Toksisitas logam merupakan proses terjadinya sistem biologi yang disebabkan oleh ion logam bebas dalam fasa terlarut[1]. Ion logam tersebut dapat berikatan atau membentuk kompleks inaktif dengan elektron yang tak dapat digunakan pada sisi aktif dari berbagai enzim, pengambilan substrat, dan proses metabolik lainnya[1]. Dalam kehidupan sehari – hari, manusia tidak terpisahkan dari benda –benda yang berasal dari logam[1]. Logam digunakan untuk membuat alat perlengkapan rumah tangga, seperti sendok, garpu, pisau, dan berbagai jenis peralatan rumah tangga lainnya. Fungsi beberapa jenis logam antara lain [2]:

  • Kromium ( Cr ), untuk memberi warna cemerlang pada perkakas dari logam.
  • Kobalt ( Co ), digunakan sebagai bahan magnet yang kuat pada loudspeaker atau mikrofon.
  • Tembaga ( Cu ), sebagai kawat listrik.
  • Nikel ( Ni ), sebagai bahan baja karat / stainless steel.
  • Timbal ( Pb ), sebagai bahan baterai pada mobil.
  • Seng ( Zn ), sebagai bahan pelapis kaleng.
  • Merkuri ( Hg ), sebagai bahan pelarut emas.

Penggunaan logam sebagai bahan baku berbagai jenis industri untuk memenuhi kebutuhan manusia akan mempengaruhi kesehatan manusia melalui 2 jalur, yaitu [3]:

  1. Kegiatan industri akan menambah polutan logam dalam lingkungan udara, air, tanah, dan makanan.
  2. Perubahan biokimia logam sebagai bahan baku berbagai jenis industri dapat mempengaruhi kesehatan manusia.


Efek Toksik

Toksisitas atau efek toksik suatu bahan kimia dapat didefinisikan sebagai potensi bahan kimia untuk meracuni tubuh orang yang terpapar[4]. Potensi bahan kimia untuk dapat menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan tergantung terutama pada toksisitas bahan kimia tersebut dan besarnya paparan[4]. Toksisitas merupakan sifat dari bahan kimia itu sendiri, sedangkan paparan tergantung dari cara bahan tersebut digunakan, misalnya bahan itu dipanaskan, disemprotkan atau dilepaskan ke lingkungan kerja[4]. Tetapi dalam menilai bahaya, perlu diperhitungkan juga kerentanan orang yang terpapar, yang dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, dan status gizi[4]. Logam merupakan kelompok toksikan yang unik[2]. Logam ditemukan menetap dalam alam, tetapi bentuk kimianya dapat berubah akibat pengaruh fisiokimia, biologis, atau akibat aktivitas manusia[2]. Toksisitas logam dapat berubah drastis bila bentuk kimianya berubah[2]. Di dunia, terdapat 80 jenis logam berat dari 109 unsur kimia di muka bumi[2]. Logam berat terdiri dari [2]:

  1. Logam berat esensial, yakni logam dalam jumlah tertentu yang sangat dibutuhkan oleh organisme. Dalam jumlah yang berlebihan, logam tersebut dapat menimbulakn efek toksik. Contohnya adalah Zn, Cu, Fe, Co, dan Mn.
  2. Logam berat tidak esensial, yakni logam yang keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya, bahkan bersifat toksik. Contohnya Hg, Cd, Pb, dan Cr.


Faktor yang Mempengaruhi Toksisitas

 
Keracunan logam akan merusak ginjal manusia
  • Tingkatan dan Lamanya Pajanan
 
Kadmium Metal

Umumnya, makin tinggi kadar dan pajanan logam, efek toksik akan semakin besar. Contohnya, kadmium dalam satu dosis tunggal dan besar dapat menginduksi gangguan saluran pencernaan. Asupan kadmium yang berjumlah lebih kecil dapat mengakibatkan gangguan fungsi ginjal[5].

  • Bentuk Kimia

Contohnya adalah merkuri. Senyawa anorganiknya merupakan toksikan ginjal, sementara senyawa metil merkuri dan etil merkuri lebih toksik bagi susunan saraf]][5].

Berbagai kompleks protein - logam dibentuk dalam tubuh. Contohnya kadmium dan beberapa logam lain (misalnya tembaga dan zink) bergabung dengan metalotionein, suatu protein dengan bobot molekul rendah. Kompleks kadmium ( Cd ) tidak begitu toksik dibandingkan Cd2+. Tetapi dalam sel tubulus ginjal, kadmium - metalotionein melepaskan Cd2+ dan menyebabkan efek toksik]][5].

  • Faktor Penjamu

Faktor - faktor seperti umur, berat badan, asupan makanan dapat menjadi efek toksik. Selain itu, faktor - faktor diet seperti defisiensi protein, vitamin C, dan vitamin D meningkatkan toksisitas timbal dan kadmium. Logam tertentu, seperti timbal dan merkuri, dapat melintasi plasenta dan mempengaruhi janin[5].


Referensi

  1. ^ a b c Prosiding Seminar Nasional Biologi XV, Jilid 2 Prosiding Seminar Nasional Biologi XV, Universitas Lampung, ISBN 979-8287-17-7.Indrawati GandjarPerhimpunan Biologi Indonesia, 1997.4 Agustus 2009
  2. ^ a b c d e f Efek Toksik Logam, Dr. Wahyu Widowati,Ir., Msi, dkk [Yogyakarta: C. V Andi Offset, 2004] Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "logam" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  3. ^ Toksikologi Dasar, Frank C . Lu [Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 2000]
  4. ^ a b c d Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran.Drs. Damin Sumardjo.EGC. ISBN 979-448-902-6, 9789794489024
  5. ^ a b c d Gamma, Jilid 2, Terbitan 28-32.Garda Media Mandiri, 2000.21 Sep 2009



Pranala luar