Asam absisat

senyawa kimia

Asam absisat adalah molekul sesquiterpenoid (memiliki 15 atom karbon) yang merupakan salah satu hormon tumbuhan[2]. Selain dihasilkan secara alami oleh oleh tanaman, hormon ini juga dihasilkan oleh ganggang hijau dan cendawan[2]. Hormon ini ditemukan pada tahun 1963 oleh Frederick Addicott. Beliau berhasil mengisolasi senyawa abscisin I dan II dari tanaman kapas[2]. Senyawa abscisin II inilah yang disebut dengan asam absisat atau ABA[2]. Pada saat yang bersamaan, dua kelompok peneliti yang dipimpin oleh Philip Wareing dan Van Steveninck juga meneliti tentang hormon tersebut[2].

Asam absisat
Abscisic acid
Nama
Nama IUPAC
Asam [S-(Z,E)]-5-(1-Hidroksi-2,6,6 -trimetil-4-okso-2-sikloheksen-1-il)-3-metil-2,4-pentanadienoat[1]
Penanda
Model 3D (JSmol)
3DMet {{{3DMet}}}
Singkatan ABA
ChemSpider
Nomor EC
Nomor RTECS {{{value}}}
  • InChI=1/C15H20O4/c1-10(7-13(17)18)5-6-15(19)11(2)8-12(16)9-14(15,3)4/h5-8,19H,9H2,1-4H3,(H,17,18)/b6-5+,10-7-/t15-/m1/s1
    Key: JLIDBLDQVAYHNE-YKALOCIXBP
  • O=C1\C=C(/[C@](O)(\C=C\C(=C/C(=O)O)C)C(C)(C)C1)C
Sifat
C15H20O4
Titik lebur 160 °C (320 °F; 433 K)
Titik didih 120 °C (menyublim)
Kelarutan sangat larut dalam aseton, EtOH dan CHCl3
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
YaY verifikasi (apa ini YaYN ?)
Referensi

Fungsi ABA

 
Pada tanaman kapas yang tahan kadar garam tinggi ditemukan adanya peningkatan konsentrasi ABA pada bagian akar, daun, dan xilem.

Asam absisat berperang penting dalam memulai masa dormansi biji[3]. Dalam keadaan dorman atau "istirahat", tidak terjadi pertumbuhan tanaman dan aktivitas fisiologis berhenti sementara[3]. Proses dormansi biji ini penting untuk menjaga agar biji tidak berkecambah sebelum waktu yang tidak dikehendaki[3]. Hal ini terutama sangat dibutuhkan pada tumbuhan tahunan dan tumbuhan dwitahunan yang membutuhkan biji sebagai cadangan makanan di musim dingin ataupun musim kemarau panjang[3]. Oleh karena itu, tumbuhan menghasilkan ABA untuk maturasi biji dan menjaga biji agar berkecambah di musim yang diinginkan[3]. ABA juga sangat penting untuk menghadapi kondisi lingkungan yang "mencekam" seperti kekeringan. Hormon ini dapat menutup stomata pada daun dengan menurunkan tekanan osmotik dalam sel dan menyebabkan sel turgor[4]. Akibatnya, kehilangan cairan tanaman yang disebabkan oleh transpirasi melalui stomata dapat dicegah. ABA juga mencegah kehilangan air dari tanaman dengan membentuk lapisan epikutikula atau lapisan lilin[4]. Selain itu, ABA juga dapat menstimulasi pengambilan air melalui akar [5]. Selain untuk menghadapi kekeringan, ABA juga berfungsi dalam menghadapi lingkungan dengan suhu rendah dan kadar garam atau salinitas yang tinggi[6]. Peningkatan konsentrasi ABA pada daun dapat diinduksi oleh konsentrasi garam yang tinggi pada akar [6]. Dalam menghadapi musim dingin, ABA akan menghentikan pertumbuhan primer dan sekunder[4]. Hormon yang dihasilkan pada tunas terminal ini akan memperlambat pertumbuhan dan memicu perkembangan primordia daun menjadi sisik yang berfungsi melindungi tunas dorman selama musim dingin[4]. ABA juga akan menghambat pembelahan sel kambium pembuluh [4].

Biosintesis ABA

Biosintesis ABA dapat terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan memanfaatkan karotenoid, suatu pigmen yang dihasilkan oleh kloroplas[7]. Ada dua jalur metabolisme yang dapat ditempuh untuk menghasilkan ABA, yaitu jalur asam mevalonat (MVA) dan jalur metileritritol fosfat (MEP)[7]. Secara tidak langsung, ABA dihasilkan dari oksidasi senyawa violaxanthonin menjadi xanthonin yang akan dikonversi menjadi ABA[7]. Sedangkan pada beberapa jenis cendawan patogenik, ABA dihasilkan secara langsung dari molekul isoprenoid C15, yaitu farnesil difosfat[7].

Transportasi ABA

Pengangkutan hormon ABA dapat terjadi baik di xilem maupun floem dan arah pergerakkannya bisa naik atau turun[8]. Transportasi ABA dari floem menuju ke daun dapat distimulasi dengan salinitas[8]. Pada tanaman tertentu, terdapat perbedaan transportasi ABA dalam siklus hidupnya[8]. Daun muda memerlukan ABA dari xilem dan floem, sedangkan daun dewasa merupakan sumber dari ABA dan dapat ditranspor ke luar daun[8].

Referensi

  1. ^ Abscisic Acid Chemical Name
  2. ^ a b c d e Salisbury FB, Ross CW (1992). Plant Physiology. Belmont. 
  3. ^ a b c d e Linda RB (2007). Introductory Botany: Plants, People, and the Environment. Brooks Cole. ISBN 978-0-534-46669-5. 
  4. ^ a b c d e Campbell NA, Reece JB (2004). Biology, 7th Edition. Benjamin Cummings. ISBN 978-0-8053-7146-8. 
  5. ^ Lerner HR (1999). Plant Responses to Environmental Stresses: From Phytohormones to Genome Reorganization: From Phytohormones to Genome Reorganization. CRC Press. ISBN 978-0-8247-0044-7. 
  6. ^ a b Arteca RN (1995). Plant growth substances: principles and applications. Springer. ISBN 978-0-412-03911-9. 
  7. ^ a b c d Peter J. Davies (2005). Plant hormones: biosynthesis, signal transduction, action!. Springer. ISBN 978-1-4020-2684-3. 
  8. ^ a b c d W. Dieter Jaschke, Andreas D. Peuke1, John S. Pate, Wolfram Hartung (1997). "Transport, synthesis and catabolism of abscisic acid (ABA) in intact plants of castor bean (Ricinus communis L.) under phosphate deficiency and moderate salinity". * Journal of Experimental Botany. 48 (9): 1737–1747.