Perang Vietnam

konflik bersenjata di Vietnam, Laos, dan Kamboja antara Vietnam Utara dan Vietnam Selatan
Revisi sejak 18 Mei 2010 10.45 oleh 88Santi (bicara | kontrib) (perbaikan artikel)

|conflict=Perang Vietnam |partof=Perang Dingin |image=Desa Viet Cong setelah diserang. |caption=Desa Viet Cong setelah diserang. |date= 1957 – April 30, 1975 |place=Asia Tenggara |casus= |territory=Bersatunya Vietnam. |result=Kekalahan politis dan militer Amerika Serikat
|combatant1= Republik Vietnam
 Amerika Serikat
 Korea Selatan
 Thailand
 Australia
 Selandia Baru
 Filipina |combatant2= Republik Demokratik Vietnam
Front Nasional Kemerdekaan Vietnam Selatan
 Tiongkok
 Korea Utara |strength1=~1.200.000 (1968) |strength2=~520.000 (1968) |casualties1= RV
tewas: 230.000
terluka: 300.000
 Amerika Serikat
tewas: 58.209
terluka: 153.303
 Korea Selatan
tewas: 5.000
terluka: 11.000
 Australia
tewas: 520
|casualties2= RDV/FNKV
tewas: 600.000
terluka: 600.000
 Tiongkok
tewas: 1.100
terluka: 4.200
|casualties3=Sipil (warga Vietnam): 1.000.000 }} Perang Vietnam, juga disebut Perang Indochina Kedua, adalah sebuah perang yang terjadi antara 1957 dan 1975 di Vietnam. Perang ini merupakan bagian dari Perang Dingin antara dua kubu ideologi besar, yakni Komunis (Uni Soviet) dan Liberal (Amerika Serikat)

Dua kubu yang saling berperang adalah Republik Vietnam (Vietnam Selatan) dan Republik Demokratik Vietnam (Vietnam Utara). Amerika Serikat, Korea Selatan, Thailand, Australia, Selandia Baru dan Filipina bersekutu dengan Vietnam Selatan, sedangkan USSR dan Tiongkok mendukung Vietnam Utara yang merupakan negara komunis.

Jumlah korban yang meninggal diperkirakan adalah 280.000 di pihak Selatan dan 1.000.000 di pihak Utara.

Perang ini mengakibatkan eksodus besar-besaran warga Vietnam ke negara lain, terutamanya Amerika Serikat, Australia dan negara-negara Barat lainnya, sehingga di negara-negara tersebut bisa ditemukan komunitas Vietnam yang cukup besar.

Setelah berakhirnya perang ini, kedua Vietnam tersebut pun pada akhirnya bersatu pada tahun 1976.

Salah satu korban paling terkenal dari Perang Vietnam adalah Kim Phuc

Latar belakang

Vietnam dijajah oleh Tiongkok sejak tahun 110 SM sampai mencapai kemerdekaan pada tahun 938. Setelah bebas dari belenggu penjajahan Tiongkok, Vietnam tidak berhenti menentang serangan pihak asing.

Pada abad ke-19, Vietnam menjadi wilayah jajahan Perancis. Perancis menguasai Vietnam setelah melakukan beberapa perang kolonial di Indochina mulai dari tahun 1840-an. Ekspansi kekuasaan Perancis disebabkan keinginan untuk menyaingi kebangkitan Britania Raya dan kebutuhan untuk mendapatkan hasil bumi seperti rempah-rempah untuk menggerakkan industri di Perancis untuk menyaingi penguasaan industri Britania Raya.

Semasa pemerintahan Perancis, golongan rakyat Vietnam dibakar semangat nasionalisme dan ingin kemerdekaan dari Perancis. Beberapa pemberontakan dilakukan oleh banyak kelompok-kelompok nasionalis, tetapi usaha mereka gagal. Pada tahun 1919, semasa Perjanjian Versailles dirundingkan, Ho Chi Minh meminta untuk bersama-sama membuat perundingan agar Vietnam dapat merdeka. Permintaannya ditolak dan Vietnam dan seluruh Indochina terus menjadi jajahan Perancis.

Kelompok Viet Minh akhirnya mendapat dukungan populer dan berhasil mengusir Perancis dari Vietnam. Selama Perang Dunia II, Vietnam dikuasai oleh Jepang. Pemerintah Perancis Vichy bekerjasama dengan Jepang yang mengantar tentara ke Indochina sebagai pasukan yang berkuasa secara de facto di kawasan tersebut. Pemerintah Perancis Vichy tetap menjalankan pemerintahan seperti biasa sampai tahun 1944 ketika Perancis Vichy jatuh setelah tentara sekutu menaklukan Perancis dan jendral Charles de Gaulle diangkat sebagai pemimpin Perancis.

Setelah pemerintah Perancis Vichy tumbang, pemerintah Jepang menggalakkan kebangkitan pergerakan nasionalis di kalangan rakyat Vietnam. Pada akhir Perang Dunia II, Vietnam diberikan kemerdekaan oleh pihak Jepang. Ho Chí Minh kembali ke Vietnam untuk membebaskan negaranya agar tidak dijajah oleh kekuasaan asing. Ia menerima bantuan kelompok OSS (yang akan berubah menjadi CIA nantinya).

Pada akhir Perang Dunia II, pergerakan Viet Minh di bawah pimpinan Ho Chí Minh berhasil membebaskan Vietnam dari tangan penjajah, tetapi keberhasilan itu hanya untuk masa yang singkat saja. Pihak Jepang menangkap pemerintah Perancis dan memberikan Vietnam satu bentuk “kemerdekaan” sebagai sebagian dari rancangan Jepang untuk "membebaskan" bumi Asia dari penjajahan barat. Banyak bangunan diserahkan kepada kelompok-kelompok nasionalis.


Beberapa peristiwa

Pranala luar