Silsilah Dinasti Candra
Silsilah keluarga Pandawa dan Korawa di bawah ini dimulai dari leluhur mereka, Pururawa, Ayu, Nahusa, Yayati, Puru dan Kuru. Keturunan Pururawa yang menurunkan dinasti-dinasti dan wangsa-wangsa besar tercantum dalam silsilah di bawah ini, namun yang lebih ditonjolkan adalah Dinasti Kuru (Wangsa Kaurawa). Silsilah keluarga Sri Kresna (Dinasti Yadu, Wangsa Yadawa) juga dicantumkan di sini namun diringkas.
Silsilah
Keterangan:
|
Penjelasan
Garis keturunan Pururawa
Pururawa menikah dengan seorang apsari (bidadari) dan melahirkan Ayu. Ayu memiliki putra bernama Nahusa yang terkenal. Nahusa menikah dengan Priyambada dan berputra Yayati. Yayati memiliki lima putra, yaitu: Yadu, Turwasu, Anu, Druhyu, Puru. Di antara kelima orang tersebut, Puru-lah yang menurunkan keluarga Bharata, yaitu keluarga besar Pandawa dan Korawa. Puru menikahi Kausalya (Kosalya), kemudian menurunkan Janamejaya-1. Janamejaya-1 menikahi Ananta, kemudian menurunkan Pracinwan (Pracinwata). Pracinwata menikahi Asmaki, kemudian menurunkan Sanyati. Sanyati menikahi Warangi, kemudian menurunkan Ahayanti. Ahayanti menikahi Banumati, kemudian menurunkan Sarwaboma. Sarwaboma menikahi Sunanda-1, kemudian menurunkan Jayatsena, yang kemudian menikahi Susrawa, putri Raja Widarbha, dan menurunkan Awacina. Awacina juga menikahi putri dari Kerajaan Widarbha, bernama Maryada-1. Kemudian ia menurunkan Arihan-1. Arihan-1 menikahi Anggi kemudian menurunkan Mahaboma.
Mahaboma menikahi Suyadnya, putri Prasenajit. Darinya lahirlah Ayutanayi. Ayutanayi menikahi Kama, putri Pertusrawa. Darinya lahirlah Akrodana. Akrodana kemudian menikahi Karamba, putri dari Kerajaan Kalinga. Mereka memiliki putra bernama Dewatiti, dan Dewatiti menikahi Maryada-2, putri Kerajaan Wideha. Dewatiti menurunkan Arihan-2. Arihan-2 menikahi Sudewa, putri dari Kerajaan Anga, dan darinya lahirlah Reksa. Reksa menikahi Jwala, putri dari Naga Taksaka, dan menurunkan putra bernama Matinara. Matinara menikahi seorang putri dari lembah Sungai Saraswati, kemudian menurunkan putra bernama Tansu. Tansu menikahi putri dari Kerajaan Kalinga, dan memiliki putra bernama Ilina. Ilina menikahi Rathantari, dan memiliki lima putra, yang tertua bernama Duswanta. Duswanta menikahi Sakuntala, kemudian menurunkan Bharata.
Keluarga besar Bharata
Bharata menikahi Sunanda-2, putri Sarwasena, raja dari Kerajaan Kasi, dan menurunkan putra bernama Bumanyu. Bumanyu menikahi Wijaya, putri Dasarha, kemudian menurunkan putra bernama Suhotra. Suhotra menikahi Suwarna, putri Ikswaku. Suhotra menurunkan Hasti, pendiri Hastinapura. Hasti menikahi Yasodara, putri dari Kerajaan Trigarta. Hasti menurunkan Wikuntana. Wikuntana menikahi Sudewa, putri dari Kerajaan Dasarha. Wikunthana menurunkan Ajamida. Ajamida memiliki empat istri, yaitu: Kaikeyi, Gandhari, Wisala dan Riksa. Mereka melahirkan banyak putra, namun yang paling terkemuka bernama Sambarana. Sambarana menikahi Tapati, putra Wiwaswat (Dewa Surya).
Dinasti Kuru
Sambarana menurunkan Sang Kuru. Kuru menikahi Subanggi, putri dari Kerajaan Dasarha, kemudian ia menurunkan putra bernama Widurata. Widurata menikahi Supriya, putri dari Kerajaan Madhawa. Darinya lahirlah putera bernama Anaswan. Anaswan menikahi Amerta, puteri dari Kerajaan Madhawa. Darinya lahirlah putera bernama Parikesit-1. Parikesit-1 menikahi Suwasa, kemudian menurunkan Bimasena. Bimasena menikahi Kumari, putri dari Kerajaan Kekaya, dan menurunkan Pratisrawa. Pratisrawa menurunkan Pratipa. Pratipa menikahi Sunanda, putri dari Kerajaan Siwi, kemudian menurunkan tiga putra. Di antara ketiga putra tersebut, Santanu menjadi Raja.
