Vincentius a Paulo
Artikel ini perlu diperbaiki agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia. Bantulah untuk merapikan dan memperbaiki artikel ini. Jika tidak dirapikan, artikel ini akan dihapus sesuai kebijakan WP:KPC#A10 pada 11 Juli 2010. |
Kepada pengurus, mohon untuk melihat riwayat suntingan dan menilai kondisi artikel terlebih dahulu sebelum melakukan penghapusan |
Ini adalah artikel yang memenuhi kriteria penghapusan cepat karena tidak diperbaiki atau duplikasi. Untuk kriteria penghapusan, lihat KPC.
Jika tidak dirapikan, artikel ini akan dihapus. Lihat KPC A10.%5B%5BWP%3ACSD%23A10%7CA10%5D%5D%3A+Artikel+yang+sudah+jatuh+tempo+perbaikan+atau+terjadi+duplikasi+-.A10
Jika artikel ini tidak memenuhi syarat KPC, atau Anda ingin memperbaikinya, silakan hapus pemberitahuan ini, tetapi tidak dibenarkan menghapus pemberitahuan ini dari halaman yang Anda buat sendiri. Jika Anda membuat halaman ini tetapi Anda tidak setuju, Anda boleh mengeklik tombol di bawah ini dan menjelaskan mengapa Anda tidak setuju halaman itu dihapus. Silakan kunjungi halaman pembicaraan untuk memeriksa jika sudah menerima tanggapan pesan Anda.
Ingat bahwa artikel ini dapat dihapus kapan saja jika sudah tidak diragukan lagi memenuhi kriteria penghapusan cepat, atau penjelasan dikirim ke halaman pembicaraan Anda tidak cukup meyakinkan kami.
- Kepada nominator: Tempatkan templat:
{{subst:nn-warn-reason|Vincentius a Paulo|header=1|tidak diperbaiki atau duplikasi}} ~~~~
- pada halaman pembicaraan pembuat/pengunggah.
Kepada pengurus: artikel ini memiliki isi pada halaman pembicaraannya yang harus diperiksa sebelum dihapus.
Pengurus: periksa pranala balik, riwayat (beda), dan catatan sebelum dihapus. Periksa di Google.
Halaman ini terakhir disunting oleh Ranahilmu (kontribusi | log) pada 06:47, 27 Juni 2010 (UTC) (14 tahun lalu)
Vincentius a Paulo (1581-1660) adalah seorang kudus (santo) dalam Gereja Katolik dari Perancis. Nama "Vincentius a Paulo" dipakai oleh rumah sakit Katolik di Surabaya, beberapa sekolah menengah Katolik di keuskupan Surabaya, satu paroki di Surabaya (Jalan Widodaren) dan satu paroki di Kediri, juga SMA Seminari di Garum, Blitar, Jawa Timur, dan di panti asuhan anak-anak Yatim di Jakarta. Ia juga disebut “Bapak orang miskin” karena cinta dan pelayanannya kepada orang miskin. Oleh Paus Leo XIII, Paus pencetus Ajaran Sosial Gereja, Vincentius dideklarasikan sebagai santo pelindung (patron saint) karya amal cinta kasih Gereja Katolik (bersama Santa Luisa de Marillac pada waktu Paus Yohanes XXIII dalam suratnya “Omnibus Mater”).[1]
Riwayat Hidup
Vincentius adalah seorang romo yang sederhana. Ia lahir tanggal 24 April 1581 di desa Poy, Dax, Perancis Selatan, dari keluarga sederhana. Sejak kecil Vinsensius ikut membantu bekerja sebagai penjaga ternak. Pada umur 15 tahun, keluarga dan desa ditinggalkannya untuk belajar di suatu asrama yang dipimpin oleh para imam Fransiskan di kota Dax. Studinya diselesaikan di Toulouse pada tahun 1604 dengan gelar BA dalam bidang teologi. Sebelum itu ia telah ditahbiskan sebagai imam (romo) pada tanggal 23 September 1600. Saat itu umurnya baru 19 tahun lebih 5 bulan.
Setelah menjadi imam, Vincentius berusaha memperoleh kedudukan yang sepadan dengan jabatannya itu. Ia berusaha mencari penghasilan uang. Pertama-tama dia berjuang untuk menjadi Pastor Paroki Thil, tidak jauh dari desa asalnya. Untuk itu ia mendapat pengangkatan dari Vikaris Jenderal Keuskupan Dax. Sayangnya pada waktu itu seorang imam lain sudah diangkat untuk Paroki yang sama dan pengangkatannya berasal dari Roma. SK Vikjen tentu tak banyak berarti di hadapan SK dari Roma. Vincentius tidak putus asa. Pada tahun 1601 dia pergi ke Roma untuk memperjuangkan kariernya. Setelah beberapa bulan imam muda itu terpaksa kembali ke Toulouse tanpa hasil.[2]
Vincentius mengalami pertobatan. “Pertobatan” di sini ialah beralihnya dari “hidup mencari penghasilan untuk diri sendiri dan keluarga” kepada “hidup hanya untuk Tuhan dan pengabdian kepada orang miskin”.[3] Pertobatan Vincentius tidak terjadi mendadak melainkan melewati pergumulan pengalaman bertemu dengan kemiskinan dan lewat “bimbingan” rohani, antara lain yang amat menentukan adalah bimbingan dari Uskup Geneva, Santo Fransiscus de Sales.
