Yesuit

kelompok tarekat religius Gereja Katolik Roma
Revisi sejak 4 Juni 2005 08.12 oleh Meursault2004 (bicara | kontrib) (Gambar)

Serikat Yesus (Latin: Societas Iesu), biasa dikenal dengan Yesuit atau Jesuit adalah ordo agama Katholik Roma. Serikat ini didirikan pada tahun 1534 oleh sekelompok murid Master Universitas Paris dipimpin oleh Iñigo López de Loyola (Ignatius Loyola).

Logo Serikat Yesus.
Logo Serikat Yesus.

Dasar

Berkas:Ignatius.gif
Ignatius Loyola

Pada 15 Agustus 1534, Ignatius dan 6 murid lainnya ((Fransiskus Xavierus, Alfonso Salmeron, James Lainez, dan Nicholas Bobadilla, orang Spanyol, Peter Faber dari Prancis dan Simon Rodrigues, orang Portugis) bertemu di Montmartre di luar Paris, kemungkinan dekat Kapel St Denys, Rue Antoinette, di zaman sekarang ini dan mengikat diri mereka dengan janji kemiskinan dan kemurnian, mendirikan Serikat Yesus; untuk mendalami bidang keramahtamahan dan kerja misionari di Yerusalem, atau untuk pergi tanpa banyak tanya ke mana pun perintah Paus.

Pada 1537 mereka berjalan ke Italia untuk mencari persetujuan Paus untuk ordo mereka. Paus Paul III memberikan mereka persetujuan dan mengijinkan mereka untuk dijadikan pastur. Mereka dijadikan Pastur di Venesia oleh bishop Arve (24 Juni). Mereka mengabdikan diri mereka untuk menyebarkan agama dan kerja amal di Italia, dikarenakan perjalan mereka ke Yerusalem tidak dimungkinkan karena perang antara kaisar Venice, Paus dan Kerajaan Ottoman.

Dengan Faber dan Lainez, Ignatius pergi ke Roma pada Oktober 1538, untuk mencari persetujuan Paus atas konstitusi order tersebut. Sebuah kongergasi Kardinal menyetujui konstitusi yang diajukan, dan Paul III meneguhkan order melalui bull Regimini militantis (27 September 1540), tetapi membatasi jumlah anggotanya enam puluh. Batasan ini dihapuskan melalui bull Injunctum nobis (14 Maret 1543). Ignatius dipilih menjadi superior-jendral pertama. Dia mengirim sohibnya sebagai misionaris ke sekitar Eropa untuk mendirikan sekolah, college, dan seminari.

Ignatius menulis Konstitusi Yesuit, dijalankan pada 1554, yang menciptakan organisasi monarki dan menetapkan pengorbanan-sendiri dan kepatuhan kepada Paus dan atasan (perinde ac cadaver, "disiplin tinggi seperti mayat" seperti yang ditulis Ignatius). Prinsip utamanya menjadi Motto Yesuit yang tidak resmi: Ad Maiorem Dei Gloriam ("untuk kebesaran kejayaan Tuhan").

Kerja awal

Yesuit didirikan berpasan dengan Penolakan-Reformasi, gerakan dalam Gereja Katholik yang ditujukan untuk menolak Reformasi Protestan, yang ajarannya menghapus Katholik Eropa. Mereka melaksanakan ketaatan total kepada skriptur dan Katholik doktrin, Ignatius sendiri mengumumkan:

"Saya akan percaya bahwa putih yang saya lihat adalah hitam bila hirarki Gereja mendefinisikan begitu."

Salah satu alat utama dalam Yesuit adalah Ignatian retret. Di sini, orang akan datang bersama dibawah pastur selama seminggu atau lebih lama, tetap diam selagi mendatangi konferensi dan menjalani pelatihan untuk membuat diri mereka orang yang lebih baik, yang termasuk konferensi dan meditasi dalam tema seperti kematian yang pasti dan isu lainnya.

