Nichiren Shōshū (日蓮正宗) adalah sebuah aliran agama Buddha yang berasal dari Jepang. Pendiri ajaran ini, bernama Nichiren Daishonin, dianggap oleh penganut aliran ini sebagai Sang Buddha Pokok. Sekte ini merupakan salah satu dari sekian banyak sekte Nichiren yang ada di Jepang. Sekte Nichiren Shoshu ini berpusat di Taisekiji, Fujinomia, propinsi Shizuoka, Jepang. Sekte ini juga menjadikan Pewaris Dharma kedua, Nikko Shonin dan Pewaris Dharma ketiga, Nichimoku Shonin, sebagai pendiri sekte Nichiren Shoshu.

ajaran ini berbeda dengan ajaran budha gautama sehingga walubi mengeluarkan ajaran ini

tahun 1987 Nichiren Shoshu Indonesia dikeluarkan dari keanggotaan WALUBI karena perbedaan ajaran dan ketidaksesuaian dengan Buddha Dhamma.(bhagavant, sejarah- TIMELINE BUDDHISME )

Sejarah

Agama Buddha menyebar dari India ke Tiongkok, lalu ke Korea, dan dari Korea lalu masuk ke Jepang.Berbeda dengan religi lain, agama Buddha sangat terbuka alias terus terang mengungkapkan dasar pokok pendirian sektenya, atau alasan Buddhaloginya. Dalam teriminologi buddhisme dinamakan dasar sutra. Sutra adalah catat catatan tertulis dari ajaran sang Buddha Sakyamuni, dan jumlahnya mencapai puluhan ribu buah. Secara logika tentunya teramat sulit untuk mengetahui apa lagi memahami dan menguasai semua sutra-sutra itu. Sehingga secara aktual penganut awan Buddhime biasanya mengacu kepada Bhikku sebagai guru dharma pribadi masing-masing. Setelah Sang Buddha Sakyamuni moksa, Air Dharma diwariskan kepada Ananda, dan Ananda mewariskan kepada penerus-penerus berikutnya antara lain Nagarjuna, Vashubandu, Tien Tai, Dengyo dan seterusnya. Kalau dilihat dari dasar buddhalogi, Nichiren Shoshu berawal dari Saddharma Pundarika Sutra versi terjemahan dari Kumarajiva, serta Sastra Ichinen Sanzen, Hokke Mong-gu, dan Hokke Geng-gi, karya maha guru Tien Tai, maha guru Mio Lo, maha guru Dengyo. Sastra adalah penjelasan, penguraiaan,pemaknaan dari sebuah sutra. Kumarajiva adalah seorang bhikku dari India yang menyebarkan agama buddha ke Tiongkok. Beliau adalah salah satu peterjemah sutra dari bahasa sansekerta kedalam bahasa Tionghua yang sangat terkenal dan terpercaya. Kumarajiva diyakini mampu "memindahkan" makna sutra dari "wadah bahasa sansekerta" kedalam "wadah bahasa tionghua" dan karya agung beliau tersebut sampai saat ini masih ada dan masih diterbitkan dalam buku di Jepang dan Taiwan. Sebagai "bukti" hal tersebut, ketika beliau wafat dan di kremasi, lidah beliau, tidak bisa terbakar.

Di Tiongkok, Mahaguru Tien Tai menyebarluaskan Saddharmapundarika-sutra. Dalam bahasa Tionghoa Saddharmapundarika-sutra disebut Miao Hua Lien Hwa Cing dan dalam bahasa Jepang dibaca Myohorengekyo. Sutra Saddharmapundarika adalah ajaran Buddha Sakyamuni mazhab Mahayana. Dari Tiongkok, Myohorengekyo atau Saddharmapundarika-sutra lalu disebarkan ke Jepang oleh Mahaguru Dengyo.

Buddha Nichiren Daishonin terlahir dengan nama Zennichi Maro pada tanggal 16 Februari 1222 di desa kecil Kominato, Provinsi Awa (sekarang daerah Chiba) Jepang. Sejak usia 12 tahun Zennichi Maro masuk ke kuil untuk menjadi bhikkhu. Pada usia 16 tahun dia ditahbiskan menjadi bhikkhu dengan nama Zesho-bo Renco.

Setelah lebih dari 20 tahun mempelajari berbagai sutra dari sekte-sekte di berbagai kuil, maka beliau berkesimpulan hanya Saddharmapundarika-sutra yang merupakan sebagai ajaran terpokok dari Buddha Sakyamuni yang bisa menyelamatkan umat manusia dari berbagai penderitaan hidup dan mati. Sejak itu beliau menyebut diri Nichiren.

Nichiren Shoshu di Indonesia

Nichiren Shoshu mulai berkembang luas di jepang, setelah perang dunia ke 2 di bawah pendudukan tentara amerika, yang membebaskan kehidupan beragama. Para penganut membentuk organisasi masa umat awan bernama Sokagakai dan kemudian menjadi wadah dan motor penggerak penyiaran agama ini.

Shintaro Noda, pegawai Nissho Iwai, sejak tahun 1920an telah menetap di Indonesia, sempat menjadi tawanan tentara sekutu di Jawa dan Australia, dan karena itu menderita berbagai penyakit, akhirnya dipulangkan tentara sekutu ke Jepang. Di Jepang beliau bergabung dengan sokagakkai dan menganut Nichiren Shoshu berhasil sembuh dari penyakit.

Pada akhir tahun 1940 akhir Shintaro Noda, anggota Sokagakkai, pegawai Nissho Iwai kembali bertugas di Indonesia dan sekaligus menjadi penyiar agama Nichiren Shoshu sekaligus pimpinan Nichiren Shoshu di Indonesia sampai awal tahun 1970an dan secara organisatoris berafiliasi kepada sokagakkai dan kemudian hari membentuk sokagakkai internasional.

