Kawat gigi

alat ortodontik
Revisi sejak 27 Agustus 2006 14.37 oleh 219.83.98.50 (bicara)

Di Indonesia, akhir-akhir ini banyak terlihat masyarakat, terutama public figure yang memakai alat pembantu orthodonti, yang biasa disebut kawat gigi atau behel (bracket). Sebenarnya apa manfaat behel, bagaimana cara kerjanya, mungkin tidak semua orang mengetahuinya, apalagi bagi orang-orang yang tidak bersentuhan dengan dunia kedokteran gigi.

Apakah tujuan pemakaian kawat gigi itu? Berapa macam jenis kawat gigi? Apa efek samping yang ditimbulkannya? Usia berapa yang tepat memakai alat tersebut? Berapa biaya yang dikeluarkan untuk pemasangan kawat gigi?

Di Indonesia, akhir-akhir ini banyak terlihat masyarakat, terutama public figure yang memakai alat pembantu orthodonti, yang biasa disebut kawat gigi atau behel (bracket). Sebenarnya apa manfaat behel, bagaimana cara kerjanya, mungkin tidak semua orang mengetahuinya, apalagi bagi orang-orang yang tidak bersentuhan dengan dunia kedokteran gigi.


1. Apakah orthodonti itu? Orthodonti berasal dari kata "ortho" yang berarti lurus dan "donti" yang artinya gigi. Jadi orthodonti artinya gigi lurus. Jadi yang dimaksud dengan orthodonti adalah suatu cara dari para dokter gigi spesialis untuk mendiagnosa, mencegah, merawat gigi (pertumbuhan, perkembangan gigi), variasi (wajah, rahang, gigi) dan memperbaiki abnormalitas dari hubungan gigi dan wajah. Sedangkan orthodontist sendiri adalah pelaku atau operatornya, atau biasa disebut ahli orthodonti.

Tetapi orthodontist tidak dapat disamakan dengan dentist (dokter gigi). Karena dentist berarti dokter yang menangani secara umum, sedangkan orthodontist merupakan suatu keahlian (spesialis). Maka dari itu, berdasarkan asas legalitas, dokter umum tidak berhak melakukan orthodonti, tetapi dokter umum bisa mempelajari ilmu ortho. Jika ada yang melakukannya, hal itu bisa disebut malpraktek.

2. Apa alasan orang memakai kawat gigi? Alasan orang memasang kawat, itu tergantung dari sudut pandang dan kebutuhan masing-masing. Biasanya untuk tujuan estetika atau kosmetik, karena dalam pengertian dia, akan menjadi lebih cantik. Para orang tua, karena kebanyakan pemakainya adalah anak-anak, dorongannya lebih kearah itu. Mereka tidak memperhatikan bahwa ada hal lain.

Dari sudut pandang medis, untuk tujuan estetis, tidak hanya sekedar memperbaiki gigi yang terlalu maju atau belakang, tapi juga untuk melengkapi kecantikan. Fungsi lain dari meratakan gigi, berdasarkan aspek medis adalah memperbaiki fungsi pengunyahan. Kaitannya dengan kesehatan secara keseluruhan yaitu menyangkut sistem pengunyahan, kesehatan pencernaan, fungsi bicara dan penyakit sendi rahang yang lain.

Tapi ada beberapa kasus yang murni karena alasan estetis saja. Kasus dimana medis secara keseluruhan kawat itu tidak sesuai lagi. Jika dilihat sepintas, orang seperti melihat susunan kawat yang menempel pada gigi saja, padahal sebetulnya banyak komponennya. Ada bedah, yang dilakukan untuk memperbaiki fungsi. Atau aksesoris lain, misal karet yang berwarna-warni.

3. Ada berapa macam jenis kawat gigi? Kawat yang dapat meratakan gigi. Tetapi bukan jenis kawat yang sering kita temui. Menurut jenisnya, bracket (bagian yang menempel) pada kawat gigi untuk tujuan estetis atau kosmetik ada yang bisa dilihat dan tidak bisa dilihat. Yang bisa dilihat, bahannya dari metal, yang sekarang ini perkembangannya sudah cukup mengalami kemajuan. Ada banyak jenis metal, yaitu metal biasa (stainless) dan logam mulia atau emas. Biasanya orang barat yang suka pakai emas.