Yesuit juga mendirikan banyak sekolah, yang, karena metode pengajaran mereka yang maju dan moral tinggi, menarik anak para elit. Sekolah Yesuit memainkan peranan penting dalam memenangkan beberapa negara Eropa kembali ke Katholik yang dalam beberapa saat didominasi oleh Protestan, terutama Polandia.

Mereka juga mengajarkan perayaan dan dekorasi Katholik yang terorganisasi (yang dibenci oleh Lutheran harus didanai banyak dan dilaksanakan.

Yesuit berhasil mendapatkan pengaruh yang jelas di Periode Modern Awal karena pastur Jesuit sering bertindak sebagai "konfesor" Raja-raja pada masa itu. Mereka adalah tenaga pemimpin dalam penolakan-Reformasi, dikarenakan struktur mereka yang renggang (tanpa harus tinggal dalam suatu komunitas, mengatakan "kantor divine" bersama, dll) membuat mereka lebih fleksibel untuk memenuhi kebutuhan orang-orang pada masa itu.

Pengembangan

Misi awal di Jepang menghasilkan pemerintah memberikan Yesuit tanah feudal Nagasaki pada 1580. Hal ini dihapus pada 1587, dikarenakan ketakutan atas pertumbuhan pengaruh Yesuit di sana.

Dua misionaris Yesuit, Gruber dan D'Orville, mencapai Lhasa di Tibet pada 1661.

Misi Yesuit di Amerika Selatan sangat kontroversial di Eropa, terutama di Spanyol dan Portugis, di mana mereka dilihat sebagai pengganggu enterprise kolonial dari pemerintah royal. Yesuit seringkali hal satu-satunya yang menyelematkan Indian dari perbudakan. Di banyak tempat di Amerika Selatan terutama di Brasil dan Paraguay sekarang ini mereka membentuk kota Indian-Kristen, disebut reduksion (bahasa Spanyol Reducciones). Ini adalah masyarakat yang membentuk cara ideal Katholik. Karena alasan ini juga, pencegahan perbudakan orang Indian oleh bangsa Spanyol dan Portugis, mereka ditekan.

Pastur Yesuit, seperti Manoel da Nóbrega dan José de Anchieta membentuk beberapa kota di Brasil pada abad 16, termasuk São Paulo and Rio de Janeiro, dan sangat berpengaruh dalam perdamaian, konversi keagamaan, dan pendidikan negara Indian.

Misi Yesuit di China membawa Kontroversi Rites China di awal abad 18.

Pemikir Yesuit bekerja dalam misi asing ke "paganisme" sangat penting dalam pengertian bahasa mereka yang tidak dikenal dan berusaha untuk memproduksi tata bahasa dan kamus yang diLatinkan, usaha pertama yang terorganisasi dalam linguistik. Ini dilakukan, contohnya, untuk bahasa Jepang dan Tupi-Guarani (sebuah bahasa grup pribumi di Amerika Selatan).

Periode kesulitan

Lihat artikel Penekanan Yesuit.

Penekanan Yesuit di Portugal, Prancis dan Dua Sisilia, Parma dan Spanyol pada 1767 adalah masa sulit bagi pembela serikat ini, Paus Clement XIII. Menyusul keputusan yang ditandatangani oleh Paus Clement XIV pada Juli 1773, Yesuit ditekan di seluruh negara (kecuali Russia, karena Ortodoks Rusia menolak mengenal otoritas Paus). Karena jutaan Katholik (termasuk banyak Yesuit) tinggal di Polandia bagian barat dan Kerajaan Rusia, serikat ini berhasil mempertahankan keberadaannya dan menjalankan pekerjaannya dalam masa penekanan.

Setelah serikat ini diperbolehkan kembali oleh Roma pada awal abad 19, anggotanya biasanya mendukung otoritas Papal dalam Gereja dan dengan intim berasosiasi dengan gerakan Ultramontanis dan deklarasi Papal Infalibitility pada 1870.


Lihat juga

Pranala luar