Evolusi

perubahan dalam karakter yang diwariskan dari populasi biologi dari generasi ke generasi
Revisi sejak 7 April 2005 04.00 oleh Jacinta (bicara | kontrib) (membetulkan salah kaprah)

Evolusi pada dasarnya berarti proses perubahan dalam jangka waktu tertentu. Dalam konteks biologi modern, evolusi berarti perubahan frekuensi gen dalam suatu populasi. Akumulasi perubahan gen ini menyebabkan terjadinya perubahan pada makhluk hidup. Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun sebenarnya ide tentang teori evolusi telah berakar sejak jaman Aristoteles.

Jean Baptiste de Lamarck, seorang naturalis dari Perancis, adalah ilmuwan pertama yang mengajukan ide terjadinya perubahan terhadap makhluk hidup seiring dengan waktu sebagai akibat dari pengaruh lingkungan.

Darwin adalah seorang naturalis Inggris yang mengikuti ekplorasi kapal HMS Beagle untuk membuat peta pelabuhan dunia pada tahun 1831. Di sepanjang perjalanan inilah Darwin meneliti berbagai hewan dan tumbuhan yang dijumpainya. Darwin berada di Kepulauan Galapagos selama kurang lebih 2 bulan dan melakukan berbagai pengamatan terhadap bermacam hewan yang ada di kepulauan terpencil itu. Melalui pengamatan inilah Darwin membentuk embrio teori evolusi.

Salah satu pendapat yang salah mengenai teori evolusi adalah pendapat bahwa "manusia berasal dari kera". Dalam publikasi tulisannya, Darwin tidak pernah menyebutkan bahwa manusia berasal dari kera. Menurut teori yang diajukannya, Darwin menyatakan bahwa nenek moyang manusia dan kera adalah sama. Hal ini didasarkan pada pengamatannya yang menunjukkan banyaknya persamaan ciri yang dimiliki oleh manusia dan kera.

Teori yang sering dianggap berlawanan dengan teori evolusi adalah teori penciptaan (creationism) yang mempercayai bahwa makhluk hidup dan segala jenisnya tercipta karena adanya campur tangan dari Tuhan.