Medan Prijaji

surat kabar di Hindia Belanda
Revisi sejak 11 Agustus 2006 07.37 oleh Ciko (bicara | kontrib) (baru belum dirapiin)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Medan Prijaji adalah surat kabar yang terbit di Bandung tahun 1907. Medan Prijaji dianggap sebagai surat kabar pertama Indonesia, sebab mulai dari pengasuhnya, percetakan, penerbitan dan wartawannya adalah pribumi Indonesia asli. Surat kabar ini didirikan oleh Tirto Adhi Soerjo.

Sebelum menerbitkan "Medan Prijaji", pada Januari 1904 Tirto Adhi Soerjo mendirikan dulu badan hukum N.V. Javaansche Boekhandel en Drukkerij en handel in schrijfbehoeften "Medan Prijaji" beralamat di Djalan Naripan Bandoeng yaitu di Gedung Kebudayaan (sekarang Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan-YPK).


Di hadapan Notaris Simon Bandung, konon ia ingin segera menerbitkan "Medan Prijaji" tahun itu juga. Dia persiapkan dulu percetakannya, menyiapkan sarana surat kabarnya dan kelengkapan wartawannya. Belakangan Djokomono disebut pula sebagai perintis persuratkabaran dan kewartawanan nasional Indonesia. Karena itu "Medan Prijaji" paling tepat disebut sebagai koran pertama Indonesia tulen, sebab mulai dari pengasuhnya, percetakan, penerbitan dan wartawannya adalah pribumi Indonesia asli. Djokomono sendiri disebut-sebut pula sebagai perintis persuratkabaran dan Kewartawanan Nasional Indonesia. Konon pada waktu itu sudah lahir organisasi wartawan PDI (Persatoean Djoernalis Indonesia). Ketika pertama kali terbit di Bandung, "Medan Prijaji" mencantumkan moto di bawah nama "Medan Prijaji" sbb: "Ja'ni swara bagai sekalijan Radja2. Bangsawan Asali dan fikiran dan saoedagar2 Anaknegri. Lid2 Gemeente dan Gewestelijke Raden dan saoedagar bangsa jang terperentah lainnja".

Pada tahun 1910 di Jakarta (Djakarta waktu itu masuk wilayah Djawa Barat), "Medan Prijaji" berhasil terbit tiap hari kecuali hari Djoemahat dan Minggoe dan Riaja (hari-hari besar). Nomor 1 terbit pada hari Rebo 5 Oktober 1910 tahun. Nomor terakhir terbit hari Selasa 3 Djanuari 1912 tahun VI. Ketika pertama kali terbit menjadi harian tetap, mengambil tahun IV karena tahun I, II, dan III masih mingguan yang terbit di Bandung. Ini sekaligus merupakan pernyataan tegas bahwa untuk pertama kali "Medan Prijaji" terbit di Bandung. Di bawah judul surat kabar harian "Medan Prijaji" itu tertulis moto: "Orgaan boeat bangsa jang terperentah di H.O. Tempat akan memboeka swaranya Anak-Hindia". Di zaman itu, merupakan keberanian luar biasa menulis moto seperti itu. Dialah yang pertama menggunakan surat kabar sebagai pembentuk pendapat umum. Berani pula menulis kecaman-kecaman pedas terhadap pemerintahan kolonial Belanda pada masa itu. Kecaman hebat dan pedas yang pernah dilontarkannya terhadap tindakan-tindakan kontroler. Risikonya Mas Tirtohadisoerjo disingkirkan dari Pulau Jawa dan dibuang ke Pulau Bacan, dekat Halmahera (Provinsi Maluku Utara).

Pranala luar