Museum Mandiri
Sejarah museum
Museum Bank Mandiri terletak di Jl. Lapangan Stasiun No. 1 Jakarta-Kota
Museum yang menempati area seluas 10.039 m2 ini pada awalnya adalah gedung Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) atau Factorji Batavia yang merupakan badan operasi sistem tanam paksa yang merupakan reinkarnasi VOC yang telah bangkrut
Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) dinasionalisasi pada tahun 1960 menjadi salah satu gedung kantor Bank Koperasi Tani & Nelayan (BKTN) Urusan Ekspor Impor, kemudian bersamaan dengan lahirnya Bank Ekspor Impor Indonesia (BankExim) pada 31-12-1968, gedung tsb pun beralih menjadi kantor pusat Bank Export import (Bank Exim), hingga akhirnya legal merger Bank Exim bersama Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD) dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) ke dalam Bank Mandiri (1999), maka gedung tersebut pun menjadi asset Bank Mandiri yang sekarang dimanfaatkan sebagai Museum Bank Mandiri.
Arsitektur bangunan museum
Gedung Museum Bank Mandiri (ex-Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM)) dirancang arsitek belanda yaitu J.J.J de Bruyn dan A.P. Smits dan C. van de Linde, Gedung ini mulai dibangun tahun 1929 tanggal 14 Januari 1933 Oleh C.J Karel Van Aalst, Presiden NHM ke-10. Gedung ex-NHM ini tampak kokoh dan megah dengan arsitektur Niew Zakelijk atau Art Deco Klasik
Koleksi museum
Koleksi museum terdiri dari berbagai macam jenis blanko, brankast, Souvenir dan barang-barang yang ada kaitannya dengan Bank tempo dulu.