Si Buta Lawan Jaka Sembung

film Indonesia
Revisi sejak 15 Juni 2010 18.58 oleh Ennio morricone (bicara | kontrib) (buat halaman baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Si Buta Lawan Jaka Sembung adalah film aksi laga tahun 1983 dari Indonesia yang disutradarai oleh Dasri Yakob dan dibintangi aktor laga kawakan kala itu, Barry Prima dan Advent Bangun. Film ini adalah sekuel dari film Jaka Sembung Sang Penakluk yang dirilis tahun 1981. Cerita film ini dibuat berdasarkan salah satu cerita komik serial komik Indonesia "Jaka Sembung" karya komikus terkenal Indonesia Djair Warniponakanda, yang juga mengambil peran kecil dalam film ini. Film ini didistribusikan oleh Rapi Films.

Si Buta Lawan Jaka Sembung
Berkas:Si Buta Lawan Jaka Sembung Poster.jpg
SutradaraDasri Yakob
ProduserSabirin Kasdani
PemeranBarry Prima
Advent Bangun
W.D Mochtar
Zurmainy
Sri Gundy Sintara
Syamsuddin Syafei
Djair Warniponakanda
Vivi Rio
Grace Sahara
DistributorRapi Films (Indonesia)
Tanggal rilis
Juni 1983 (Indonesia)
NegaraIndonesia Indonesia

Film ini segera diikuti oleh sekuel berikutnya, yaitu Jaka Sembung dan Bajing Ireng yang dirilis di tahun 1983 yang sama.

Sinopsis

Templat:Spoiler "Kompeni" Belanda (Sebutan populer rakyat nusantara untuk pasukan Hindia Belanda kala itu, tidak hanya untuk VOC) mengobrak abrik rumah warga untuk mencari Jaka Sembung (Barry Prima) yang kian meresahkan Kompeni karena sepak terjangnya. Merasa kewalahan untuk mencari Jaka Sembung, akhirnya Kompeni mengadakan sayembara bagi para jago-jago persilatan untuk mencari jagoan kuat, dimana pemenangnya akan mendapatkan hadiah 100 ringgit. Sayembara tersebut akhirnya dimenangkan oleh Soca Indrakusuma alias "Si Buta dari Gunung Iblis" (Advent Bangun), seorang jagoan sakti penderita tunanetra yang misterius. Kompeni kemudian menjanjikan lebih banyak uang untuk Si Buta supaya menangkap Jaka Sembung. Namun Si Buta menghendaki 1000 ringgit jika berhasil menangkap Jaka Sembung, yang disetujui oleh kompeni. Akhirnya dilakukanlah pencarian Jaka Sembung dengan dibantu oleh pasukan kompeni. Di suatu persawahan Jaka Sembung yang ditantang oleh Si Buta akhirnya keluar dari persembunyian dan terjadilah perkelahian antara keduanya. Si Buta sendiri dari awal sayembara hingga saat berhadapan dengan Jaka Sembung selalu dibayangi oleh teliksandinya, Dewi Manggi (Sri Gundy Sintara) yang memberikan bantuan informasi tentang Jaka Sembung.

Akhirnya Si buta berhasil mengalahkan Jaka Sembung dan memenggal kepalanya untuk diserahkan pada Kompeni. Merasa yakin, Komandan kompeni akhirnya menyerahkan 1000 ringgit uang emas pada Si Buta. Namun setelah menyerahkan uang, Komandan kompeni memerintahkan pasukannya menyerang Si Buta hingga terluka parah. Si Buta berhasil mengalahkan pasukan kompeni, namun juga tertembak dan terluka parah. Si Buta ditolong oleh Dewi Manggi yang selama ini menyimpan hati padanya, dan ketika pingsan Dewi Manggi yang telah bernafsu akhirnya menciumi dan menggauli Si Buta dengan nafsu, namun ketika sadar Si Buta menolak dan marah karena cintanya telah ikut terkubur bersama mantan kekasihnya yang telah meninggal. Dewi Manggi marah dan sebagai gantinya meminta uang hadiah dari kompeni untuk dirinya. Namun Si Buta menolak dan terjadilah saling baku hantam dengan kemarahan Dewi Manggi yang membuat Si Buta yang terluka tidak bisa berbuat apa-apa.

