Suardi Tasrif
Suardi Tasrif ialah seorang tokoh sastra Indonesia yang berasal dari Jawa Barat. Suardi Tasrif 3 Januari 1922 – 24 April 1991. Suardi adalah anak dari pasangan Mohammad Tasrif dan Siti Hapzah.
Latar Belakang Keluarga
Suardi Tasrif menikah dengan Ratna Hajari Singgih tanggal 19 Juli 1949 di Cigunung, Bogor.[1] Mereka dikaruniai enam orang anak yaitu Haydarsyah Rizal, Gaffarsyah Rizal, Handriansyah Razad, Irwansyah Zehan, Praharasyah Rendra, dan Puri Sandra Puspita Rani.[1] Keenam anak mereka itu kini telah berkeluarga dan mengaruniakan 9 cucu.[1]
Dalam keluarga, Suardi Tasrif mengajarkan bahwa segala sesuatu harus terencana dengan baik sehingga tidak ada semacam ketergantungan.[1] Oleh istrinya, Suardi Tasrif dikenal dikenal sebagai orang yang bersifat universal, intensif dalam pergaulan dan pekerjaan, serta berwawasan luas.[1] Di samping itu, Suardi Tasrif menanamkan prinsip dasar bahwa hidup harus fleksibel, harus ada pengabdian pada negara, dan harus bersikap sosial.[1]
Tahun 1994, Suardi Tasrif mendapat anugerah Bintang Mahaputra kelas II atas jasa-jasanya yang diberikan kepada negara. Profesi kepengacaraannya yang ditekuni menurun kepada anaknya, Haydarsyah dan Irwansyah.
Latar Belakang Pendidikan
Suardi Tasrif mengawali pendidikannya di sekolah rakyat tahun 1929-1936. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya ke MULO di Palembang tahun 1936-1939, lalu ke AMS tahun 1939-1942. Setelah menyelesaikan AMS, Suardi melanjutkan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia tahun 1962-1965. Selain pendidikan formal, Suardi juga mengikuti pendidikan non formal seperti kursus politik di Universitas Colombia.