Krak des Chevaliers
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Istana di Syria ini merupakan satu contoh arsitektur militer pada zaman pertengahan terbaik didunia. Istana ini dibangun oleh para prajurit perang salib yang berperang merebut kembali tanah suci dari tangan orang muslim.
Benteng Muslim
Syria merupakan rute perdagangan tertua di dunia, yaitu rute dari timur jauh ke Eropa. Sepanjang sejarah orang-orang telah berperang untuk memperebutkan daerah tersebut. Sekitar tahun 640 M, bangsa Arab menaklukkan Syria dan menjadikkannya sebagai pusat kekaisaran mereka. Sebagian penduduk Syria adalah Muslim, dan selama bertahun-tahun orang Muslim dan Kristen hidup berdampingan.
Akan tetapi, pada abad ke-11, orang-orang Turki yang menganut kepercayaan muslim, mengambil alih sebagian besar daerah Syria. Mereka berubah menjadi bermusuhan terhadap biarawan Kristiani. Mulai tahun 1095, para prajurit perang salib bergerak dari Eropa untuk berperang dengan orang Muslim. Pada tahun 1142, para ksatria perang salib menguasai benteng orang muslim di Qal'at al'Hosen, yaitu benteng yang dibangun untuk melindungi rute perdagangan dari rute Mediterania. Prajurit penakluk itu adalah para ksatria Hospitaller St John dari Yerusalem.
Istana Para Ksatria
Qal'at al-Hosen merupakan tempat yang sangat penting bagi para prajurit perang salib. Mereka membangun bangunan yang besar dan benteng yang kuat di atas bukit pada ketinggian 650 m dari permukaan laut. Benteng tersebut kemudian diberi nama Krak Des Chevaliers, yang dalam bahasa Prancis-Arab berarti "istana untuk para ksatria".
== Dinding Yang Tinggi == Berkas:Luar.jpg Krak Des Chevaliers hampir tidak mungkin diserang. Benteng ini memiliki dua dinding tinggi dan 13 menara. Dinding bagian dalam lebih tinggi daripada dinding bagian luar. Di antara dinding terdapat parit dan lereng yang curam. Benteng ini bisa terisi satu garisun yang terdiri atas 2000 prajurit lengkap dengan kuda serta perlengkapan perang dan makanan yang cukup untuk jangka waktu lima tahun.
Di Balik tembok
Di balik tembok bagian dalam adalah ruang kubah, kapel, ruang kerja, ruang perbekalan, dan jalan maze. Benteng ini tampak seperti kota kecil yang berperisai. Para prajurit mempertahankan benteng ini selama lebih dari 100 tahun, melalui berbagai macam konflik. Pada tahun 1271, setelah sebulan pertarungan yang hebat, akhirnya istana tersebut jatuh ke tangan Baybar, Sultan Muslim dari Syria dan Mesir.
Rancangan Krak Des Chevaliers
'Hospitaller
Ksatria Hospitaller berawal dari perintah religius untuk merawat prajurit yang terluka. Mereka berubah menjadi prajurit perang ketika perang salib meletus.