Disamping itu ada juga yang tidak bisa dilihat (invisible) atau yang biasa disebut dengan transparan. Bahannya biasanya dari ceramid atau porselen (plastik). Tetapi sekarang tidak banyak digunakan lagi, hanya pada kasus-kasus tertentu.

Selain bracket-nya, juga ada komponen kawatnya. Kawat ini banyak macamnya dan sangat lentur, biasanya terbuat dari bahan titanium, cooper sampai stainlessteel, tergantung fungsi masing-masing. Ada juga temuan terbaru yaitu kawat yang didisain sedemikian rupa untuk mengikuti suhu tubuh, sehingga akan lentur mengikuti suhu tubuh. Bahan logam ini sebagai hasil sampingan dari teknologi ruang angkasa.

Untuk kawat giginya itu sendiri ada yang bersifat permanen artinya tidak dapat dilepas dan dipasang, lalu ada juga yang bersifat bisa dilepas dan dipasang. Menurut saya, lebih baik menggunakan yang permanen, terutama bagi orang yang kurang disiplin, karena hal ini sangat efisien, artinya tidak perlu melepas dan memasangnya kembali.

4. Bagimana mekanisme dari kawat gigi? Mekanismenya yaitu dia mengatur, mendorong dan menahan pergerakan gigi. Kita tahu bahwa gerakan gigi ada yang secara keseluruhan gigi bergerak (bodily movement), ada juga yang hanya sebagian saja. Hal itu berpengaruh pada penentukan jenis bracketnya, yang juga didasarkan pada kebutuhan. Yang penting, baracket itu bisa menolong gigi untuk bergerak secara tiga dimensi, yaitu gerak atas-bawah, naik-turun dan ke kiri-kanan. Yang penting kesegala arah.

5. Apa saja kebaikan dan keburukan dari orthodonti? Kenapa ada ilmu ortho? Jawabnya pasti untuk mengatasi kelainan atau hal yang tidak diharapkan. Jadi tidak ada keburukannya. Secara prosedural, orthodonti akan mengubah penampilan orang, termasuk muka dan profil wajah, tetapi tidak secara keseluruhan.

Keburukannya, misalnya dari dokternya yang tidak menguasai ilmu, lalai, dsb, sehingga bukannya terobati malah menimbulkan kelainan maloklusi (kesalahan hubungan gigi atas dan bawah). Sedang dari segi pasiennya, karena pemakaian dilakukan dalam jangka waktu lama, maka diperlukan kerja sama. Usahakan kontrol pada waktunya, jangan malas. Karena tidak disiplin menyebabkan rapuh giginya, gigi berlubang, gusi meradang dan gerakan gigi tidak sesuai.

6. Apa saja efek samping dari pemakaian kawat gigi? Perawatan ortho bertujuan untuk memperbaiki fungsi bicara, estetis muka, sudut bibir, rahang, senyum. Kalau hal-hal tersebut menjadi lebih jelek, berarti ada yang tidak benar. Penting sekali untuk mendata kondisi pasien sebelum dan sesudah dirawat. Yang paling penting adalah, pada waktu pertama kali diperiksa, dokter harus menanyakan apa keluhannya dan coba mencarikan pemecahan masalahnya. Tetapi sejauh ini, saya tidak melihat ada efek samping dari pemakaian kawat gigi, misalnya bicara menjadi cadel. Paling hanya peradangan gusi atau sariawan, itupun pada wal pemakaian.

7. Bagaimana proses pemasangan behel dari awal sampai akhir? Proses dari awal sampai akhir sebenarnya sesuai standar. Pada proses awal ini, setidaknya membutuhkan waktu kurang lebih tiga minggu, dengan frekuensi kedatangan satu kali dalam seminggu.

Pada kunjungan pertama, pasien datang diperiksa, kemudian ditanya apa keluhannya dan apa alasan ingin memakai behel. Karena banyak yang hanya ikut-ikutan, untuk estetis, untuk menjaga gengsi, untuk mendapatkan status (karena hanya kelas tertentu yang dapat menggunakan behel) atau berdasarkan kebutuhan medis. Setelah itu dapat dilakukan stimulasi komputer, yaitu membandingkan wajah pasien sebelum dan sesudah pemakaian kawat gigi.