Pengalaman rohani berkotbah di Folleville (tahun 1617) dan perjumpaan dengan kemiskinan di desa Chatillon les Dombes (1617) membuat Vincentius beralih dari kesibukan mencari diri sendiri dengan segala kecukupan material dan kenyamanan masa depan kepada kesibukan mengabdi Allah dalam diri orang-orang miskin dan sakit serta terlantar.
CM merupakan singkatan dari Congregatio Missionis atau Kongregasi Misi, kelompok romo-romo yang didirikan oleh Vincentius a Paulo dalam sebuah kontrak misi dengan seorang Nyonya Jenderal, de Gondi pada 17 April 1625.[4] CM saat ini beranggotakan hampir 4000 imam dan bruder dan tersebar di wilayah-wilayah Eropa, Afrika, Amerika Latin, Asia, dan Australia serta kepulauan pacifik (Catalogue CM 2009, Roma, Generalat CM.). Seperti pendirinya, Vincentius a Paulo, CM mengenakan semangat Kristus, yang mewartakan Injil kepada orang-orang miskin. Semangat itu diterjemahkan dalam karya-karya pendidikan para calon imam (seminari), pendidikan awam, berkarya di paroki dan universitas, serta aneka karya pastoral di keuskupan-keuskupan.[5]
Disamping CM, Vincentius juga mendirikan serikat Suster Puteri Kasih tahun 1633 bersama Santa Luisa de Marillac. Suster Puteri Kasih dalam sejarah Gereja adalah suster-suster pertama yang memiliki ciri khas dapat berkarya merasul, berkeliling dari pelosok desa ke desa atau di kampung-kampung kota, mengunjungi, merawat dan melayani orang-orang miskin. Sebab pada zaman itu, yang disebut “suster” haruslah tinggal dalam biara. Dalam sejarahnya, suster-suster Puteri Kasih termasuk para biarawati yang aktif melayani di garis depan merawat yang sakit dan terluka pada waktu perang, baik semasa perang saudara sesudah revolusi Perancis maupun Perang Dunia Pertama maupun Kedua. Tahun 1940, jumlah mereka pernah mencapai 45.000 suster, sebuah anggota tarekat religius yang sangat besar. Saat ini, jumlah mereka menyusut, tetapi masih terbesar di antara yang lain: 23.000 suster.[6]
Selain CM dan PK, Vincentius juga disebut pendiri Asosiasi Persaudaraan Cinta Kasih yang anggota-anggotanya terdiri dari ibu-ibu bangsawan di Paris dan sekitarnya. Pendirian Persaudaraan Kasih ini berawal dari peristiwa di Chatillon les Dombes, dimana dia berjumpa dengan keluarga miskin yang kelaparan. Dari sana, Vincentius menghimpun para dermawan untuk memperhatikan dan melayani orang miskin. Di Indonesia, asosiasi ini disebut AIC (Asosiasi Ibu-ibu Cinta Kasih).[7]
Tokoh Pembaharu
Vincentius dikenal sebagai salah satu imam pembaharu Gereja Katolik Perancis pada abad ke-17. Pierre Coste (1873-1935), salah satu sejarawan terkenal dan penulis biografi Vincentius, menyebutnya sebagai “Santo Agung dari Abad yang Agung.”[8] Maksudnya, Vincentius adalah salah satu tokoh besar Gereja Katolik yang hidup pada abad itu dimana Perancis dipenuhi dengan para tokoh hebat pembaharu spiritualitas, seperti Kardinal de Berulle, Andrea Duval, Franciskus de Sales (Geneva), Jean-Jacques Olier, dan seterusnya.
