Kabupaten Sekadau

kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia
Revisi sejak 20 Mei 2010 22.09 oleh Reindra (bicara | kontrib) (+ lambang)

Kabupaten Sekadau adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Kabupaten Sekadau merupakan daerah kecil yang memiliki potensi jalur transportasi segi tiga, yakni daerah Nanga Taman dan Nanga Mahap berbatasan langsung dengan Kabupaten Ketapang. Kota Sekadau merupakan kota inti yang dilewati oleh jalur ke kota maupun pedalaman, daerah Tiga Belitang berbatasan dengan Senaning, Kabupaten Sintang, dan Sarawak, Malaysia Timur.

Kabupaten Sekadau
Daerah tingkat II
Peta
Kabupaten Sekadau di Kalimantan
Kabupaten Sekadau
Kabupaten Sekadau
Peta
Kabupaten Sekadau di Indonesia
Kabupaten Sekadau
Kabupaten Sekadau
Kabupaten Sekadau (Indonesia)
Koordinat: 0°02′05″N 110°57′02″E / 0.03485°N 110.95066°E / 0.03485; 110.95066
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Barat
Ibu kotaSekadau
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 7
  • Kelurahan: 76
Luas
 • Total544,42 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 • Total176,667 jiwa
 • Kepadatan324/km2 (840/sq mi)
Demografi
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
6109 Edit nilai pada Wikidata
Kode Kemendagri61.09 Edit nilai pada Wikidata
Situs webhttp://www.sekadaukab.go.id/

Sejarah

  • Kerajaan Sekadau

Sekadau dahulu merupakan pemerintahan kerajaan, dengan raja-raja:

  1. Dayang Sri Awan
  2. Dayang Sri Bunga
  3. Kyai Dipati Suma Negara
  4. Dayang Kacang
  5. Abang Karang (Kyai Dipati Tumbah Baj)
  6. Dayang Ineh tahun 1720 kawin dengan Sultan Mangkurat, Raja Melamat (Matan)

Demografi

Penduduk asli Kabupaten Sekadau adalah etnis Dayak, yang mayoritas disebut Dayak Mualang (rumpun Dayak Iban). Sebagian besar bermukim di Belitang Hilir, Belitang Tengah, dan Belitang Hulu, dengan rumpun-rumpunnya yang lain menyebar di sekitar wilayah Sekadau sampai ke Kabupaten Sintang. Kabupaten Sekadau banyak memiliki peninggalan sejarah di beberapa tempat, antara lain di daerah Nanga Taman dan Nanga Mahap.

Agama

Mayoritas agama yang dianut suku-suku Dayak di Sekadau adalah Kristen Katholik dan Kristen Protestan. Perkecualian adalah Dayak Senganan, yaitu keturunan Dayak beragama Islam yang mengklaim dirinya sebagai Melayu Sekadau. Kehidupan antar agama di Kabupaten Sekadau selama ini cukup harmonis, hal ini dikarenakan penduduk Kabupaten Sekadau masih satu rumpun dari nenek moyang yang sama, yaitu Dayak Mualang dari rumpun Dayak Iban. Tingkat keterampilan sumberdaya manusia penduduk Kabupaten Sekadau cukup bervariasi, mulai dari kalangan bawah sampai kalangan atas.

Bahasa

Bahasa yang digunakan masyarakat Kabupaten Sekadau adalah Bahasa Senganan atau Bahasa Rumpun Dayak Mualang. Sedangkan penduduk yang beragama Islam menggunakan bahasa Melayu Sekadau. Contoh beberapa kata dalam bahasa daerah Sekadau yang sering digunakan, antara lain seperti mada: tidak, konai: kemana, dan bolek: tidak mau.

Kesenian

Tari

Seni pertunjukan yang masih hidup dan cenderung menuju punah adalah Tari Pinggan, Tari Pala, Tari Pedang, Tari Ngajat Temuai Datai dan lain-lain dari daerah Belitang Hilir, Belitang Tengah, dan Belitang Hulu.

Kerajinan

Kerajinan masyarakat yang pernah ada ialah Tenun Mualang, yaitu kain tapeh dengan motif kain Engkerebang, Pangit, dan lain-lain.

Pakaian adat

Pakaian adat kaum laki-laki berupa kain tenun, yang terdiri dari Baju Maram, Baju Buuk, Baju Tating, dan Baju Pangit.

Senjata tradisional

Senjata tradisional masyarakat adalah Senapan Lantak, Sumpit, Mandau, Nyabur, Pedang, Jempol, dan lain-lain. Perisai untuk pertahanan diri, oleh masyarakat disebut kelauk.

Tempat bersejarah

Sekadau memilik tempat-tempat bersejarah, antara lain Lawang Kuari, Batu Tinggi, Lawang Siti, dan Batu Kenyalau. Konon menurut kisah masyarakat setempat, Lawang Kuari adalah tempat Pangeran Agong mengasingkan diri setelah saudaranya diangkat menjadi raja. Sampai sekarang, tempat tersebut dijadikan tempat wisata yang terletak di tepi Sungai Kapuas, kurang lebih 1 km dari kota Sekadau ke arah hilir.

Pranala luar