Sindoedarsono Soedjojono

Pahlawan Revolusi Kemerdekaan
Revisi sejak 28 Juni 2010 10.32 oleh Angg (bicara | kontrib) (wikify)

Sindoedarsono Soedjojono (Kisaran, Sumatera Utara 14 Desember 191325 Maret, Jakarta, 1985) merupakan pelukis legendaris di Indonesia. Ia sering disebut sebagai Bapak Seni Lukis Indonesia Modern. Ia biasa ditulis dengan nama “S. Sudjojono” (dengan mengganti huruf “oe” dengan “u”).

Biografi

Masa sekolah

Soedjojono lahir dari keluarga transmigran asal Pulau Jawa. Orang tuanya adalah buruh perkebunan di Kisaran, Sumatera Utara. Ia lalu dijadikan anak angkat oleh seorang guru HIS, Yudhokusumo. Oleh bapak angkat inilah, Djon (nama panggilannya) diajak ke Jakarta (waktu itu masih bernama Batavia) pada 1925. Ia menamatkan HIS di Jakarta, lalu melanjutkan SMP di Bandung, dan menyelesaikan SMA di Perguruan Taman Siswa di Yogyakarta. Di Yogyakarta itulah ia sempat belajar montir sebelum belajar melukis kepada RM Pirngadie selama beberapa bulan. Sewaktu di Jakarta, ia belajar kepada pelukis Jepang, Chioji Yazaki.

Karir guru

Ia sempat menjadi guru di Taman Siswa seusai lulus dari Taman Guru di perguruan yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara itu. Ia ditugaskan oleh Ki Hajar Dewantara untuk membuka sekolah baru di Rogojampi, Madiun, tahun 1931.

Pelukis

Namun ia kemudian memutuskan untuk menjadi pelukis. Pada tahun 1937, ia ikut pameran bersama pelukis Eropa di Kunstkring Jakarya, Jakarta. Inilah awal namanya dikenal sebagai pelukis, Di tahun itu juga ia menjadi pionir mendirikan Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi). Oleh karena itu, masa itu disebut sebagai tonggak awal seni lukis modern berciri Indonesia. Ia sempat menjabat sebagai sekretaris dan juru bicara Persagi. Selain sebagai pelukis, ia juga dikenal sebagai kritikus seni rupa pertama di Indonesia. Lukisannya punya ciri khas kasar, goresan dan sapuan bagai dituang begitu saja ke kanvas. Objek lukisannya lebih menonjol kepada pemandangan alam, sosok manusia, serta suasana.

Pandangan Politik

Sebagai seorang kritikus seni rupa, ia dianggap memiliki jiwa nasionalis. Djon sering mengecam Basoeki Abdoellah sebagai tidak nasionalistis karena melukis perempuan cantik dan pemandangan alam. Dua pelukis ini pun kemudian dianggap sebagai musuh bebuyutan. Sengketa ini mencair ketika Ciputra, pengusaha penyuka seni rupa, mempertemukan Djon, Basoeki Abdoellah, dan Affandi dalam pameran bersama di Pasar Seni Ancol, Jakarta. Pada masa Orde Lama, ia pernah ikut dalam Lekra dan bahkan Partai Komunis Indonesia. Ia sempat menjadi wakil partai di parlemen. Namun, pada 1957, ia membelot. Tak berselang lama, ia bercerai dengan istri pertamanya, Mia Bustam. Ia lalu menikah dengan penyanyi seiosa, Rose Pandanwangi.

Daftar lukisan terkenal

  • Di Depan Kelambu Terbuka
  • Cap Go Meh
  • Pengungsi
  • Seko.

Penghargaan =

Pranala Luar

  • (Indonesia) [1]
  • (Indonesia) [2]