Keturunan Prabu Santanu
Santanu menikahi Dewi Gangga, yang kemudian memberinya seorang putra bernama Dewabrata, namun di kemudian hari berganti nama menjadi Bisma. Lalu Santanu menikah dengan Satyawati, alias Durgandini atau Gandhakali atau Gandhawati. Sebelumnya Satyawati pernah menikah dengan Parasara, yang memberinya seorang putera bernama Kresna Dwaipayana Wyasa atau Resi Byasa. Dengan Satyawati, Santanu memiliki dua orang putra bernama Citrānggada dan Wicitrawirya. Setelah Citrānggada wafat di usia muda, Wicitrawirya menikahi dua orang putri dari Kerajaan Kasi, bernama Ambika dan Ambalika. Ambika melahirkan Dretarastra, dan Ambalika melahirkan Pandu, sedangkan Widura lahir dari seorang dayang.
Dretarastra menikah dengan Gandari dan memiliki seratus putra atas pertolongan dari Resi Byasa. Di antara seratus putra Drestarastra, hanya empat yang terkemuka. Mereka adalah Duryodana, Dursasana, Wikarna, dan Citrasena. Pandu memiliki dua orag istri, bernama Kunti (yang juga disebut Parta) dan Madri. Dari kedua istrinya, Pandu memiliki lima putra bernama Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Kelima pangeran tersebut dikenal dengan sebutan Pandawa.
Keturunan para Pandawa
Yudistira berputra Pratiwindya, Bima berputra Sutasoma, Arjuna berputera Srutakerti, Nakula berputra Satanika, dan Sadewa berputra Srutakarma. Di samping itu, Yudistira menikahi Dewika, putri dari Gowasana dari suku Saibya, dan memiliki putera bernama Yodeya. Bima menikahi Walandara, putri dari Kerajaan Kasi, dan memiliki putra bernama Sarwaga. Arjuna menikahi Subadra, adik Kresna dari Dwarawati, dan memiliki putra bernama Abimanyu. Nakula menikahi Karenumati, putri dari Kerajaan Chedi, dan memiliki seorang putra bernama Niramitra. Sadewa menikahi Wijaya, puteri Dyutimana, raja di Kerajaan Madra, dan memiliki seorang putra bernama Suhotra. Di Kerajaan Rakshasa, Bima menikahi Hidimbi dan memiliki putra bernama Gatotkaca. Arjuna juga memiliki putra bernama Irawan dari Ulupi dan putera yang lain bernama Babruwahana dari Citrānggadā, putri dari Manipura.
Di antara mereka semua, Abimanyu menjadi penerus keluarganya. Ia menikahi Utara, putri Wirata dari Kerajaan Matsya, dan memiliki seorang putra bernama Parikesit (Parikesit-2). Parikesit menikahi Madrawati atau Irawati, dan memiliki seorang putra bernama Janamejaya (Janamejaya-2). Janamejaya menikahi Wapustama, dan memiliki dua putra bernama Satanika dan Sankukarna. Satanika menikahi putri dari Kerajaan Wideha dan memiliki seorang putra bernama Aswamedadata.
Catatan
- Silsilah di atas diringkas sehingga beberapa nama tokoh tidak dicantumkan.
- Nama tokoh yang dicetak tebal mengindikasikan bahwa tokoh tersebut pendiri suatu dinasti yang terkenal dalam Mahabharata.
- Pada garis keturunan tokoh-tokoh dalam silsilah di atas, yang namanya dicantumkan paling kiri biasanya yang sulung, sedangkan yang paling kanan adalah yang bungsu. Ada pengecualian bagi garis keturunan Raja Ayu dalam silsilah di atas, di mana Nahusa ditulis paling kanan. Sesungguhnya Nahusa putra sulung. Daftar putra Raja Ayu menurut kelahiran adalah: Nahusa, Kesatrawrida, Raji, Raba, Anena.
- Ada beberapa tokoh yang memiliki nama lain dan memiliki nama yang sama. Pada zaman India Kuno, ada banyak raja yang memiliki nama sama dengan raja lainnya, seperti nama Dretarastra, Pandu, Bahlika, Arjuna, Parikesit, Janamejaya, dan lain-lain. Dalam penjelasan yang dipaparkan di atas, nama yang sama maksimal muncul dua kali, padahal ada banyak lagi tokoh yang menggunakan nama sama, seperti misalnya ada empat tokoh terkenal bernama Janamejaya, namun tidak ditampilkan di atas.
Referensi
- Silsilah Dinasti Yadu dan Kuru, dari Kitab Bhagavad Gītā Menurut Aslinya, oleh Om Visnupada A.C.B. Swami Prabhupada.
- Adiparwa, seri pertama dari Astadasaparwa, 18 kitab Mahabharata.
Pranala luar