Antibakteri

Revisi sejak 19 Mei 2010 13.22 oleh 33Maulida (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'Anti bakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan mematikan bakteri dengan cara mengganggu metabolisme mikroba yang merugikan. <ref name="Brock Biolog...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Anti bakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan mematikan bakteri dengan cara mengganggu metabolisme mikroba yang merugikan. [1] Mikroorganisme dapat menyebabkan bahaya karena kemampuan menginfeksi dan menimbulkan penyakit serta merusak bahan pangan. Antibakteri termasuk kedalam antimikroba yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri <Schunack W, Mayer K, Haake M. 1990. Senyawa Obat. Ed ke-2. Wattimenna JR, Subito, penerjemah. Yogyakarta: UGM Press>.

Kriteria

Antibakteri hanya dapat digunakan jika mempunyai sifat tosik selektif, artinya dapat membunuh bakteri yang menyebabkan penyakit tetapi tidak beracun bagi penderitanya [1].

Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja dari senyawa antibakteri diantaranya yaitu menghambat sintesis dinding sel, menghambat keutuhan permeabilitas dinding sel bakteri, menghambat kerja enzim, dan menghambat sintesis asam nukleat dan protein <Madigan M.2005. Brock Biology of Microorganisme. London: PrenticeHall>.<jawetz E, Melnick JL, Adelberg EA. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Ed ke-20. Nugroho E, Maulany RF, Penerjemah. Jakarta : Buku Kedokteran EGC>

Penghambatan sintesis dinding sel bakteri

Langkah pertama kerja obat berupa pengikatan obat pada reseptor sel (beberapa diantaranya adalah enzim transpeptida) <jawetz E, Melnick JL, Adelberg EA. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Ed ke-20. Nugroho E, Maulany RF, Penerjemah. Jakarta : Buku Kedokteran EGC>. Kemudian dilanjutkan dengan reaksi transpeptidase dan sintesis peptidoglikan terhambat<jawetz E, Melnick JL, Adelberg EA. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Ed ke-20. Nugroho E, Maulany RF, Penerjemah. Jakarta : Buku Kedokteran EGC>. Mekanisme diakhiri dengan pembuangan atau penghentian aktivitas penghambat enzim autolisis pada dinding sel <jawetz E, Melnick JL, Adelberg EA. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Ed ke-20. Nugroho E, Maulany RF, Penerjemah. Jakarta : Buku Kedokteran EGC> . Pada lingkungan yang isotonis lisis terjadi pada lingkungan yang jelas hipertonik, mikrob berubah menjadi protoplas atau sferoflas yang hanya tertutup oleh selaput sel yang rapuh <jawetz E, Melnick JL, Adelberg EA. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Ed ke-20. Nugroho E, Maulany RF, Penerjemah. Jakarta : Buku Kedokteran EGC>. Sebagai contoh antibakteri dengan mekanisme kerja diatas adalah penicilin, sefalosporin, vankomisin, basitrasin, sikloserin, dan ampisilin <jawetz E, Melnick JL, Adelberg EA. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Ed ke-20. Nugroho E, Maulany RF, Penerjemah. Jakarta : Buku Kedokteran EGC>.

Penghambatan Keutuhan Permeabilitas Dinding Sel Bakteri

Sitoplasma semua sel hidup dibatasi oleh selaput sitoplasma yang bekerja sebagai penghalang dengan permeabilitas selektif, melakukan fugsi pengangkutan aktif sehingga dapat mengendalikan susunan sel. Bila integritas fungsi selaput sitoplasma terganggu misalnya oleh zat bersifat surfaktan sehinga permeabilitas dinding sel berubah atau bahkan menjadi rusak, maka komponen penting, seperti protein, asam nukleta, nukleotida, dan lain-lain keluar dari sel dan sel berangsur-angsur mati <jawetz E, Melnick JL, Adelberg EA. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Ed ke-20. Nugroho E, Maulany RF, Penerjemah. Jakarta : Buku Kedokteran EGC>. Amfoterisin B, kolistin, poimiksin, imidazol, dan polien menunjukkan mekanisme karja tersebut<jawetz E, Melnick JL, Adelberg EA. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Ed ke-20. Nugroho E, Maulany RF, Penerjemah. Jakarta : Buku Kedokteran EGC>.

Penghambatan sintesis Protein Sel Bakter

Umumnya senyawa penghambat ini akan menyebabkan ‘’Staphylococcus aureus’’ salah membaca kode pada mRNA oleh tRNA (hambatan translasi dan transkripsi bahan genetik). Kloramfenikol, eritromisin, linkomisin, tetrasiklin, dan aminoglikosida juga bersifat menghambat sintesis protein sel bakteri <jawetz E, Melnick JL, Adelberg EA. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Ed ke-20. Nugroho E, Maulany RF, Penerjemah. Jakarta : Buku Kedokteran EGC>.

