Pseudomonas aeruginosa

Revisi sejak 15 Mei 2010 11.24 oleh 24Adrianus (bicara | kontrib) (Pendahuluan, taxobox, kategori, interwiki, referensi)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Pseudomonas aeruginosa
P. aeruginosa on an XLD agar plate.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
Pseudomonas aeruginosa
Nama binomial
Pseudomonas aeruginosa
(Schröter 1872)
Migula 1900
Strain tipe
ATCC 10145

CCUG 551
CFBP 2466
CIP 100720
DSM 50071
JCM 5962
LMG 1242
NBRC 12689
NCCB 76039
NCIMB 8295
NCTC 10332
NRRL B-771
VKM B-588

Sinonim

Bacterium aeruginosum Schroeter 1872
Bacterium aeruginosum Cohn 1872
Micrococcus pyocyaneus Zopf 1884
Bacillus aeruginosus (Schroeter 1872) Trevisan 1885
Bacillus pyocyaneus (Zopf 1884) Flügge 1886
Pseudomonas pyocyanea (Zopf 1884) Migula 1895
Bacterium pyocyaneum (Zopf 1884) Lehmann and Neumann 1896
Pseudomonas polycolor Clara 1930
Pseudomonas vendrelli nomen nudum 1938


Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri gram negative aerob obligat, berkapsul, mempunyai flagella polar sehingga bakteri ini bersifat motil, berukuran sekitar 0,5-1,0 µm[1] [2] . Bakteri ini tidak menghasilkan spora dan tidak dapat menfermentasikan karbohidrat[1][2]. Pada uji biokimia, bakteri ini menghasilkan hasil negative pada uji indol, merah metal, dan Voges-Proskauer[2]. Bakteri ini secara luas dapat ditemukan di alam, contohnya di tanah, air, tanaman, dan hewan[1]. P. aeruginosa adalah patogen opportunistik[1]. Bakteri ini merupakan penyebab utama infeksi pneumonia nosocomial[1]. Meskipun begitu, bakteri ini dapat berkolonisasi pada manusia normal tanpa menyebabkan penyakit[1].

Ketika bakteri ini ditumbuhkan pada media yang sesuai, bakteri ini akan menghasilkan pigmen non fluorescent berwarna kebiruan, pyocianin[3] . Beberapa strain Pseudomonas juga mampu menghasilkan pigmen fluorescent berwarna hijau, yaitu pyoverdin[3]. Pseudomonas aeruginosa memproduksi katalase, oksidase, dan ammonia dari arginin. Bakteri ini dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbonnya[3].

Lihat Pula

Referensi

  1. ^ a b c d e f Strohl WA, Rouse H, Fisher BD. 2001. Microbiology. USA: Lippincott Williams & Wilikns.
  2. ^ a b c Madigan MT, Martinko JM, Dunlap PV, Clark DP. 2008. Biology of Microorganisms 12th edition. San Francisco: Pearson.
  3. ^ a b c [WHO] World Health Organization. 2004. Guidelines for Drinking-water Quality 3rd Edition. Geneva: World Health Organization.