Dalam mitologi Hindu, Mucukunda (Dewanagari: मुचुकुण्ड; ,IASTMucukuṇḍa, मुचुकुण्ड) adalah seorang raja dari kalangan dinasti Surya, putra Mandata, dan disebut "Raja Para Manusia".[1] Mucukunda membantu para dewa memenangkan peperangan melawan Tarakasura selama bertahun-tahun. Pengabdiannya telah membuatnya jauh dari kenikmatan duniawi. Akhirnya masa pengabdian Mucukunda berakhir setelah Kartikeya diangkat menjadi jenderal para dewa. Didasari rasa terima kasih atas bantuan Mucukunda selama bertahun-tahun, maka para dewa memberi kesempatan kepada Mucukunda untuk meminta suatu anugrah.

Mucukunda berkata bahwa ia telah lelah dalam pertarungan yang panjang selama bertahun-tahun. Ia ingin beristirahat dalam jangka waktu panjang, sehingga ia meminta anugrah agar ia bisa tidur dalam jangka waktu yang lama dan siapa pun yang berusaha membangunkannya dengan paksa akan terbakar oleh api kemarahannya. Anugrah itu pun dikabulkan oleh para dewa. Akhirnya Mucukunda mencari sebuah gua sebagai tempat beristirahat. Setelah menemukan gua yang cocok, ia pun memulai istirahat panjangnya.

Bertahun-tahun kemudian, saat menikmati tidur nyenyaknya, seorang raksasa bernama Kalayawana menendangnya. Sebenarnya Kalayawana bermaksud menantang Kresna yang bersembunyi dalam gua tersebut. Karena keadaan gua yang remang-remang, ia menyangka tubuh Mucukunda sebagai tubuh Kresna. Mucukunda yang merasa tidurnya terganggu, segera bangun dengan perasaan marah. Ia memandang Kalayawana dengan sorot mata penuh amarah sehingga Kalayawana terbakar hingga menjadi abu. Setelah membakar Kalayawana, Mucukunda keluar dari gua. Kemudian ia pergi ke gunung Gandhamadana untuk bertapa.[1]

Lihat pula

Catatan kaki

Pranala luar