Penghambatan Sintesis Protein Sel Bakteri

Senyawa antibakteri yang bekerja dengan senyawa ini diharapkan mempunyai selektifitas yang tinggi, sehingga hanya sintesis asam nukleat bakteri saja yang dihambat. Umumbya senyawa penghambat akan berikatan dengan enzim atau salah satu komponen yang berperan dalam tahapan sistesis, sehingga akhirnya reaksi akan terhenti karena tidak ada substrat yang direaksikan dan asam nukleat tidak dapat terbentuk <jawetz E, Melnick JL, Adelberg EA. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Ed ke-20. Nugroho E, Maulany RF, Penerjemah. Jakarta : Buku Kedokteran EGC>.

Faktor-faktor berpengaruh dalam aktivitas senyawa anti bakteri

Aktivitas senyawa antibakteri dipengaruhi oleh pH, suhu stabilitas senyawa tersebut, jumlah bakteri yang ada, lamanya inkubasi, dan aktivitas metabolisme bakteri <Madigan M.2005. Brock Biology of Microorganisme. London: PrenticeHall>.

Jenis zat antibakteri berdasarkan aktivitasnya

Berdasarkan aktivitasnya zat antibakteri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu bakteriostatik dan bakteriosida <Madigan M.2005. Brock Biology of Microorganisme. London: PrenticeHall>

Bakteriostatik

Adalah zat antibakteri yang memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan bakteri (menghambat perbanyakan populasi bakteri), namun tidak mematikan. <Madigan M.2005. Brock Biology of Microorganisme. London: PrenticeHall><Schunack W, Mayer K, Haake M. 1990. Senyawa Obat. Ed ke-2. Wattimenna JR, Subito, penerjemah. Yogyakarta: UGM Press>

Bakterisida

Adalah zat antibakteri yang memiliki aktifitas membunuh bakteri. <Madigan M.2005. Brock Biology of Microorganisme. London: PrenticeHall> Namun ada beberapa zat antibakteri yang bersifat bakteriostatik pada konsentrasi rendah dan bersifat bakterisida pada konsentrasi tinggi. <Fardiaz S, Suliantri, Dewanti R. 1987. Senyawa Antimikrob. Bogor: PAU>

Contoh

Contoh kelompok bahan antibakteri adalah fenol, alkohol, halogen, logam berat, detergen, aldehida, dan kemosterilisator gas <Madigan M.2005. Brock Biology of Microorganisme. London: PrenticeHall>. Dari sekian banyak contoh diatas, senyawa fenol paling banyak digunakan karena senyawa tersebut tidak hanya terdapat pada antibiotik sintetik, namun pada senyawa alam yang dikenal sebagai polifenol <Madigan M.2005. Brock Biology of Microorganisme. London: PrenticeHall>. Apabila digunakan bekerja dengan merusak membran sitoplasma secara total dengan mengendapkan protein sel <Madigan M.2005. ‘’Brock Biology of Microorganisme’’. London: PrenticeHall>. Akan tetapi bila dalam konsentrasi rendah , fenol merusak membran sel yang menyebabkan kebocoran metabolit penting dan menginaktifkan bakteri. <Madigan M.2005. ‘’Brock Biology of Microorganisme’’. London: PrenticeHall>

Antibiotik

Salah satu zat antibakteri yang banyak dipergunakan akhir-akhir ini adalah antibiotik. Antibiotik adalah senyawa kimia khas yang dihasilkan atau diturunkan oleh organisme hidup termasuk struktur analognya yang dibuat secara sintetik, yang dalam kadar rendah mampu menghambat proses penting dalam kehidupan satu spesies atau lebih mikroorganisme <Siswando, Soekardjo B. 1995. ‘’Kimia Medisinal’’. Surabaya: Airlangga Univ Pr.>Penggunaan antibiotik sebagai zat antibakteri juga mempunyai efek negatif seperti timbulnya resistensi bakteri terhadap aktivitas kerja obat <Absor Ulil. 2006. Aktivitas antibakteri ranting patah tulang (‘’Euphorbia tirucalli’’. Linn)[Skripsi] . Bogor : Program Sarjana Pada Studi Biokimia Institut Pertanian Bogor>


Referensi

  1. ^ a b Madigan M.2005. Brock Biology of Microorganisme. London: PrenticeHall.