Teknologi pertanian
Teknologi Pertanian merupakan penerapan dari ilmu-ilmu teknik kepada kegiatan pertanian. Secara lengkap dari aspek ranah keilmuan, teknologi pertanian dapat diuraikan sebagai suatu penerapan prinsip-prinsip matematika dan sains alam dalam rangka pendayagunaan secara ekonomis sumberdaya pertanian dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan manusia [1]. Teknologi pertanian melalui pendekatan falsafah merupakan ilmu pengetahuan praktik-empirik yang bersifat pragmatik finalistik, dilandasi paham mekanistik-vitalistik dengan penekanan pada objek formal kerekayasaan dalam pembuatan dan penerapan peralatan, bangunan, lingkungan, sistem produksi serta pengolahan dan pengamanan hasil produksi[2]. Objek formal dalam ilmu pertanian budidaya reproduksi berada dalam fokus budidaya, pemeliharaan, pemungutan hasil dari flora dan fauna, peningkatan mutu hasil panen yang diperoleh, penanganan, pengolahan dan pengamanan serta pemasaran hasil[1]. Oleh sebab itu, secara luas cakupan teknologi pertanian meliputi berbagai penerapan ilmu teknik pada cakupan objek formal dari budidaya sampai pemasaran.
Teknik Pertanian
Teknik pertanian merupakan pendekatan teknik (engineering) secara luas dalam bidang pertanian yang sangat dibutuhkan untuk melakukan transformasi sumberdaya alam secara efisien dan efektif untuk pemanfaatannya oleh manusia. Dengan demikian dalam sistematika keilmuan, bidang teknik pertanian tetap bertumpu pada bidang ilmu teknik untuk memcahkan berbagai permasalahan di bidang pertanian[3]. Terminologi teknik pertanian sebagai padanan Agricultural Engineering diperkenalkan di Indonesia pada paruh 1990-an. Sebelumnya terminologi yang digunakan lebih sempit, yaitu mekanisasi pertanian yang diadopsi dari Agricultural Mechanization, sejak awal 1990-an bersamaan dengan pengenalan dan penggunaan traktor untuk program intensifikasi pertanian.
Bidang cakupan teknik pertanian antara lain adalah sebagai berikut :
- Alat dan mesin budidaya pertanian, mempelajari penggunaan, pemeliharaan dan pengembangan alat dan mesin budidaya pertanian.
- Teknik tanah dan air, menelaah persoalan yang berhubungan dengan irigasi, pengawetan dan pelestarian sumberdaya tanah dan air.
- Energi dan Elektrifikasi Pertanian, mencakup prinsip-prinsip teknologi energi dan daya serta penerapannya dalam kegiatan pertanian.
- Lingkugan dan bangunan pertanian, mencakup masalah yang berkaitan dengan perencanaan dan konstruksi bangunan khusus untuk keperluan pertanian, termasuk unit penyimpanan tanaman dan peralatan, pusat pengolahan dan sistem pengendalian iklim serta sesuai keadaan lingkungan.
- Teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian, penggunaan mesin untuk menyiapkan hasil pertanian, baik untuk disimpan atau digunakan sebagai bahan pangan atau penggunan lainnya.
Perkembangan ilmu sistem pada tahun 1980-an memberikan imbas pada bidang teknik pertanian, dengan berkembangnya ranah sistem dan manajemen mekanisasi pertanian, yang merupakan penerapan manajamen dan analisis sistem untuk penerapan mekanisasi pertanian. Perkembangan berikutnya, pada abad ke-20 menuju abad ke-21 berkaitan denga ilmu komputasi, teknologi pembantu otak dan otot lewat sistem kontrol, sistem pakar, kecerdasan buatan berupa penerapan robot pada sistem pertanian, menjadikan teknik pertanian berkembang menjadi sistem teknik pertanian (Agricultural System Engineering). Objek formal yang berupa kegiatan reproduksi flora dan fauna serta biota akuatik didekati lebih luas lagi sebagai sistem hayati/biologis dengan orientasi pemecahan masalah pertanian secara holistik. Dalam pendekatan ini sumberdaya hayati berupa mikroba/mikroorganisme turut dijadikan objek formal dalam produksi dan peningkatan biomassa. Di beberapa perguruan tinggi di Amerika dan Jepang, program studi atau departemen yang dulu bernama Teknik Pertanian, kini berganti dengan nama Teknik Sistem Biologis (Biological System Engineering)[1].
