Jnana Widnyana Yoga

Revisi sejak 8 Juli 2010 07.58 oleh M. Adiputra (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi ''''''Jnana Widnyana Yoga''''' {{Sanskerta|ज्ञानविज्ञानयोग|Jñāna wijñāna yoga}} adalah bab ketujuh dalam kitab ''Bhagawadgita''. ...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Jnana Widnyana Yoga (Dewanagari: ज्ञानविज्ञानयोग; ,IASTJñāna wijñāna yoga, ज्ञानविज्ञानयोग) adalah bab ketujuh dalam kitab Bhagawadgita. Bab ini terdiri dari 30 sloka, yang membentuk dialog antara Kresna dan Arjuna, dua ksatria yang terlibat dalam perang di Kurukshetra. Ajaran yang terkandung di dalamnya menekankan hal-hal mengenai pemujaan dan penyerahan diri kepada Tuhan. Dalam bab ketujuh ini, Kresna masih menjelaskan bagaimana memusatkan pikiran kepada Tuhan. Kresna juga berkata bahwa sangat sedikit orang yang mampu menempuh jalan kesempurnaan tersebut.

Kresna menjelaskan bahwa ada empat macam manusia yang mendekatkan diri kepada Tuhan, yaitu orang yang sedang kesusahan, orang yang mencari ilmu, orang yang mengejar kekayaan, dan orang yang berbudi luhur. Di antara keempatnya, orang yang berbudi luhurlah yang dianggap mulia, sebab orang seperti itu tidak mengharapkan pahala dan menyerahkan diri kepada Tuhan secara tulus ikhlas. Sedangkan yang lain masih mengharapkan pahala dan belas kasih Tuhan.

Dalam bab ini, Kresna berkata bahwa orang yang kurang cerdas memuja para dewa dan menganggap pahala yang didapatnya diberikan oleh dewa yang dipujanya. Padahal para dewa hanyalah perantara, karena mereka tidak dapat memberikan anugrah tanpa kehendak Yang Mahakuasa. Meskipun demikian, pemujaan kepada para dewa tidak dilarang, justru diberikan pahala yang setimpal, sesuai dengan penyerahan diri kepada dewa yang dipuja. Dalam Bhagawadgita dijelaskan bahwa anugrah dari para dewa adalah hal-hal yang bersifat sementara, atau bersifat material. Anugrah yang utama adalah bersatu dengan Tuhan, yang merupakan tujuan akhir umat Hindu.