merebut takhta Wallachia.[1] Ia hanya memerintah selama tujuh tahun sebelum akhirnya Turki Utsmaniyah datang menyerang.[1] Vlad II sadar ia tidak akan menang lalu menetralkan diri menghadari utusan Turki Utsmaniyah].[1] Hal ini membuat Raja Sigismund marah.[1] Ia mengusir Vladd II dan mengantikannya dengan Janos Hunyadi.[1]

Setahun kemudian Vlad II kembali ke Wallachia dan merebut takthanya dengan bantuan Turki Utsmaniyah].[1] Sebagai jaminan kesetiaannya ia mengirim dua puteranya, Dracula dan Randu ke Turki.[1] Saat itu Dracula muda berusia 11 tahun.[1]

Sebagai Tawanan di Turki

Dracula sendiri menganut agama Katolik sesuai agama orang tuanya.[1] Berbeda dengan saudaranya, Randu akhirnya memeluk agama Islam sewaktu di Turki.[1] Dracula sendiri demi politik agar tidak didiskriminasi memeluk Islam selama berada di Turki.[1] Disana ia banyak sekali mempelajari teknik-teknik perang dari pasukan Turki Utsmaniyah].[1]

Konon bibit kejam ia dapatkan dari Wallachia.[1] Kekejaman di kota itu adalah pemandangan sehari-hari.[1] Ia membawa kekejaman itu dan memumpuk dendam sewaktu di Turki dan menunggu saatnya membalas dendam.[1] Ia pun suka membunuh binatang kecil tak berdaya jika tidak dapat melampiaskan kekejamannya.[1]

Kembali ke Wallachia

Dracula dibebaskan pada tahun 1448 M oleh Turki Utsmaniyah].[1] Alasannya adalah karena ayahnya, Vlad II dan pamannya Mircea telah wafat.[1] Pada umur 17 tahun, ia ditugaskan untuk merebut kembali Wallachia dari Kerajaan Hungaria.[1] Ia berhasil walau dua bulan kemudian kembali kalah dari Janos Hunyadi.[1] Janos Hunyadi kemudian menempatkan bawahannya Vladislav II di takhta Wallachia.[1] Selama tiga tahun Dracula diasingkan ke Moldavia.[1] Pada tahun ketiga Pangeran Bigdan Moldavia terbunuh dan memaksa Dracula untuk melarikan diri.[1]

Sementara itu di Wallachia, Vladislav II pun mengkhianati Janos Hunyadi dan bergabung dengan Turki Utsmaniyah].[1] Hal ini membuka jalan Dracula untuk mendekati Janos Hunyadi.[1] Janos Hunyadi pun mempercayai Dracula dengan alsan bahwa anak itu memikili pengetahuan yang banyak tentang Turki Utsmaniyah].[1] Keduanya ternyata memiliki banyak kesamaan karena ternyata keduanya adalah tipe pemimpin Machiavelli yang menghalalkan segala cara untuk memperoleh kekuasaan.[1]

Janos Hunyadi akhirnya menempatkan Dracula di benteng Sibiu di barat daya Transilvania.[1] Saat itu terjadilah jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Utsmaniyah], tanda kekalahan kerajaan-kerajaan Katolik dalam Perang Salib.[1]

Masa pemerintahan

Hal pertama yang Dracula lakukan sebagai penguasa adalah melakukan reformasi dengan cara menyula (impale).[1] Sula sendiri adalah metode pembunuhan dengan dengan cara menusukkan tiang pancang sebesar lengan orang dewasa ke bagian dubur korbannya dan mendirikan pancang tersebut.[1] Orang-orang pertama yang menjadi korbannya adalah para bangsawan di Wallachia.[1] Sebelum kedatangan Dracula, para bangsawan itu adalah penguasa Wallachia.[1] Penguasa takhta Wallachia hanyalah boneka belaka.[1] Setelah pembunuhan para bangsawan serta keluarganya, Dracula membagikan tanah-tanah bangsawan kepada petani kecil yang setia padanya.[1] Para bangsawan yang selamat segera melarikan diri atau bungkam setelah kejadian itu.[1]

