Antibiotik beta-laktam

Antibiotik beta-laktam adalah golongan antibiotika yang memiliki kesamaan komponen struktur berupa adanya cincin beta-laktam dan umumnya digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri[1]. Terdapat sekitar ± 56 macam antibotik beta-laktam yang memiliki antivitas antimikrobial pada bagian cincing beta-laktamnya dan apabila cincin tersebut dipotong oleh mikoorganisme makan akan terjadi resistensi terhadap antibiotik tersebut[2].

Struktur cincin beta-laktam.

Mekanisme kerja antibiotik

Antibiotik beta-laktamase bekerja membunuh bakteri dengan cara menginhibisi sintesis dinding selnya[3]. Pada proses pembentukan dinding sel, terjadi reaksi transpeptidasi yang dikatalis oleh enzim transpeptidase dancmenghasilkan ikatan silang antara dua rantai peptida-glukan[3]. Enzim transpeptidase yang terletak pada membran sitoplasma bakteri tersebut juga dapat mengikat antibiotik beta-laktam sehingga menyebabkan enzim ini tidak mampu mengkatalisis reaksi transpeptidasi walaupun dinding sel tetap terus dibentuk<ref"c"></ref>. Dinding sel yang terbentuk tidak memiliki ikatan silang dan peptidoglikan yang terbentuk tidak sempurna sehingga lebih lemah dan mudah terdegradasi[3]. Pada kondisi normal, perbedaan tekanan osmotik di dalam sel bakteri gram negatif dan di lingkungan akan membuat terjadinya lisis sel[3]. Selain itu, kompleks protein transpeptidase dan antibiotik beta-laktam akan menstimulasi senyawa autolisin yang dapat mendigesti dinding sel bakteri tersebut[3]. Dengan demikian, bakteri yang kehilangan dinding sel maupun mengalami lisis akan mati[3].

Mekanisme resistensi

Beberapa bakteri diketahui memiliki resitensi terhadap antibiotik beta-laktam, salah satu diantaranya adalah golongan Streptococcus aureus resisten-metisilin (Methicillin resistant Staphylococcus aureus/MRSA)[4]. Bakteri-bakteri yang resisten terhadap antibiotik beta-laktam memiliki 3 mekanisme reistensi, yaitu destruksi antibiotik dengan beta-laktamase, menurunkan penetrasi antibiotik untuk berikatan dengan protein transpepidase, dan menurunkan afinitas ikatan antara protein pengikat tersebut dengan senyawa antibiotik[2][5]. Beberapa bakteri seperti Haemophilus influenzae, golongan Staphylococcus, dan sebagian besar bakteri enterik berbentuk batang memiliki enzim beta-laktamase yang dapat memecah cincin beta-laktam pada antibiotik tersebut dan membuatnya menjadi tidak aktif[2].

Referensi

  1. ^ Madigan MT, Martinko JM, (2000). Brock Biology of Microorganisms. Prentice Hall. ISBN 978-0-13-081922-2. 
  2. ^ a b c Richard Schwalbe, Lynn Steele-Moore, Avery C. Goodwin (2007). Antimicrobial susceptibility testing protocols. CRC Press. ISBN 978-0824741006. 
  3. ^ a b c d e f Steeve Giguère (2007). Antimicrobial therapy in veterinary medicine. Wiley-Blackwell. ISBN 978-0813806563. 
  4. ^ Office of Technology Assessment Congress of United States (1995). Impacts of Antibiotic-Resistant Bacteria. Diane Publishing Co. 
  5. ^ R. Fontana, P. Canepari, M. M. Lleò, G. Satta (1990). "Mechanisms of resistance of enterococci to beta-lactam antibiotics". European Journal of Clinical Microbiology & Infectious Diseases. 9 (2): 103–105. doi:10.1007/BF01963633.