Borobudur

bangunan kuil di Indonesia
Revisi sejak 19 Agustus 2006 14.20 oleh RobotQuistnix (bicara | kontrib) (robot Adding: fi:Borobudur)
Untuk artikel tentang kecamatan dengan nama sama, lihat Borobudur, Magelang.
Situs Warisan Dunia UNESCO
The World Heritage
Patung Buddha di Candi Borobudur.
Nama Candi Borobudur
(Nama Inggris) Borobudur Temple Compunds
(Nama Perancis) Ensemble de Borobudur
Negara Indonesia
Luas 2.500km²
Kriteria (i), (ii), (vi)
Didaftarkan 1991
Situs web Situs UNESCO

Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.

Nama Borobudur

 
Candi Borobudur

Banyak teori yang berusaha menjelaskan nama candi ini. Salah satunya menyatakan bahwa nama ini kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara, yaitu artinya "gunung" (bhudara) di mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras. Selain itu banyak beberapa etimologi rakyat lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan "para buddha" yang karena pergeseran bunyi menjadi "borobudur". Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata "bara" dan "beduhur". Kata "bara" konon berasal dari kata vihara, penjelasan lain, "bara" berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya kompleks candi atau biara. dan "beduhur" artinya ialah "tinggi", atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti di atas. Jadi maksudnya ialah sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi.

Sejarahwan J.G. de Casparis dalam disertasinya untuk mendapatkan gelar Doktor pada 1950 berpendapat bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan. Berdasarkan prasati karangtengah dan kahulunan. Casparis memperkirakan, pendiri Borobudur adalah Raja dari dinasti Syailendra bernama Samaratungga sekitar 824 M. Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad.

Struktur Borobudur

 
Stupa-stupa di Borobudur.

Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang terdiri dari enam tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua tingkat-tingkatannya beberapa stupa.

Borobudur yang bertingkat sepuluh menggambarkan secara jelas filsafat mazhab Mahayana. Filsafat itu mengajarkan bahwa setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Buddha harus melalui sepuluh tingkatan Bodhisatva. Apabila telah melampaui semua tingkat itu, manusia akan mencapai kesempurnaan.

Bagian kaki Borobudur melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia yang masih dikuasai oleh kama atau nafsu rendah. Lantai dasar candi ini hanya menonjol sedikit ke tanah.

Empat lantai dengan dinding berelief di atasnya oleh para ahli dinamakan Rupadhatu. Lantainya berbentuk lingkaran. Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat membebaskan diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Intinya, dunia bagi orang-orang yang masuk alam antara yakni alam bawah dan alam atas. pada bagian Ruphadati ini, patung Buddha digambarkan secara terbuka. Patung ditempatkan di lubang dinding seperti di jendela terbuka.

Mulai lantai kelima hingga ketujuh dindingnya tidak berelief yang disebut Arupadhatu. Lantainya berbentuk lingkaran. Aruphadatu, alam atas atau nirwana, adalah tempat Buddha bersemayam. Kebebasan mutlak telah tercapai yakni bebas dari keinginan dan ikatan bentuk dan rupa. Karena itu, bagian Aruphadatu digambarkan polos, tidak berelief. Patung-patung Budha ditempatkan di dalam Stupa yang ditutup berlubang-lubang seperti dalam kurungan. Dari luar masih tampak patung-patung itu samar-samar.

Sementara pada strata Arupa berarti tidak berupa atau tidak berwujud. Ini dilambangkan pada puncak candi berupa stupa terbesar dan tertinggi. Stupa digambarkan polos tanpa lubang-lubang. Di dalam Stupa tertinggi diduga di dalamnya terdapat patung Adibuddha yang diduga berupa sebuah patung yang terlihat rusak dan usang. Tidak jelas kabar patung ini kemudian, ada yang meletakkan di luar candi karena dikatakan benda gagal, diletakkan di museum yang tidak jelas museumnya, ada pula yang mengatakan dibawa ke luar negeri (Belanda?) karena beberapa (lima) patung Buddha bersama dengan 30 batu dengan relief, dua patung singa, beberapa batu berbentuk kala, tangga dan gerbang dikirimkan kepada Raja Thailand, Chulalongkorn yang mengunjungi Hindia Belanda (Indonesia) pada tahun 1896 sebagai hadiah dari pemerintah Hindia Belanda ketika itu.