Setelah pasien itu setuju dan bersedia menjalani perawatan, maka dia datang yang kedua kali. Dalam kunjungan keduanya itu, dilakukan diagnosa, untuk mengetahui perlu-tidaknya diadakan pencabutan gigi. Tahap selanjutnya adalah pencetakan, rontgen foto kemudian menganalisa hasil rontgen.

Baru pada kedatangan ketiga kalinya, pasien datang membawa hasil rontgen dan pemasangan alat-alat, baik bracket, kawat, dsb.

Setelah alat terpasang, pasien harus rutin melakukan kontrol. Waktu kontrol antara tiga sampai empat minggu sekali. Mengapa? Karena alat efektif bekerja aktif dalam waktu tiga sampai empat minggu. Jika kurang dari tiga minggu masih aktif tetapi sayang untuk diganti. Sedangkan lebih dari empat minggu alat sudah tidak aktif lagi. Maka itu harus tiga sampai empat minggu karena dapat dipertanggungjawabkan. Jika tidak melakukan kontrol, pasien hanya buang waktu dan uang saja.

8. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk pemakaian kawat gigi? Ada yang menjanjikan dalam waktu enam bulan sampai satu tahun, pasti akan beres. Itu tidak benar. Waktu pemakaian kawat gigi yang wajar adalah 1,5 sampai dua tahun. Itu meliputi dari proses awal pemasangan (3x3 minggu) sampai selesai, dalam arti sudah stabil.

Masa lebihnya digunakan untuk menahan agar gigi tidak kembali ke kondisi semula. Setelah behel dilepas semua, perlu penahan sebagai perawatan aktif. Masa ini biasa disebut masa retensi. Jadi setelah dilepas, perlu difollow up dengan alat lain yang bisa dilepas dan dipasang.

Pemakaiannya biasanya mengikuti lamanya penggunaan kawat gigi. Misalnya kawat dipakai selama 2 tahun, maka alat retensi juga dipakai selama dua tahun. Cuma bedanya, dalam masa retensi, dokter sudah tidak bertanggung jawab, artinya tidak kontrolpun tidak masalah. Jadi sangat didukung dari kedisiplinan pasien.

Tujuan retensi adalah sebagai masa peralihan. Dulu gigi ditahan oleh kawat kemudian kawatnya dilepas. Ditakutkan ada kemungkinan jika gigi tidak ditahan, akan kembali ke kondisi semula. Memang tidak semua orang berpotensi giginya akan berubah. Tetapi sebagai alat pencegah saja fungsinya.

Alat penahan ada dua macam. Yaitu yang permanen, yang direkatkan di bagian dalam gigi sehingga tidak terlihat dari luar, dan yang bisa dilepas dan dipasang. Idealnya, lebih baik memakai yang permanen di bagian dalam sehingga tidak terlihat dari luar.

9. Adakah efek samping bagi organ tubuh yang lain dari pemakaian behel ini? Efek samping terhadap organ tubuh yang lain, sepanjang pengetahuan saya tidak pernah ada keluhan tentang itu, baik dari anak-anak maupun orang dewasa. Lagipula sakit itu relatif. Biasanya hanya peradangan di mulut atau sariawan.

10. Berapa biaya yang dibutuhkan untuk pemasangan kawat gigi? Biaya sebetulnya relatif. Secara umum besarnya antara Rp 3,5 sampai 25 juta. Jika biayanya kurang dari Rp 3,5 juta, tarifnya tidak logis. Artinya angka tersebut tidak bisa menutup pengeluaran. Bisa jadi orang yang melakukan bukan spesialis atau bahan yang digunakan bukan yang baik, atau dikurangi. Tetapi jika Rp.25 juta juga perlu dilihat dimana dia berpraktek. Mungkin di tempat yang sewa tempatnya tinggi. Ada kecenderungan bagus walaupun tidak selalu karena ada juga yang bukan spesialis berani memasang tarif tinggi. Jadi harga yang normal itu berkisar Rp 7,5-9,5 juta. Jumlah ini diluar biaya kontrol.


zamroni (pt. flora sawita chemindo medan)