Parvoviridae
Parvovirus merupakan virus DNA rantai tunggal, berukuran kecil, dan tidak berkapsul.[1] Pada anjing, penyakit parvo disebabkan oleh Canine Parvovirus tipe 2 (CPV-2).[1] CPV-2 berkerabat dekat dengan panleukopenia virus (FPV) dan mink enteritis virus (MEV).[1] CPV-2 bereplikasi pada sel-sel usus, sistem limfoid, sumsum tulang dan jaringan fetus.[1] Efek yang ditimbulkan oleh CPV pada jaringan tersebut umumnya parah.[1]
Parvovirus resisten terhadap inaktivasi. Virus dapat tetap bersifat infeksius di tanah yang terkontaminasi feses selama lebih dari 5 bulan pada kondisi yang sesuai.[2] Desinfektan dan detergen pada umumnya gagal untuk menginaktivasi parvovirus. [2] Pada kondisi pH dan suhu yang sesuai, CPV menghemaglutinasi sel darah merah (red blood cell/RBC) pada beberapa spesies hewan. Efek mengaglutinasi RBC dapat hilang pada pasase yang berulang kali di kultur jaringan. Namun, test hemaglutinasi dapat digunakan untuk menguji keberadaan CPV dengan menggunakan spesimen berupa feses.[1]
Referensi
- ^ a b c d e f (Inggris) Pollock RVH dan Carmichael LE. 1990. Canine Viral Enteritis. Di dalam Greene CE, Editor. Infectious Diseases of the Dog and Cat. Philadelphia: WB Saunders Company. Hlm 268-287
- ^ a b (Inggris) Gordon JC, Angrick EJ. 1986. Canine Parvovirus: environmental effects on inectivity. Am J Vet Res 47: 1464-1467.