Borobudur tidak memiliki ruang-ruang pemujaan seperti candi-candi lain. Yang ada ialah lorong-lorong panjang yang merupakanjalan sempit. Lorong-lorong dibatasi dinding mengelilingi candi tingkat demi tingkat. Di lorong lorong inilah umat Buddha diperkirakan melakukan upacara berjalan kaki mengelilingi candi ke arah kanan.

Struktur Candi Borobudur bila dilihat dari atas membentuk struktur mandala.

Relief

Di setiap tingkatan dipahat relief-relief pada dinding candi. Relief-relief ini dibaca sesuai arah jarum jam atau disebut mapradakṣiṇa dalam bahasa Jawa Kuna yang berasal dari bahasa Sansekerta dakṣiṇa yang artinya ialah timur. Relief-relief ini bermacam-macam isi ceritanya, antara lain ada relief-relief tentang wiracarita Ramayana. Ada pula relief-relief cerita jātaka.

Tahapan pembangunan Borobudur

  • Tahap pertama

Kemungkinan dimulai sekitar tahun 780 M. Pada awalnya dibangun tata susun bertingkat. Sepertinya dirancang sebagai piramida berundak. tetapi kemudian diubah. Sebagai bukti ada tata susun yang dibongkar.

  • Tahap kedua

Pondasi Borobudur diperlebar, ditambah dengan dua undak persegi dan satu undak lingkaran yang langsung diberikan stupa induk besar.

  • Tahap ketiga

Undak atas lingkaran dengan stupa induk besar dibongkar dan dihilangkan dan diganti tiga undak lingkaran. Stupa-stupa dibangun pada puncak undak-undak ini dengan satu stupa besar ditengahnya.

  • Tahap keempat

Ada perubahan kecil seperti pembuatan relief perubahan tangga dan lengkung atas pintu.

Penemuan dan Pemugaran Borobudur

  • Tahun 1814, Sir Thomas Stamford Raffles, Guberur jendral Inggris di Jawa, mendengar adanya penemuan benda purbakala di desa Borobudur. Raffles memerintahkan H.C. Cornelius untuk menyelidiki lokasi penemuan, berupa bukit yang dipenuhi semak belukar.
  • Tahun 1873, monografi pertama tentang Candi Borobudur diterbitkan.
  • Tahun 1900, pemerintahan Hindia Belanda menetapkan sebuah panitia pemugaran dan perawatan candi Borobudur.
  • Tahun 1963, Pemerintah Indonesia mengeluarkan surat keputusan untuk memugar Candi Borobudur, tapi berantakan setelah terjadi peristiwa G-30-S.
  • Tahun 1968, pada konferensi-15 di Perancis, UNESCO setuju untuk memberi bantuan untuk menyelamatkan Candi Borobudur.
  • Tahun 1971, pemerintah Indonesia membentuk badan pemugaran Candi Borobudur yang diketuai Prof.Ir.Roosseno.
  • Tahun 1972, International Consultative Committee dibentuk dengan melibatkan berbagai negara dan Roosseno sebagai ketuanya. Komite yang disponsori UNESCO menyediakan 5 juta dolar Amerika Serikat dari biaya pemugaran 7,750 juta dolar Amerika Serikat. Sisanya ditanggung Indonesia.
  • Pada 21 Januari 1985, terjadi serangan bom yang merusakkan beberapa stupa pada candi Borobudur yang kemudian segera diperbaiki kembali.

Lihat pula

Pranala luar