Semenjak itu ia memperketat semua peraturan di Wallachia untuk menjamin pemerintahannya.[1] Ia memberlakukan hukuman berat bagi pelaku kejahatan, ini tentunya membuat Wallachia menjadi daerah yang aman karena orang-orang takut akan hukuman-hukuman berat tesebut.[1]

= Benteng Poenari

Dracula memusatkan semua pemerintahannya di Benteng Poenari.[1] Benteng ini dibangun dari keringat para pangeran dan keluarganya yang ditawan pada hari Paskah.[1] Hari itu semua dipaksa untuk mengerjakan pekerjaan kasar membangun kastil setelah diberi jamuan besar-besaran.[1] Beberapa pangeran yang melawan ditangkap dan disula di tempat.[1]

Benteng ini akhirnya dikepung oleh Randu yang menyerang atas perintah Sultan Mehmed II.[1] Randu adalah panglima perang sekaligus anggota dari kesatuan Yanisari, orde yang dibentuk untuk menandingi Orde Naga (Dracul).[1]

Malam sebelum penyerangan, seorang hamba Dracula yang dikirim bersamanya ke Turki dan saat itu melayani Randu, memanahkan pesan agar tuannya kabur.[1] Istri Dracula yang menerimanya.[1] Istrinya segera memberitahu agar Dracula segera melarikan diri.[1] Dracula menolak dan bersikeras bertahan.[1] Istrinya tidak mau menjadi tahanan perang maka ia melompat dari kamar tidurnya dan jatuh di anak Sungai Arges.[1] Sekarang sungai itu diberi nama Sungai Permaisuri (Răul Doamnei).[1] Ternyata diketahui setelahnya bahwa saat istrinya melompat bunuh diri, Dracula justru melarikan diri lewat lorong rahasia.[1]

Masa Pengasingan

Dari benteng Poenari, Dracula melarikan diri ke arah barat menuju daerah Brasov.[1] Ia segera menemui raja Hunggaria yang baru yaitu Matthias Corvinus.[1] Sesampainya disana ia bukannya dijamu malahan dijadikan tawanan.[1] Ia ditempatkan sebagai tahanan di Istana Visegard. [1] Disini kebiasaannya menyiksa binatang kecil kembali kambuh.[1] Penjaga Istana Visegard enggan bertemu jika tidak mempunyai keperluan.[1]

Untuk memuaskan keluarga kerajaan Dracula masuk agama Katolik.[1] Ia pun dipindahkan ke vila di areal kerajaan.[1] Disana ia bertemu Ilona Szilagy, seorang perempuan kemenakan Raja Matthias.[1] Setelah resmi menikah ia mengabdi pada Raja Matthias selama 13.[1] Pada bulan Juli 1375 M ia kembali menyerang Wallachia dan memasuki masa pemerintahan kedua.[1]

Masa pemerintahan kedua

Masa pemerintahan kedua ini hanya berlangsung satu tahun.[1] Ia banyak menghabiskan waktunya di Gereja Snagov.[1] Sehari-hari ia hanya mengikuti misa dan berbincang dengan kepala biara.[1] Ia pun sempat bertanya apakah dosanya dapat diampuni.[1] Ia pun berpesan agar dikuburkan di gereja itu.[1]

Kali ini kekejamannya hampir hilang sama sekali.[1] Ia hanya merenung dan memikirkan segala yang telah ia lakukan.[1] Pada tahun 1476 ia meninggal dunia.[1]


Rujukan

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar as at au av aw ax ay az ba bb bc bd be bf bg bh bi bj bk bl bm bn bo bp bq br bs bt bu bv bw bx by bz ca cb Cneajna, Hyphatia.(2010). Dracula: Pembantai Umat Islam Dalam Perang Salib Hal.35-36, 41-47. Yogyakarta: Navila Idea
  2. ^ Count Dracula's Legend
  3. ^ Vlad III (ruler of Walachia)
  4. ^ Encyclopedia Britannica

Pranala luar

Templat:Link FA