Bait Ketiga, juga dikenal sebagai Bait Suci Yehezkiel, adalah gagasan dan keinginan keagamaan pada Agama Yahudi yang berakar dalam Alkitab Ibrani, dan disebutkan dalam banyak doa-doa Yudaisme untuk pengembalian dan pembangunan kembali Bait Allah di Yerusalem yang dulunya berdiri sebagai Bait Pertama dan Bait Kedua yang dihancurkan oleh orang-orang Babilonia kuno dan Romawi.

Sejak kehancuran Bait Kedua pada tahun 70 M, para penganut agama Yahudi yang taat telah menyatakan keinginan mereka untuk melihat berdirinya bangunan Bait Ketiga di Bukit Bait Suci. Doa untuk tujuan ini telah menjadi bagian resmi dari tradisi Yahudi dalam pelaksanaan tiga kali layanan doa harian Yahudi. Walaupun saat ini tetap belum terbangun, gagasan dan keinginan atas Bait Ketiga dipandang suci dalam Agama Yahudi, khususnya Yahudi Ortodoks, yaitu sebagai tempat ibadah yang belum terwujud. Para nabi Yahudi dalam Tanakh menyerukan pembangunannya, yang akan terpenuhi di era Mesianik Yahudi.

Rencana pembangunan kembali Bait Ketiga juga memainkan peran penting dalam beberapa interpretasi atas Eskatologi Kristen.

Denah kuno yang belum dibangun mengenai suatu Kuil Yahudi dapat ditemukan di berbagai sumber, terutama di Bab 40-47 dari Kitab Yehezkiel (pengelihatan Yehezkiel yang mendahului Bait Kedua), dan di Naskah Kuil yang ditemukan di Qumran di antara Naskah Laut Mati.