Pemerintahan orde baru yang diskriminatif, mengkategorikan semua agama Buddha sebagai unsur-unsur budaya Tionghua yang tidak boleh berkembang dan segala kegiataanya harus diawasi menimbulkan berbagai goncangan. Terpaksa dibuat Yayasan Nichiren Shoshu Indonesia pada tahun 1967, yang sebenarnya dipimpin oleh bukan umat Nichiren, melainkan saudara sepupu dari seorang penganut. Kondisi ini akhirnya menimbulkan kekacauan kepemimpinan karena pimpinan defacto Shintaro Noda yang berkewarganegara Jepang tidak dapat menjadi pemimpin de jure. Akhirnya pada awal tahun 1970an Shintaro Noda disingkirkan dari kepemimpinan, dan munculah pimpinan baru, Senosoenoto, suami dari Keiko Sakurai seorang anggota sokagakkai.

Dikemudian hari Senosoenoto berhasil mengajak kawannya Ir Soekarno, seorang mantan menteri pada masa orde lama, menjadi penganut dan kemudian menjadi salah satu pucuk pimpinan NSI. Soekarno sangat aktif dalam organisasi agama buddha di Indonesia, mewakili NSI menjadi pendiri organisasi yang sekarang bernama WALUBI. Soekarno wafat pada tahun 1981.


PERPECAHAN NICHIREN SHOSHU DI INDONESIA

Sejak akhir tahun 1970 sampai pertengahan tahun 1980, NSI berkembang dan mencapai puncak kejayaannya ,(bahkan dibandingkan dengan keadaan saaat ini tahun 2010 ). Sebagaimana umumnya pekembangan organisasi, bilamana telah berkembang pesat, maka pada tahap-tahap tertentu muncul masalah rule of the game, management asset/financial, dan mekanisme pertanggungjawabab kepemimpinan organisasi. Tahun 1986 muncul usulan dan tuntutan untuk membuat AD dan ART NSI, yang memang belum ada. Draf AD ART disusun dan dibuat oleh 9 orang atas permintaan Senosoenoto, yang dikemudian hari dikenal sebagai kelompok 9.

Inisiatif kelompok sembilan ini tidak terakomodasi, mereka disingkirkan, AD ART NSI tak kunjung terwujud, mereka lalu membuat Yayasan Visistakaritra pada tgl 16 Pebruari 1987. Sehubungan dengan ketentuan undang-undang tentang yayasan di kemudian hari dibentuk yayasan Visistacaritra, yang dimaksudkan untuk melanjutkan kegiatan Visistakaritra sampai saat ini,dan secara subyektif berorientasi pada Sangha Nichiren Shoshu.

NSI sendiri sepeninggalan almarhum Senosoenoto,terpecah 2 karena adanya perbedaan pandangan mengenai siapa yang akan menjadi ketua umum berikutnya, antara kubu pendukung wakil ketua umum Johan Nataprawira dan kubu wakil ketua umum Keiko Senosoenoto. Dalam suatu muktamar akhirnya terpilihlah Suhadi Sendjaja dari kubu Johan Nataprawira. dan saat ini masih menjadi ketua umum NSI. Namun keberadaan ini ditentang oleh Sangha Nichiren Shoshu. Akibatnya sampai sekarang ini Suhandi Senjaya dikeluarkan dari Nichiren Shoshu dan organisasi NSI tidak diakui sebagai ormas penganut Nichiren Shoshu di Indonesia, namum (anehnya) anggota NSI masih tetap diakui sebagai penganut, dan Mandala Pokok Pujaan NSI, Joju Gohonzon-nya NSI, tetap di puja setiap hari oleh Bhikku Nichiren Shoshu. NSI mempunyai sebuah kuil bernama Myohonji di Ciapus, Bogor, secara subyektif tetap menganggap dan menyatakan diri sebagai penganut Nichiren Shoshu di Indonesia

Kubu Keiko Senosoenoto yang kalah, atas dukungan dari Sangha Nichiren Shoshu di Jepang mendirikan Yayasan Pandita Sabha Buddha Dharma Indonesia (BDI), dan mengangkat anak perempuaannya, Aiko Senosoenoto sebagai ketua umum sampai sekarang ini.

BDI kemudian sekitar tahun 2000an ,bersama Sangha Nichiren Shoshu membentuk Yayasan Pendidikan Sangha Nichiren Shoshu Indonesia yang diketuai oleh mantunya Keiko Senosoenoto, suaminya Aiko Senosoenoto,Rusdy Rukmarata.

Yayasan Sangha ini "memiliki" memiliki dua buah kuil, Myogan-ji terletak di Megamendung dan Hosei-ji teletak di Jakarta. Kedua Kuil tersebut dipimpin Kepala Kuil Bhikku dari Kuil Pusat Taiseki-ji Jepang, meskipun tidak "berwenang" memberikan bimbingan dharma (shido).

Pada tahun 1992 terjadi pertikaian antara Sangha Nichiren Shoshu (di Jepang) dengan Sokagakkai / sokagakkai internasional, dan berakibat sokagakkai membentuk sekte tersendiri dan diberi nama Nichiren Sekai Shu. Kejadian ini juga berimbas ke Indonesia, sebagian umat Nichiren Shoshu yang ada membentuk kelompok baru bernama Sokagakkai Indonesia yang berpusat di Kemayoran Jakarta, dan menjadi penganut sekte Nichiren Sekai Shu, yang tentu saja didukung oleh sokagakkai internasional dan Shintaro Noda

Pranala luar