Pembicaraan:Planet katai
Ini adalah halaman pembicaraan untuk diskusi terkait perbaikan pada artikel Planet katai. Halaman ini bukanlah sebuah forum untuk diskusi umum tentang subjek artikel. |
|||
| Kebijakan artikel
|
||
Cari sumber: "Planet katai" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · HighBeam · JSTOR · gambar bebas · sumber berita bebas · The Wikipedia Library · Referensi WP |
Kalau mengikuti kebiasaan yang dipakai di kalangan astronomi (Indonesia), kata dwarf diterjemahkan menjadi "katai" bukan "kerdil". Contohnya, white dwarf (suatu tahap dalam evolusi bintang) diterjemahkan jadi "katai putih". Silakan diverifikasi. Dulu pernah terbit Kamus Istilah Astronomi (judul tepatnya lupa) karya Prof. Bambang Hidayat dari Astronomi ITB. Kembangraps 13:10, 25 Agustus 2006 (UTC)
- OK saya percaya saja kalau ada referensinya. tapi ngomong2 kalau mendengar kata "katai" yang saya bayangkan pertama adalah "ayam katai". :-) Meursault2004 13:20, 25 Agustus 2006 (UTC)
Referensi online saya tidak ketemu. Buku itu terbitan tahun '80-an. Saya saat ini tidak bisa verifikasi. Mungkin ada orang Astro ITB yang bisa bantu? [Dulu saya (masih SD) juga bingung dengan istilah 'katai' itu]. Btw, 'katai' toh sama dengan 'kerdil'. Kembangraps 13:23, 25 Agustus 2006 (UTC)
- Kalau mencari di Google dengan keyword "astronomi katai" memang ada sih link2 yang menggunakan istilah katai = dwarf. Kebanyakan merujuk kepada "bintang katai putih" (en:White dwarf) - bahkan artikel Acrux dan Energi gelap di :id sendiri ternyata juga mengandung istilah ini. Ada pula artikel dr ITB dan Pikiran Rakyat. Mungkin memang istilah "katai" lebih umum dlm astronomi ya? Referensi saya untuk menggunakan istilah "kerdil" hanya dtg dr artikel Kompas (yang penulisnya saya rasa bukan org astronomi) Apakah mau diganti? Hayabusa future (bicara) 13:42, 25 Agustus 2006 (UTC)
Mungkin bisa tanya ahlinya, sepertinya si Pengguna:Gabriel Iwan Prasetyono tahu. borgx(kirim pesan) 01:37, 26 Agustus 2006 (UTC)
Halo, masih gagap neh.. maklum orang baru :). Kami biasa menggunakan istilah 'katai' bukan 'kerdil'. Mengapa begitu? Entah ya.. mungkin sudah tradisi. :p Tapi nanti coba saya diskusikan dengan Pak Bambang Hidayat. Sebagai dedengkot, saya kira memang beliau-lah yg mem-populerkan 'istilah' katai. Sebagai tambahan saja.. astronomi adalah ilmu yang sangat menghormati tradisi. Sebagai contoh.. di Bulan tidak ada laut, tetapi bagian dataran rendah di Bulan tetap disebut sebagai 'mare' yang artinya laut. Contoh lainnya, peng-klasifikasian spektrum bintang yang awalnya menurut abjad A, B, C, D, dst, ketika didapati bahwa urutan yg benar adalah O,B,A,F,G,K,M tidak serta-merta urutannya dirombak lagi. Perdebatan mengenai Pluto-pun saya kira adalah perdebatan antara yang menginginkan kejelasan dan yang ingin menghormati tradisi. --geboy 07:34, 26 Agustus 2006 (UTC)
- Sebetulnya bukan hanya masalah tradisi, sebagaimana yang diungkapkan bung geboy, tapi masalah penataan 'tata-bahasa', memang seringkali bahasa indonesia mempunyai keserupaan makna untuk menterjemahkan istilah asing, seperti dwarf = kerdil, katai, bajang, tetapi untuk menetapkan sebagai kosa-kata yang baku dalam kazanah sains (khususnya astronomi) di Indonesia, maka ditetapkan (secara de facto) kata katai digunakan sebagai penyulih kata dwarf.--nggieng