Teknologi Hasil Pertanian/ Teknologi Pangan
Bahan pangan sebagai salah satu kebutuhan primer manusia, sangat intensif dijadikan kajian sebagai objek formal ilmu teknik dan ditopang dengan tuntutan industri, terutama di negara maju. Kondisi ini melahirkan cabang bidang ilmu teknologi pangan yang merupakan penerapan ilmu-ilmu dasar (kimia, fisika dan mikroiologi) serta prinsip-prinsip teknik (engineering), ekonomi dan manajemen pada seluruh mata rantai penggarapan bahan pangan dari sejak pemanenan sampai menjadi hidangan[4]. Teknologi pangan merupakan penerapan ilmu dan teknik pada penelitian, produksi, pengolahan, distribusi, penyimpanan pangan berikut pemanfaatannya[5]. Ilmu terapan yang menjadi landasan pengembangan teknologi pangan meliputi ilmu pangan, kimia pangan, mikrobiologi pangan, fisika pangan dan teknik proses. Ilmu pangan merupakan penerapan dasar-dasar biologi, kimia, fisika dan teknik dalam mempelajari sifat-sifat bahan pangan, penyebab kerusakan pangan dan prinsip-prinsip yang mendasari pegolahan pangan.
Teknologi Industri Pertanian
Teknologi Industri Pertanian didefinisikan sebagai disiplin ilmu terapan yang menitikberatkan pada perencanaan, perancangan, pengembangan, evaluasi suatu sistem terpadu (meliputi manusia, bahan, informasi, peralatan dan energi) pada kegiatan agroindustri untuk mencapai kinerja (efisiensi dan efektivitas) yang optimal[1]. Disiplin ini menerapkan matematika, fisika, kimia/biokimia, ilmu-ilmu sosial ekonomi, prinsip-prinsip dan metodologi dalam menganalisis dan merancang agar mampu memperkirakan dan mengevaluasi hasil yang diperoleh dari sistem terpadu agroindustri. Sebagai paduan dari dua disiplin, teknik proses dan teknik industri dengan objek formalnya adalah pendayagunaan hasil pertanian[6]. Teknologi Industri Pertanian memiliki bidang kajian sebagai berikut :
- Sistem teknologi proses industri pertanian, kegiatan pertanian yang berkaitan dengan perencanaan, instalasi dan perbaikan suatu sistem terpadu yang terdiri atas bahan, sumberdaya, peraltan dan energi pada pabrik agroindustri.
- Manajemen industri, kajian yang berkaitan dengan perencanaan, pengoperasian dan perbaikan suatu sistem terpadu pada permasalahan sistem usaha agroindustri.
- Teknoekonomi agroindustri, kajian yang berkaitan dengan perencanaan, analisis dan perumusan kebijakan suatu sistem terpadu pada permasalahan sektor agroindustri.
- Manajemen mutu, penerapan prinsip-prinsip manajemen (perencanaan, penerapan dan perbaikan) pada bahan (dasar, baku), sistem proses, produk, dan lingkungan untuk mencapai taraf mutu yang ditetapkan.
Kegiatan hilir dari pertanian berupa penanganan, pengolahan, distribusi dan pemasaran yang semula secara sederhana dan tercakup dalam teknologi hasil pertanian, berkembang menjadi lebih luas dengan pendekatan dari sistem Industri.
Rujukan
- ^ a b c d [Mangunwidjaja, D. dan Sailah, I. 2009. Pengantar Teknologi Pertanian. Penebar Swadaya. Bogor.]
- ^ Soeprodjo. 1994. Pengembangan Bidang Ilmu dalam Disiplin Teknologi Pertanian. Konsorsium Ilmu-Ilmu Pertanian, Direktorat Jendral Perguruan Tinggi, Depdikbud. Jakarta.
- ^ [Anonim. 2006. Panduan Program Sarjana Mayor Teknik Pertanian. Departemen Teknik Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.]
- ^ [Anonim. 2003. Kurikulum Program Studi Sarjana Teknologi Pangan. Departemen Pangan dan Gizi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor]
- ^ [Livingstone, GE and Solberg, M. 1978. Food Science. In DN Lapedes (ed) Mc Graw Hill Encyclopedia of Food, Agriculture and Nutrition. McGraw Hill Book, Co. New Jersy.]
- ^ [Anonim. 1998. Pengembangan Agroindustri Bernilai Tambah. Simposium Nasional Agroindustri III, Jurusan Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.]