Saat itulah muncul Jaka Sembung yang ternyata masih hidup bersama teman-temannya untuk menolong dan membawa Si Buta ke padepokan gurunya. Setelah sembuh, Si Buta menyerahkan uang 1000 ringgit tersebut untuk perjuangan rakyat melawan kompeni. Si Buta menceritakan bahwa yang dikalahkan dan dipenggal kepalanya bukanlah Jaka sembung yang sebenarnya, akan tetapi kepala kambing yang menyerupai muka Jaka Sembung dengan bantuan sihir Dewi Manggi. Si Buta akhirnya bergabung dengan padepokan Jaka Sembung. Sementara itu Dewi Manggi yang kecewa pada Si Buta akhirnya mendatangi markas kompeni dan memberi tahu perihal masih hidupnya Jaka Sembung. Komandan kompeni marah karena ia telah dikelabui oleh Si Buta dengan hanya kepala kambing. Akhirnya Dewi Manggi bekerjasama dengan kompeni untuk membunuh Si Buta dan Jaka Sembung dengan mengandalkan ilmu sihirnya.

Situasi bertambah rumit ketika suatu malam terjadi pencurian kotak uang hadiah kompeni dari padepokan Jaka Sembung yang tidak terlihat pelakunya. Si Buta yang tajam penciuman dan pendengarannya berhasil menghalanginya. Jaka Sembung yang sedang tidur kaget karena tidak bisa melihat siapa pencuri yang tidak terlihat tersebut. Akhirnya melalui penciumannya Si Buta berhasil mengetahui bahwa pencurian itu adalah perbuatan Dewi Manggi. Dewi Manggi berhasil ditangkap dan dilukai, namun meloloskan diri. Dewi Manggi yang sedang terluka parah menemui gurunya (WD Mochtar) dan berhasil menyembuhkan lukanya.

Setelah sembuh, Dewi Manggi meminta bantuan gurunya untuk menangkap Kinong, adik dari Jaka Sembung, untuk mendapatkan dua umpan, Jaka Sembung dan Si Buta sekaligus. Dewi Manggi adalan pemimpin sebuah perguruan wanita liar yang semua anggotanya menyimpan dendam pada laki-laki. Mereka gemar menculik laki-laki untuk dijadikan pemuas nafsu birahi sebelum dilempar mati ke sebuah sumur maut yang berisi ular. Demikian juga nantinya nasib Kinong yang di gantung sebagai umpan di atas sumur maut tersebut.

Jaka yang datang seorang diri tidak bisa berbuat apa-apa melihat Kinong berada diatas sumur maut, namun kedatangan Si Buta dan guru Jaka berhasil membantu Jaka dalam menyelamatkan Kinong. Dewi Manggi dan murid-muridnya kewalahan menghadapi Jaka Sembung dan Si Buta, hingga ia meminta bantuan gurunya dan kompeni. Kedatangan guru Manggi ternyata mampu membuat kewalahan Jaka Sembung dan gurunya. Setelah pertarungan sengit, akhirnya mereka mampu mengalahkan guru Dewi Manggi. Kemudian datanglah pasukan kompeni dan Dewi Manggi menembaki mereka. Saat itulah muncul Bajing Ireng (Zurmainy) yang kemudian membantu Jaka Sembung. Kedatangan Bajing Ireng mampu membuat pasukan kompeni kalang kabut, namun Bajing Ireng tertembak oleh pasukan kompeni. Sementara itu Dewi Manggi marah karena padepokannya telah diporakporandakan oleh pasukan kompeni dengan sengaja. Dewi Manggi merasa telah ditipu oleh kompeni dan menyerang kompeni dengan marah, namun akhirnya tewas oleh meriam yang di sulut Komandan kompeni, sedangkan Si Buta, Jaka Sembung, Gurunya dan Bajing Ireng selamat untuk meneruskan perjuangan mereka.

Pemeran

Versi luar negeri

Si Buta Lawan Jaka Sembung juga dirilis di berbagai negara lain dengan judul yang berbeda-beda, seperti:

  • "The Warrior 2" atau "The Warrior II" sebagai judul internasional bahasa Inggris dan VHS
  • "Le guerrier des ténèbres" di Perancis
  • "Soturi ja sokea miekkamies" untuk judul rilis VHS di Finlandia
  • "The Warrior and the Blind Swordsman" atau "Warrior and Blind Warrior" di beberapa versi rilis DVD bahasa Inggris

Pranala luar