Trigana Air Service Penerbangan 162

Trigana Air Service Penerbangan 168 dijadwalkan melakukan penerbangan dari Bandara Berau menuju Bandara Temindung di Indonesia. Pada 11 Februari 2010, penerbangan menggunakan ATR 42 PK-YRP. Pesawat diketahui mengalami kerusakan mesin selama penerbangan, sehingga awak pesawat memutuskan untuk mendarat di Bandara Udara Internasional Sepinggan. Pesawat kemudian mendarat 18 mil laut (33 km) dari bandara tujuan. Dua orang mengalami cedera serius.

Trigana Air Service Flight 168
Ringkasan peristiwa
Tanggal11 Februari 2010
RingkasanKerusakan mesin
LokasiBandar Udara Internasional Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur, Indonesia
Penumpang51[1]
Awak5
Cedera2 (cedera)
Tewas0
Selamat56 (semua)
Jenis pesawatATR-42-300F
OperatorTrigana Air Service
RegistrasiPK-YRP
AsalBandar Udara Berau, Indonesia
TujuanBandar Udara Temindung, Indonesia

Pesawat

Pesawat yang digunakan ATR-42-300F PK-YRP. Pesawat diproduksi pada tahun 1987 sebagai c/n 50.[2] Penerbangan pertama dilakukan pada 22 Mei 1987 dengan nomor registrasi F-WWER. Pesawat digunakan pertama oleh Pan Am Express pada 10 Juni 1987 dengan nomor registrasi N4202G. Pada 4 Desember 1991 pesawat dialihkan kepada Trans World Express. Pada 5 Desember 1995, pesawat disewakan kepada Mahalo Air. Kemudian pesawat dipensiunkan pada September 1997. Pada Oktober 1998 pesawat dikembalikan kepada ATR dengan nomor registrasi F-WQIT. Pada 20 Oktober 1998, pesawat disewakan kepada Inter-Canadien dengan nomor registrasi C-GICB. Pesawat diubah menjadi pesawat kargo. Pada Januari 2003, pesawat kembali dipensiunkan. Pada 2 Agustus 2008, pesawat kembali digunakan oleh Trigana Air Service dengan nomor PK-YRP.[3]

Kecelakaan

Penerbangan 168 berangkat dari Bandara Berau dengan tujuan Bandara Temindung. Selama penerbangan, salah satu mesin mengalami kegagalan mesin dan mengalami mati mesin. Awak pesawat memutuskan untuk mengubah tujuan menuju Bandara Internasional Sepinggan dengan panjang landasan 2.500 meter (8.200 ft), dibandingkan dengan panjang Bandara Temindung yang hanya 1.150 meter (3.770 ft). Fasilitas pendaratan di Bandara Sepinggan lebih baik daripada Temindung.[4] Kemudian mesin kedua juga mengalami kehilangan kekuatan mesin.[1] Pada pukul 11:40 local time (03:40 UTC),[2] pesawat melakukan pendaratan darurat di sawah sekitar 41 kilometer (25 mi) dari Balikpapan dan berjarak sekitar 18 mil laut (33 km) dari Sepinggan.[4] Dua orang mengalami patah kaki.[5] Pesawat mengalami kerusakan, tetapi masih dapat diperbaiki.[6]

Investigasi

Investigasi telah dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi. Perekam data penerbangan dan perekam suara kokpit telah ditemukan dan dikirim untuk dianalisis. Pesawat mendarat dengan kecepatan tinggi, tetapi dengan mesin mati. Foto menunjukan propeler sudah tidak ada.[4]

Referensi

  1. ^ a b "Accident description". Aviation Safety Network. Diakses tanggal 7 March 2010.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "ASN110210" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  2. ^ a b "Current News". JACDEC. Diakses tanggal 11 February 2010. 
  3. ^ "PK-YRP Trigana Air Service ATR 42-300F - cn 050". Planespotters. Diakses tanggal 11 February 2010. 
  4. ^ a b c Hradecky, Simon. "Accident: Trigana AT42 at Bone on Feb 11th 2010, forced landing on a field". Aviation Herald. Diakses tanggal 11 February 2010. 
  5. ^ "Indonesian plane lands in rice field: all safe". Reuters. Diakses tanggal 11 February 2010. 
  6. ^ "Recent accidents / incidents worldwide". JACDEC. Diakses tanggal 16 February 2010.