Manajemen humas atau yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai public relation management adalah proses penelitian, perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian suatu kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi.

Manajemen humas berasal dari dua kata, yaitu manajemen dan humas.[1] Manajemen merupakan seni untuk melakukan pekerjaan melalui orang lain.[2] Sedangkan, humas merupakan fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan/kegagalan organisasi tersebut.[3] Menurut Frank Jeffkins, humas merupakan segala sesuatu yang terdiri dari semua bentuk komunikasi berencana, baik ke dalam maupun ke luar, untuk mencapai tujuan khusus, yaitu pengertian bersama.[4] Jadi, humas merupakan bagian dari fungsi manajemen.[5].

Contoh kegiatan

Kegiatan diantaranya bisa jadi aktifitas skala kecil hingga skala besar seperti:

  1. Aktifitas pertemanan kelompok kecil, hingga berkaitan dengan konferensi pers internasional via satelit
  2. Pembuatan brosur hingga kampanye nasional melalui multimedia.
  3. Penyelenggaraan penerimaan tamu di rumah (open house) hingga kampanye politik dari pengumuman pelayanan publik hingga menangani kasus manajemen krisis. [1].

Unsur-unsur

Dalam melaksanakan manajemen humas, menurut Cutlip, Center, and Broom seorang praktisi humas perlu mempersiapkan unsur-unsur yang diperlukan dalam manajemen humas, yakni:menurut [5]

  • Manusia baik laki-laki, maupun perempuan (men and women)
  • Alat-alat yang diperlukan (materials)
  • Sarana yang digunakan. (machines)
  • Metode atau cara yang dipakai (methods)
  • Dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan program (money)
  • Pasar atau khalayak yang akan dituju (market).[5]

Sejarah

Kemunculan manajemen humas ditandai dengan kegagalan profesi kehumasan dalam menghadapi krisis pada tahun 1906.[1] Saat itu, terjadi pemogokan buruh industri penambangan batu bara di AS yang mengancam kelanjutan dari industri batu bara tersebut.[1] Muncul seorang tokoh Humas pertama, Ivy LedBetter Lee yang memperkenalkan manajeman humas sebagai salah satu solusi yang tepat untuk menangani masalah tersebut.[1] Salah satu teknik manajemen humas yang dikemukakan adalah dengan memberikan informasi terbuka, baik kepada khalayak/publik, pekerja, maupun pihak pers. [1]

Tahapan

Tahapan-tahapan dalam manajemen humas merupakan proses yang meliputi hal-hal sebagai berikut:[6]

  1. Perencanaan (planning) mencakup penerapan tujuan dan standar, penentuan aturan dan prosedur, serta pembuatan rencana dan prediksi akan apa yang akan terjadi.[6]
  2. Pengorganisasian (organizing) mencakup pengaturan anggota dan sumber daya yang dibutuhkan dan pemantauan kinerja karyawan.[6]
  3. Pengkoordinasian (coordinating) mencakup pengaturan struktur kepanitiaan, pendelegasian kerja masing-masing bagian, dan penyusunan alokasi anggaran untuk masing-masing bagian.[3]
  4. Pengkomunikasian (communicating) mencakup penyampaian rencana program kepada publik internal dan eksternal.[3]
  5. Pelaksanaan (actuating) merupakan tindakan menjalankan program sesuai dengan rencana yang telah dibuat.[3]
  6. Pengawasan (controlling) merupakan kontrol atas jalannya pelaksanaan program.[3] Tanpa adanya kontrol atas program, kesinambungan antar tahapan tidak dapat berlangsung dengan baik.
  7. Pengevaluasian (evaluating) merupakan penilaian terhadap hasil kinerja program, apakah perlu dihentikan atau dilanjutkan dengan modifikasi tertentu.[3]
  8. Pemodifikasian (modificating) merupakan kegiatan pembaharuan atau revisi program berdasarkan hasil evaluasi.[3]

Langkah-langkah Manajemen humas

<!- Langkah-langkah untuk apa? Repetitif sekali dengan yang diatas yang kurang isi, saya sarankan digabungkan saja semuanya. Apabila ini langkah-langkah agar berhasil contohnya apa? Faktor-faktor penunjang juga bisa digabung kemari kalau memang ini merupakan langkah agar berhasil. Artikel ini isinya seperti penuh kata yang tidak ada maknanya-->

  1. Menganalisis, menentukan, dan memahami perilaku publik internal dan eksternal.[3]
  2. Menganalisis tingkat opini publik, baik publik internal maupun eksternal.[3]
  3. Menganalisis kecenderungan-kecenderungan, harapan, tantangan, peluang, dan kesempatan.[3]
  4. Menentukan formulasi dan merumuskan kebijakan.[3]
  5. Menetapkan publik sasaran.[3]
  6. Merencanakan strategi, metode, dan media yang digunakan.[3]
  7. Merencanakan dan menyedikan sarana dan prasarana, serta anggaran biaya yang dibutuhkan.[3]
  8. Menjalankan dan melaksanakan aktivitas sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.[3]
  9. Melakukan evaluasi dan melakukan modifikasi atas hasil penilaian, apakah program perlu dihentikan atau dilanjutkan dengan sejumlah perbaikan.[3]

Faktor-faktor Penunjang

Untuk mencapai keberhasilan dalam manajemen humas diperlukan:

  1. Perencanaan yang matang.[1]
  2. Pemberian informasi secara jelas kepada publik internal dan eksternal.[1]
  3. Pelaksanaan yang terarah sesuai dengan rencana.[1]
  4. Pemantauan dan pengevaluasian hasil dengan memberikan feedback.[1]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j Ruslan, Rosady. 2008. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
  2. ^ Baskin, Otis W; Aronoff, Craig E; & Lattimore. 1996. Public Relations: The Profession and The Practice. New York: Mc.Graw Hill.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p Cutlip, Scott M; Center, Allen H, & Broom, Glen M. 2006. Effective Public Relations. Edisi 9. Pearson Prentice Hall.
  4. ^ Pencitraan. Diakses 31 Mei 2010.
  5. ^ a b c Terry, George R. 1977. Principles of Management. Edisi 7. R.D.Irwin.
  6. ^ a b c Manajemen Kehumasan PR & Media Komunikasi. Diakses 31 Mei 2010.