Vincentius adalah anak zamannya. Ia hidup di zaman Perancis memiliki banyak tokoh pembaharu Gereja Katolik. Apa kontribusi pembaharuan Vincentius? Yang menyolok dapat disebutkan dalam dua hal: 1) Vincentius mengubah “wajah Gereja”, dari Gereja yang carut marut oleh banyak perselisihan dan perang saudara kepada Gereja yang memperhatikan orang-orang miskin. Pada waktu itu, di Paris konon ada 10.000 imam yang tidak berbuat apa-apa, mereka hanya sibuk mencari penghasilan untuk diri sendiri dan keluarganya; dan 2) Vincentius “merevolusi” Gereja dalam hal pendidikan seminari, pendidikan khusus bagi para calon imam dalam Gereja Katolik. Vincentius dikenal sebagai pencetus sebuah perjumpaan hari Selasa, dimana para imam berkumpul untuk melakukan diskusi dan refleksi bagi pembinaan diri para imam. Perkumpulan itu disebut “Konferensi hari Selasa”.[9]
Henri Bremond, seorang sejarawan Gereja, mengatakan bahwa Vincentius adalah seorang mistikus aktif.[10] Ia pelayan yang berdoa dan kontemplatif. Kecintaannya kepada orang miskin dipondasikan pada pengalaman rohani yang mendalam; dan perjumpaannya dengan orang miskin dikontemplasikannya sebagai sebuah perjumpaan dengan Tuhan sendiri.[11]
Pada tahun 1633, seorang profesor Sorbone Paris, Perancis, Frederic Ozanam, mendirikan serikat sosial (atau SSV) yang saat ini berkembang pesat di seluruh dunia dengan anggota kurang lebih satu juta awam Katolik maupun dari agama lain. Ia menyebut Vincentius sebagai inspirasi spiritualitasnya. Ibu Teresa dari Calcuta India pernah mengatakan bahwa Santo Vincentius adalah inspirasi hidupnya.
Spiritualitas Vinsensian
Spiritualitas berarti kehidupan rohani sehari-hari untuk mencintai Allah. Cinta kepada Allah itu dalam pengertian Vincentius berarti bekerja keras untuk Allah: “Saudara-saudaraku, marilah mencintai Allah, sekali lagi marilah mencintai Allah, tetapi dengan mencucurkan keringat dan dengan menyingsingkan lengan baju”.[12].
Menurut Vincentius cinta kepada Allah dengan sendirinya bermuara dalam karya Allah, yaitu dalam usaha melaksanakan kehendak Allah. Oleh karena itu bagi Vincentius doa dan karya merupakan satu kesatuan: doa dilanjukan dalam karya, karya dibawa dalam doa dan karenanya menjadi subur. Vincentius tidak segan-segan menganjurkan kepada Puteri Kasih: “Bila Suster terpaksa meninggalkan doa untuk melayani orang miskin, jangan cemas, karena itu berarti meninggalkan Tuhan untuk berjumpa lagi dengan Tuhan dalam diri orang miskin”.[13] Ungkapan terakhir ini dapat diringkas: “Meninggalkan Tuhan untuk Tuhan.”
Kepada romo-romo CM, Vincentius mewariskan lima keutamaan untuk hidup rohani: Simplisitas (kesederhanaan), Kerendahan hati, Kelembutan hati, Matiraga, Semangat untuk menyelamatkan jiwa-jiwa. Sementara kepada para suster Puteri Kasih, ia mengatakan semangat: kesederhanaan, kerendahan hati, cinta kasih.[14]
Spiritualitas ini hingga saat ini mengalir kepada banyak orang Kristiani, bahkan umat dari agama lain, terutama kaum muda dalam upaya mereka untuk mewartakan Kabar gembira dan melayani orang miskin.
Referensi
- ^ Lih. Teks Liturgi Misa Vinsensian, Malang, Seminari Tinggi CM, 2004, hlm. 29.
- ^ Bdk. S. Ponticelli CM, “Vincentius de Paul. Bapak Orang Miskin”, dalam S. Ponticelli CM & Armada Riyanto CM, Sahabat-Sahabat Tuhan dan Orang Miskin, Malang, CM&PK, 2002, hlm. 3-5.
- ^ SV I, 18-19.
- ^ Jose Maria Roman CM, St. Vincent de Paul. A Biography, hlm. 107-133.
- ^ CM Global
- ^ Juana Elizondo PK, “Serikat Puteri Kasih: Presentasi Keadaannya Saat Ini”, dalam Serikat Kecil. Pustaka Spiritualitas Vinsensian, Vol. XVI, No. 2 September 2002-Febr 2003, hlm. 230-247.
- ^ Vincentian Family
- ^ Pierre Coste CM, Les Grand Saint du Grand Siecle, Vol. I-III, Paris, 1932; Pierre Coste juga mengedit dan mengumpulkan surat-surat serta konferensi Santo Vincentius dalam judul Saint Vincent de Paul: Correspondence, Entretiens, Documents, Paris 1920-1925, 14 volume, yang menjadi rujukan penting biografi dan spiritualitas St. Vincentius; rujukan himpunan surat-surat dan dokumen ini biasanya hanya disebutkan demikian SV IV, hlm…!
- ^ Jose Maria Roman CM, St. Vincent de Paul. A Biography, hlm. 363-385.
- ^ Henri Bremond, Anthologie des écrivains catholiques, prosateurs français du XVIIème siècle, 1919.)
- ^ Bdk. Matius 25: 31-46.
- ^ SV IX, 40.
- ^ Bdk. Jose Maria Roman CM, St. Vincent de Paul. A Biography, hlm. 443-504.
- ^ Armada Riyanto CM, “Lima Keuatmaan Vinsensian Plus”, dalam Serikat Kecil. Pustaka Spiritualitas Vinsensian, Vol. XVI, No. 2 September 2002-Febr 2003, hlm. 183-198.