Kabupaten Sekadau
Kabupaten Sekadau adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Kabupaten Sekadau merupakan daerah kecil yang memiliki potensi jalur transportasi segi tiga, yakni daerah Nanga Taman dan Nanga Mahap berbatasan langsung dengan Kabupaten Ketapang. Kota Sekadau merupakan kota inti yang dilewati oleh jalur ke kota maupun pedalaman, daerah Tiga Belitang berbatasan dengan Senaning, Kabupaten Sintang, dan Sarawak, Malaysia Timur.
Kabupaten Sekadau | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Koordinat: 0°02′05″N 110°57′02″E / 0.03485°N 110.95066°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Kalimantan Barat |
Ibu kota | Sekadau |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Luas | |
• Total | 544,42 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi | |
• Total | 176,667 jiwa |
• Kepadatan | 324/km2 (840/sq mi) |
Demografi | |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode Kemendagri | 61.09 |
Situs web | http://www.sekadaukab.go.id/ |
Sejarah
- Kerajaan Sekadau
Sekadau dahulu merupakan pemerintahan kerajaan, dengan raja-raja:
- Dayang Sri Awan
- Dayang Sri Bunga
- Kyai Dipati Suma Negara
- Dayang Kacang
- Abang Karang (Kyai Dipati Tumbah Baj)
- Dayang Ineh tahun 1720 kawin dengan Sultan Mangkurat, Raja Melamat (Matan)
Demografi
Penduduk asli Kabupaten Sekadau adalah etnis Dayak, yang mayoritas disebut Dayak Mualang (rumpun Dayak Iban). Sebagian besar bermukim di Belitang Hilir, Belitang Tengah, dan Belitang Hulu, dengan rumpun-rumpunnya yang lain menyebar di sekitar wilayah Sekadau sampai ke Kabupaten Sintang. Kabupaten Sekadau banyak memiliki peninggalan sejarah di beberapa tempat, antara lain di daerah Nanga Taman dan Nanga Mahap.
Agama
Mayoritas agama yang dianut suku-suku Dayak di Sekadau adalah Kristen Katholik dan Kristen Protestan. Perkecualian adalah Dayak Senganan, yaitu keturunan Dayak beragama Islam yang mengklaim dirinya sebagai Melayu Sekadau. Kehidupan antar agama di Kabupaten Sekadau selama ini cukup harmonis, hal ini dikarenakan penduduk Kabupaten Sekadau masih satu rumpun dari nenek moyang yang sama, yaitu Dayak Mualang dari rumpun Dayak Iban. Tingkat keterampilan sumberdaya manusia penduduk Kabupaten Sekadau cukup bervariasi, mulai dari kalangan bawah sampai kalangan atas.
Bahasa
Bahasa yang digunakan masyarakat Kabupaten Sekadau adalah Bahasa Senganan atau Bahasa Rumpun Dayak Mualang. Sedangkan penduduk yang beragama Islam menggunakan bahasa Melayu Sekadau. Contoh beberapa kata dalam bahasa daerah Sekadau yang sering digunakan, antara lain seperti mada: tidak, konai: kemana, dan bolek: tidak mau.
Kesenian
Tari
Seni pertunjukan yang masih hidup dan cenderung menuju punah adalah Tari Pinggan, Tari Pala, Tari Pedang, Tari Ngajat Temuai Datai dan lain-lain dari daerah Belitang Hilir, Belitang Tengah, dan Belitang Hulu.
Kerajinan
Kerajinan masyarakat yang pernah ada ialah Tenun Mualang, yaitu kain tapeh dengan motif kain Engkerebang, Pangit, dan lain-lain.
Pakaian adat
Pakaian adat kaum laki-laki berupa kain tenun, yang terdiri dari Baju Maram, Baju Buuk, Baju Tating, dan Baju Pangit.
Senjata tradisional
Senjata tradisional masyarakat adalah Senapan Lantak, Sumpit, Mandau, Nyabur, Pedang, Jempol, dan lain-lain. Perisai untuk pertahanan diri, oleh masyarakat disebut kelauk.
Tempat bersejarah
Sekadau memilik tempat-tempat bersejarah, antara lain Lawang Kuari, Batu Tinggi, Lawang Siti, dan Batu Kenyalau. Konon menurut kisah masyarakat setempat, Lawang Kuari adalah tempat Pangeran Agong mengasingkan diri setelah saudaranya diangkat menjadi raja. Sampai sekarang, tempat tersebut dijadikan tempat wisata yang terletak di tepi Sungai Kapuas, kurang lebih 1 km dari kota Sekadau ke arah hilir.
Pranala luar
- (Indonesia) Masyarakat dan Bahasa di Cupang Gading